Australia, Kanada, dan Selandia Baru  Membahas Perdagangan dan Keamanan di KTT ASEAN di Laos 

Ketiga negara menyoroti pentingnya kerja sama antara sekutu yang sejalan dalam menghadapi masalah ekonomi dan politik global

Alfred Bui

Para pemimpin Australia, Kanada, dan Selandia Baru akan mengadakan pertemuan trilateral yang bertujuan memperkuat kerja sama di bidang ekonomi dan politik.

Pertemuan ini berlangsung saat ketiga pemimpin tersebut mengunjungi Vientiane, Laos, untuk menghadiri KTT ASEAN ke-44.

Dalam konferensi pers sebelum pertemuan pada 10 Oktober, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan bahwa ketiga negara tersebut telah bekerja pada beberapa “inisiatif mineral penting yang sangat baik” serta menjaga Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).

CPTPP adalah perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan 11 negara di kawasan Asia Pasifik dan sekitarnya, di mana Kanada, Australia, dan Selandia Baru termasuk di dalamnya.
Menurut pemerintah Australia, CPTPP akan berupaya mengurangi tarif di sektor-sektor utama dan menyederhanakan perdagangan.

Trudeau juga menyatakan bahwa ketiga negara tetap menjadi mitra keamanan yang kuat sebagai bagian dari aliansi Five Eyes, dan mereka juga sedang memantau situasi di Timur Tengah dengan sangat cermat.

“Kami sejalan dalam mendorong de-eskalasi kekerasan, perlindungan warga sipil, bantuan kemanusiaan, dan juga semua dari kami berkomitmen pada jalan menuju solusi dua negara, yang membutuhkan banyak kerja yang sedang kami teruskan,” katanya.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menekankan bahwa ketiga negara memiliki kepentingan dan nilai-nilai bersama, yang tercermin dalam cara mereka bekerja sama dalam banyak masalah internasional.

“Ekonomi kita akan diuntungkan dari mineral penting, dan sebanyak yang kita kerjakan di bidang-bidang tersebut serta bekerja sama di forum internasional,” katanya.

“Sebagai tiga dari mitra Five Eyes, kami juga memiliki peran penting dalam keamanan nasional, dan kami berbagi dukungan untuk nilai-nilai demokratis, dukungan untuk hak asasi manusia, penentangan terhadap kekerasan, dan beberapa konflik yang kita lihat di dunia.”

Albanese juga mengatakan bahwa para pemimpin akan terus terlibat dalam forum internasional dengan negara lain, dan ia menantikan pertemuan trilateral tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon memperingatkan bahwa dunia sedang bergerak dari aturan hukum ke “aturan kekuasaan.”

Selain itu, ia mencatat bahwa penting bagi ketiga negara untuk menemukan area kepentingan bersama dan memperkuat posisi mereka dalam isu-isu Timur Tengah.

Luxon juga berbicara tentang Indo-Pasifik. “Kami merasa sangat kuat bahwa masa depan kami ada di Indo-Pasifik,” katanya.

“Kami melihat semakin banyak isu-isu keamanan yang sangat terkait dengan kemakmuran ekonomi dan sebaliknya.” (asr)