Operasi Mengejutkan: Israel Gempur Fasilitas Nuklir Rahasia Iran di Parchin

EtIndonesia. Ketegangan di Timur Tengah semakin memanas setelah laporan dari tiga pejabat Amerika Serikat, seorang pejabat Israel saat ini, dan seorang mantan pejabat Israel mengonfirmasi bahwa Israel telah melancarkan serangan terhadap fasilitas penelitian senjata nuklir aktif di wilayah Parchin, Iran. Serangan yang terjadi pada akhir Oktober ini menargetkan fasilitas Talaghan-2, sebuah situs penting dalam program nuklir Iran yang telah menjadi sorotan internasional.

Serangan yang Terencana dengan Matang

Menurut laporan Axios, serangan udara tersebut dilancarkan pada tanggal 25 Oktober 2024, tepatnya menargetkan Talaghan-2 yang berada di dalam kompleks militer Parchin, sekitar 20 mil tenggara ibu kota Iran, Teheran. Fasilitas ini dikenal sebagai pusat penelitian dan pengembangan senjata nuklir Iran yang telah beroperasi kembali dalam setahun terakhir. Pejabat Israel dan Amerika Serikat menilai bahwa serangan ini berhasil menggagalkan upaya Iran dalam memperkuat program nuklirnya.

Seorang mantan pejabat Israel yang memiliki informasi langsung mengenai serangan tersebut mengungkapkan bahwa serangan ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur fisik, tetapi juga menghentikan pengembangan peralatan presisi yang digunakan untuk merancang dan meledakkan bahan peledak plastik di sekitar perangkat inti nuklir. Bahan peledak ini sangat krusial untuk meledakkan perangkat nuklir secara efektif.

Bukti dan Analisis Intelijen

Data dari Institut Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional (International Institute for Science and Security) menunjukkan bahwa Talaghan-2 telah digunakan untuk menguji bahan peledak yang diperlukan dalam pembuatan senjata nuklir. Gambar satelit beresolusi tinggi setelah serangan menunjukkan kerusakan total pada fasilitas tersebut, mengindikasikan keberhasilan misi Israel dalam menargetkan dan menghancurkan infrastruktur vital Iran.

Pejabat Israel dan Amerika Serikat juga mengungkapkan bahwa aktivitas terbaru di Talaghan-2 menunjukkan adanya program penelitian rahasia yang berpotensi mendukung pengembangan senjata nuklir. Seorang pejabat Amerika menyatakan bahwa beberapa aktivitas ilmiah di fasilitas tersebut mungkin menjadi dasar bagi produksi senjata nuklir, dan proyek ini sangat rahasia dengan hanya diketahui oleh segelintir orang dalam pemerintahan Iran.

Peringatan dan Tindakan Sebelumnya

Badan intelijen Israel dan Amerika Serikat sejak awal tahun ini telah memantau aktivitas di Talaghan-2, termasuk pemodelan komputer, metalurgi, dan penelitian bahan peledak yang dapat digunakan untuk pengembangan senjata nuklir. Pada Juni tahun lalu, pejabat Gedung Putih Amerika Serikat secara pribadi memperingatkan Iran untuk menghentikan aktivitas penelitian nuklir yang mencurigakan, namun Iran tetap melanjutkan pekerjaannya.

Ketika Israel memutuskan untuk membalas serangan rudal Iran pada 1 Oktober, Talaghan-2 menjadi target strategis untuk melemahkan kemampuan nuklir Iran. Meskipun Presiden Joe Biden telah meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menghindari serangan terhadap fasilitas nuklir agar tidak memicu perang, Talaghan-2 tidak termasuk dalam program nuklir terbuka Iran. Hal ini membuat Iran sulit untuk mengakui signifikansi besar dari serangan tersebut.

Dampak dan Implikasi Politik

Seorang pejabat Amerika menyatakan bahwa serangan ini mengirim pesan yang jelas kepada Iran bahwa bahkan aktivitas paling rahasia dalam pemerintahan Iran pun dapat diketahui dan dihentikan oleh Israel. Dengan kepemimpinan baru pemerintahan Donald Trump yang akan datang, diperkirakan tekanan terhadap Iran akan semakin meningkat, termasuk pengawasan yang lebih ketat terhadap program nuklir mereka.

Menurut laporan Channel 12 Israel, Presiden Trump sebelumnya menyatakan komitmennya kepada Israel dengan mengatakan: “Pada hari pertama saya menjabat, saya akan membatalkan semua pembatasan dan penundaan dalam penyerahan senjata dan peralatan tempur kepada Israel.”

Selain itu, NBC News melaporkan bahwa Trump juga mengancam institusi pendidikan di Amerika Serikat untuk menghentikan propaganda anti-Semit atau akan kehilangan akreditasi dan pendanaan federal.

Insiden Diplomat Iran di Lebanon dan Ketegangan Laut Taiwan

Selain ketegangan nuklir antara Israel dan Iran, situasi geopolitik di kawasan lain juga menunjukkan dinamika yang kompleks. Pada 15 November 2024, sebuah delegasi Iran ditolak masuk ke Lebanon setelah menolak mematuhi peraturan keamanan bandara. Delegasi tersebut mengklaim hak kekebalan diplomatik, namun petugas keamanan bandara menutup akses ruang VIP, mencegah mereka masuk ke Lebanon. Insiden ini menimbulkan spekulasi apakah Lebanon akan mengurangi hubungan dekatnya dengan Republik Islam Iran.

Di sisi lain, pada hari yang sama, penjaga pantai Tiongkok melakukan dua kali pengiriman empat kapal ke perairan Kinmen, Taiwan, yang kemudian diusir oleh penjaga pantai Taiwan. Biro Penjaga Pantai Otoritas Kelautan Taiwan melaporkan bahwa kapal-kapal tersebut memasuki perairan Tiongkok dari berbagai titik dan diusir setelah dua jam sepuluh menit interaksi intens. Insiden ini mencerminkan meningkatnya frekuensi gangguan Tiongkok di perairan Taiwan, yang semakin mempengaruhi keselamatan navigasi laut dan memperdalam ketegangan di Selat Taiwan.

Jurnalis senior Pang Zhong menyatakan bahwa meningkatnya gangguan Tiongkok di perairan Taiwan mencerminkan tekanan internal dan eksternal yang dihadapi Tiongkok. Upaya ini dianggap sebagai upaya untuk menstabilkan situasi domestik dan menakut-nakuti rakyat Taiwan sebagai langkah menuju unifikasi, meski justru menimbulkan resistensi dan meningkatkan kesadaran akan sifat agresif Tiongkok yang mengancam perdamaian regional.

Kesimpulan

Serangan Israel terhadap fasilitas penelitian nuklir Iran di Parchin merupakan langkah strategis yang signifikan dalam upaya mengendalikan proliferasi senjata nuklir di Timur Tengah. Namun, tindakan ini juga menambah lapisan kompleksitas dalam hubungan internasional, mengingat adanya ketegangan lain di kawasan seperti hubungan Iran-Lebanon dan konflik maritim antara Tiongkok dan Taiwan. Dengan dinamika politik global yang terus berubah, kawasan ini tetap menjadi titik fokus utama bagi stabilitas dan keamanan internasional.