Surabaya- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim) berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya menggelar East Java Economic Forum (EJAVEC) ke-11 pada Rabu, 23 Oktober 2024. Forum ini mengangkat tema “Optimalisasi Sektor Ekonomi Unggulan dan Stabilitas Harga untuk Memperkuat Ketahanan dan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur.”
Acara yang diselenggarakan di Surabaya ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Erwin Gunawan Hutapea, Kepala KPw BI Jatim, Prof. Dr. Dian Agustia (Dekan FEB Unair), serta Ir. Joko Irianto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur. Sebagai pembicara utama, hadir pula Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D dari Universitas Gadjah Mada dan Prof. Iwan Jaya Azis dari Cornell University, yang turut membagikan pandangan terkait penguatan ekonomi berbasis riset.
Dalam keynote speech-nya, Erwin Gunawan Hutapea menggarisbawahi pentingnya riset yang terstruktur dan berbasis kebijakan (research-based policy) untuk menghadapi ketidakpastian pasar global. Beliau menekankan bahwa EJAVEC Forum telah berkembang secara signifikan, dengan 163 full paper yang dipresentasikan pada tahun ini, meningkat 36% dari tahun-tahun sebelumnya. Tema yang diangkat tahun ini mencerminkan fokus untuk menjaga stabilitas harga, terutama melalui kolaborasi erat dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) guna memastikan distribusi pasokan yang merata di Jawa Timur.
Erwin juga menyoroti tantangan global seperti ketidakpastian geopolitik dan pasar keuangan, serta bagaimana Jawa Timur terus menjaga stabilitas dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,7%-5,5% pada 2024 dan inflasi yang diperkirakan tetap terkendali di angka 2,5%±1%.
Sementara itu, Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, dalam pidato pembukaannya, menegaskan pentingnya inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi. Beliau menyampaikan bahwa pada triwulan II 2024, ekonomi Jawa Timur berhasil tumbuh 4,98% (yoy), didukung oleh sektor pertanian dan kuatnya permintaan ekspor yang meningkat 8,53%. Pertumbuhan ini menempatkan Jawa Timur sebagai penyumbang terbesar kedua bagi perekonomian nasional, dengan kontribusi sebesar 14,43% terhadap PDB nasional.
Inflasi di Jawa Timur juga berhasil terkendali, dengan angka 2,21% (*yoy*) pada periode yang sama, lebih rendah dari rata-rata nasional. Sebagai “Lumbung Pangan Nusantara,” Jawa Timur juga berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi lebih dari 20 provinsi lainnya. Pj. Sekda juga menekankan pentingnya sinergi dengan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Acara EJAVEC 2024 ini menampilkan berbagai full paper yang membahas isu-isu strategis, termasuk sektor agrikultur yang menjadi salah satu tema paling diminati. Selain itu, Erwin Gunawan Hutapea juga menyoroti bahwa riset dari forum ini tidak hanya bersifat strategis, tetapi juga memiliki dampak langsung dalam memperkuat bauran kebijakan ekonomi di Jawa Timur. Riset yang dipresentasikan dalam forum ini akan dipublikasikan di EJAVEC Journal, yang telah terakreditasi dan menarik perhatian para akademisi dari 123 negara.
Dengan berbagai narasumber yang kompeten dan beragam, EJAVEC 2024 diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan kebijakan ekonomi berbasis riset, yang mendukung ketahanan ekonomi Jawa Timur secara inklusif dan berkelanjutan.