Pasukan Israel pada Rabu (28 Agustus), melancarkan operasi anti-teror besar-besaran di Tepi Barat Yordan. Militer Israel mengklaim telah menewaskan sembilan militan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menekankan komitmen untuk mempertahankan keamanan nasional dan memastikan seluruh warga negara kembali ke rumah dengan selamat
oleh Zhao Fenghua dan Rong Yu, koresponden New Tang Dynasty Television
Pada Rabu dini hari, militer Israel memulai operasi militer besar di Tepi Barat Yordan, menewaskan sembilan militan.
“Pasukan Pertahanan Israel memulai operasi anti-teror di Jenin dan Tulkarm. Kami menyerang militan teroris dari udara dan darat, membongkar bahan peledak yang ditanam di bawah jalan dan menyita sejumlah besar senjata,” ujar juru bicara Kantor Perdana Menteri Israel, David Mencer.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi pasukan Israel yang ditempatkan di perbatasan Israel dengan Lebanon.
“Beberapa hari lalu, kami berhasil menggagalkan serangan Hizbullah terhadap Israel dan menghancurkan ribuan roket jarak pendek,” ujarnya.
“Kapan cerita ini berakhir? Hanya ketika kami bisa memulihkan keamanan dan memastikan warga bisa pulang dengan selamat.”
Pada Selasa (27 Agustus), militer Israel merilis video serangan terhadap fasilitas militer Hizbullah di Lebanon dan menyatakan bahwa pasukan Israel menemukan dan menghancurkan sebuah organisasi teroris di sebuah fasilitas militer di Odaisseh, Lebanon Selatan.
Pada Rabu, seorang sandera Israel berhasil diselamatkan, Alkadi, telah keluar dari rumah sakit dan kembali ke kampung halamannya, di mana ia disambut hangat oleh warga setempat.
Alkadi mengatakan dia berdoa untuk para sandera yang belum dibebaskan.
Sandera yang dibebaskan, Qaid Farhan Alkadi, mengatakan: “Baik mereka orang Arab atau Yahudi, ada keluarga yang menunggu mereka. Mereka juga ingin merasakan kegembiraan. Saya berharap, saya berdoa agar semua ini segera berakhir.”
Baru-baru ini, Pentagon menyatakan bahwa dua kelompok kapal induk Angkatan Laut ASÂ diperintahkan agar tetap berada di Timur Tengah, sebagai bagian dari komitmen Amerika Serikat untuk mendukung pertahanan Israel dari ancaman Iran dan sekutu serta agen mereka di wilayah tersebut. (Hui)