EtIndonesia. Menurut laporan dari Central News Agency, setelah pejabat Ukraina memperingatkan serangan rudal Rusia ke ibu kota Kyiv, yang merupakan serangan pertama sejak Agustus, ledakan terdengar di berbagai lokasi di Kyiv pada pagi 13 November.
Pasukan Udara Ukraina menyatakan bahwa sistem pertahanan udara berhasil mencegat dua rudal jelajah, dua rudal balistik, dan 37 drone Rusia. Saat ini, tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan serius di kota Kyiv.
Kepala Staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak, menulis di media sosial Telegram: “Presiden Rusia Vladimir Putin sedang melancarkan serangan rudal ke Kyiv.”
Pemerintah Kota Kyiv juga mengonfirmasi melalui Telegram: “Ledakan terdengar di dalam kota, pasukan pertahanan udara sedang bertindak, tetap berada di tempat perlindungan!”
Menurut laporan AFP, otoritas Kyiv menyebutkan: “Ketika rudal mendekati Kyiv, musuh melancarkan serangan rudal balistik ke ibu kota ini. Serangan akhirnya berakhir dengan serangan drone.”
Pangkalan Pertahanan Udara AS di Polandia Lebih Dekat dengan Perbatasan Rusia
Selain itu, pada 13 November, Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan mengaktifkan pangkalan pertahanan udara baru di Polandia bagian utara. Menurut laporan Reuters, pangkalan ini terletak di Kota Redzikowo yang dekat dengan pesisir Laut Baltik dan telah dibangun sejak tahun 2000-an.
Pangkalan AS di Redzikowo ini merupakan bagian dari sistem pertahanan rudal NATO yang lebih luas dan dikenal dengan nama Aegis Ashore. NATO mengklaim bahwa sistem ini dapat mencegat rudal balistik jarak pendek dan menengah.
Pemerintah Polandia menyatakan bahwa pangkalan ini menunjukkan kekuatan aliansi militer yang kokoh antara Polandia dan Amerika Serikat, terlepas dari siapa yang memimpin Gedung Putih.
Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, mengatakan dalam sebuah video di platform media sosial X pada 12 November: “Meskipun memerlukan waktu, pangkalan ini membuktikan tekad geopolitik Amerika Serikat.”
Kremlin menyatakan bahwa pangkalan ini membawa infrastruktur militer AS lebih dekat ke perbatasan Rusia sebagai bagian dari upaya untuk mengekang Rusia. Moskow telah menganggap pangkalan ini sebagai ancaman sejak 2007, bahkan ketika pangkalan tersebut masih dalam tahap perencanaan.(jhn/yn)