EtIndonesia. Awal tahun ini, fotografer satwa liar Tom Vierus berangkat dalam ekspedisi fotografi World Wildlife Fund (WWF) di Pulau New Britain, Papua Nugini. Selama perjalanannya, dia memotret beberapa spesies burung yang berbeda tetapi tidak mengenali semuanya.
Salah satu burung yang tidak dikenalinya memiliki tubuh abu-abu, wajah oranye, dan merah di sekitar mata mereka. Dia mengunggah foto burung misterius ini ke iNaturalist, sebuah platform identifikasi hewan dan tumbuhan berbasis komunitas untuk mencoba mencari tahu siapa dia. Komentar yang dia lihat di bawah fotonya mengejutkannya.
Seorang komentator mengemukakan bahwa burung yang dia unggah adalah burung elang New Britain. Di bawah saran itu, komentator lain menulis: “Apakah ini sah? Itu seharusnya spesies yang hilang.”
Pada saat foto ini diambil, dokumentasi terakhir burung elang New Britain tercatat pada tahun 1969 dan disimpan di Museum Sejarah Alam di New York. Burung itu tidak pernah difoto.
Beberapa komentator iNaturalist lainnya mengonfirmasi bahwa burung itu sebenarnya adalah burung elang New Britain, dan Vierus adalah orang pertama yang memotretnya.
“Saat itu saya tidak menyadari betapa pentingnya hal itu,” kata Vierus dalam siaran pers WWF. “Sungguh mengejutkan bahwa foto ini tampaknya menjadi yang pertama dari ‘spesies yang hilang!'”
Foto Vierus yang kini terkenal hampir tidak pernah terjadi — dia memotretnya secara spontan.
“Burung elang itu sangat jauh, dan saya baru menyadarinya dalam sekejap saat memotret burung lain di dekatnya,” kata Vierus kepada The Dodo.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun burung elang New Britain dianggap “hilang,” ada beberapa penampakan burung langka itu oleh orang Papua, Austronesia, dan penduduk asli lainnya yang tinggal di pulau itu. Dalam bahasa setempat, burung itu disebut keango atau kulingapa.
Meskipun orang mungkin mengasosiasikan wajah oranye burung itu dengan burung berwarna-warni seperti burung beo atau macaw, burung elang New Britain sebenarnya adalah burung pemangsa. Seperti burung pemangsa lainnya, mereka adalah karnivora yang memiliki penglihatan yang sangat baik.
Sayangnya, burung yang sulit ditangkap ini diklasifikasikan sebagai spesies yang rentan karena hilangnya habitat. Vierus berharap fotonya akan menginspirasi peningkatan upaya konservasi.
“Sungguh luar biasa melihat bagaimana fotografi konservasi dapat membantu menjaga kawasan dengan mendokumentasikan keanekaragaman hayati yang ada dan juga menjadi pengingat yang baik tentang betapa pentingnya penceritaan visual,” kata Vierus.
Para pecinta burung dari seluruh dunia sangat senang akhirnya bisa melihat burung yang selama puluhan tahun luput dari perhatian fotografer.
“Sungguh penemuan yang bersejarah!” tulis seorang komentator di iNaturalist.(yn)
Sumber: the dodo