Rencana Iran untuk membunuh PM Israel Terungkap, Lebanon dan Israel Khawatir akan Terjadi Perang Total

Seorang pria Israel diadili atas dugaan keterlibatannya dalam rencana Iran untuk membunuh pemimpin Israel. Pria tersebut ditangkap oleh polisi Israel bulan lalu

oleh Yi Jing, New Tang Dynasty Television

Shin Bet, badan keamanan nasional Israel, pada  Kamis (19/9/2024) menyatakan bahwa pria yang ditangkap tersebut telah dua kali menyusup ke Iran, di mana ia bertemu dengan pejabat Iran, termasuk petugas intelijen. Iran menawarkan kompensasi besar kepadanya dan meminta agar ia melakukan serangkaian misi rahasia untuk Iran, termasuk membunuh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, serta kepala Shin Bet.

Kepala keamanan kepolisian Israel, Benjamin, mengatakan, “Tindakan cepat dan tegas penyelidik berhasil menghentikan rencana tersebut dan mencegah eskalasi insiden yang berpotensi mengguncang negara.”

Pria yang dituduh itu hadir di pengadilan pada  Kamis dan membantah bahwa dirinya memiliki niat untuk mengkhianati negaranya.

Shin Bet mengungkapkan bahwa penangkapan terbaru ini menunjukkan Iran berusaha merekrut warga Israel untuk mengumpulkan intelijen dan menjalankan misi teror di Israel.

Di saat yang sama, ketegangan antara Israel dan Lebanon semakin meningkat di perbatasan, sementara perang intelijen juga sedang berlangsung.

Dalam dua hari terakhir, alat komunikasi seperti pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh anggota Hizbullah yang didukung Iran meledak secara massal di beberapa lokasi di Lebanon, menyebabkan setidaknya 37 orang tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka.

Sumber-sumber mengatakan bahwa badan intelijen Israel, Mossad, telah menyusup ke rantai pasokan peralatan Hizbullah dan menanam bahan peledak dalam sekitar 5.000 perangkat sebelum tiba di Lebanon.

Akibat ledakan ini, pada  Kamis, pemerintah Lebanon melarang penumpang membawa pager dan walkie-talkie ke dalam penerbangan dari Bandara Beirut. Tentara Lebanon juga melakukan ledakan terkendali terhadap perangkat telekomunikasi yang mencurigakan di beberapa lokasi.

Pada hari yang sama, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengutuk serangan Israel terhadap ribuan anggota Hizbullah sebagai kejahatan perang dan menganggapnya sebagai “deklarasi perang.”

Saat Nasrallah menyampaikan pidatonya di televisi, jet tempur Israel terbang di atas Beirut, menyebabkan suara ledakan yang memekakkan telinga.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan, “Seiring waktu, Hizbullah akan membayar harga yang semakin besar.”

Menurut sumber yang mengetahui situasi ini, Israel baru-baru ini memindahkan sebuah divisi yang terdiri dari ribuan komando dan pasukan penerjun payung dari selatan ke utara. Pentagon Amerika Serikat khawatir bahwa perang besar antara Israel dan Hizbullah bisa segera meletus. (hui)