Heboh! Rudal Pertahanan Udara yang Depensiunkan Taiwan Bisa Jadi Keunggulan bagi Ukraina

EtIndonesia. Menteri Pertahanan Taiwan, Koo Li-hsiung, memberikan tanggapan terkait pertanyaan tentang kemungkinan Taiwan mentransfer rudal pertahanan udara Hawk yang telah dipensiunkan kepada Ukraina. Dalam pernyataannya pada 13 November 2024, Koo menyatakan bahwa keputusan akhir mengenai hal ini akan ditentukan oleh Amerika Serikat. Menanggapi laporan yang menyebutkan bahwa Taiwan telah menyumbangkan sistem rudal Hawk untuk membantu Ukraina, Koo tidak secara langsung menyangkal klaim tersebut.

Pada Juni 2023, Taiwan resmi memensiunkan rudal pertahanan udara Hawk, yang terdiri dari 4 batalyon dan 18 kompi pertahanan udara. Rudal ini tidak disimpan oleh Taiwan sendiri melainkan dibeli oleh Amerika Serikat. Pada 9 Juni 2023, AS mengumumkan daftar bantuan militer terbaru senilai 2,1 miliar dolar, termasuk sistem pertahanan udara Hawk dan rudalnya.

Rudal Hawk milik Angkatan Darat AS telah digantikan oleh rudal Patriot sejak tahun 1990-an. Sementara itu, rudal Hawk yang digunakan oleh Korps Marinir AS sejak 2004 telah digantikan oleh rudal pertahanan udara Stinger. Sistem Hawk yang telah disimpan selama puluhan tahun ini mungkin sudah tidak layak pakai, sehingga Taiwan seharusnya menyerahkan rudal tersebut kepada Amerika Serikat.

Pada tahun 2022, militer AS mengirim personel ke Taiwan untuk memeriksa kondisi kompi rudal Hawk secara langsung. Mereka menilai bahwa kondisi semua peralatan cukup baik dan rudal tersebut hampir siap dikirim ke Ukraina tanpa perlu modifikasi atau perawatan besar. Sistem Hawk generasi ketiga yang disumbangkan oleh Taiwan dikabarkan berjumlah lebih dari 15 set, masing-masing dilengkapi dengan 6 peluncur rudal triple dan sistem radar terkait.

Rudal Hawk: Sejarah dan Spesifikasi

Rudal pertahanan udara Hawk mulai beroperasi pada tahun 1957 dan telah digunakan oleh militer AS serta sekutunya dengan total produksi lebih dari 40.000 unit. Rudal ini memiliki panjang sekitar 5 meter, menggunakan desain kepala kerucut, badan tengah, dan empat sirip trapezoidal di bagian belakang untuk mengontrol arah penerbangan. Rudal Hawk menggunakan pemandu radar semi-aktif dengan kecepatan terbang maksimum mencapai Mach 2,4 dan jangkauan hingga 40 kilometer.

Pada tahun 1980-an, Taiwan meningkatkan sistem rudal Hawk menjadi generasi ketiga, dengan peningkatan ketinggian tembak hingga 20.000 meter dan jangkauan hingga 45-50 kilometer. Hulu ledak rudal ini mencapai 74 kilogram bahan peledak tinggi. Sistem deteksi generasi ketiga mencakup radar pengawasan AN-MPQ-50 untuk deteksi target menengah dan tinggi, radar AN-MPQ-62 untuk target rendah, radar iluminasi AN-MPQ-61, serta sistem deteksi inframerah televisi dengan jarak deteksi hingga 100 kilometer. Meskipun tidak se-canggih sistem pertahanan udara modern, Hawk tetap andal dan dapat dikerahkan secara mobile untuk mencegat berbagai jenis target udara.

Dukungan Taiwan dan Reaksi Internasional

Meskipun Taiwan tidak secara terbuka mendukung Ukraina dalam melawan invasi Rusia, negara ini tetap menjadi salah satu pendukung penting Ukraina. Pada awal tahun 2023, Duta Besar Taiwan untuk AS, Hsiao Bi-khim, menulis di The New York Times bahwa keberhasilan Ukraina sangat penting bagi Taiwan dalam mempertahankan wilayahnya sendiri. Dia menyerukan bantuan besar-besaran dari masyarakat internasional dan Amerika Serikat kepada Ukraina.

Selain Taiwan, negara-negara Barat seperti Eropa dan Amerika Serikat juga menekankan pentingnya mengalahkan Rusia untuk mencegah konflik lebih lanjut. Namun, dinamika politik dalam pemerintahan AS, terutama dengan kembalinya Donald Trump sebagai Presiden, menimbulkan ketidakpastian mengenai kebijakan bantuan militer kepada Ukraina.

Dinamika Politik AS dan Bantuan Militer kepada Ukraina

Setelah terpilih kembali sebagai Presiden AS, Donald Trump telah menunjuk pejabat-pejabat yang berhaluan keras terhadap Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara, termasuk Penasihat Keamanan Nasional, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Pertahanan. Meskipun pejabat-pejabat ini pernah menyatakan keberatan terhadap bantuan gratis kepada Ukraina, hal ini tidak berarti bahwa bantuan tersebut akan dihentikan.

Anggota Kongres Waltz, yang dinominasikan sebagai Penasihat Keamanan Nasional, dikenal sebagai pendukung setia Ukraina dan telah menyerukan peningkatan bantuan militer kepada Ukraina. Sementara Senator Rubio, yang dinominasikan sebagai Menteri Luar Negeri berikutnya, menganggap Tiongkok sebagai ancaman terbesar bagi Amerika Serikat dan mendorong pengakhiran perang antara Rusia dan Ukraina.

Pemerintahan Biden saat ini masih memiliki dana bantuan militer lebih dari 9 miliar dolar yang belum digunakan, termasuk 7,1 miliar dolar dari Otorisasi Penarikan Presiden (PDA) dan 2,21 miliar dolar dari Otorisasi Bantuan Keamanan Ukraina (USAI). Beberapa anggota pemerintahan berharap dana ini segera digunakan untuk memberikan bantuan militer kepada Ukraina sebelum pergantian kekuasaan.

Tantangan Pengiriman Bantuan Militer kepada Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengeluhkan bahwa hingga saat ini Ukraina baru menerima 10% dari bantuan yang dijanjikan Amerika Serikat tahun ini. Menurut Zelenskyy, lambatnya pasokan senjata lebih disebabkan oleh prosedur birokrasi dan logistik, bukan masalah dana. Pemerintah Ukraina juga aktif mencari dukungan dari Trump, dengan menyusun rencana kemenangan yang diharapkan dapat mempengaruhi kebijakan AS di masa depan.

Respon Uni Eropa dan Sekutu Ukraina

Menghadapi ketidakpastian kebijakan AS di bawah pemerintahan Trump, Uni Eropa sedang mempertimbangkan peningkatan anggaran militer dan pengeluaran pertahanan untuk membantu Ukraina mengalahkan Rusia. Inggris dan Prancis menunjukkan sikap positif dalam mendukung Ukraina. Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menegaskan komitmen mereka untuk terus mendukung Ukraina hingga invasi Rusia berhasil digagalkan.

Dukungan Militer dan Sumber Daya Ukraina

Rusia telah mendapatkan dukungan dari Korea Utara, mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk memperkuat serangan terhadap wilayah pendudukan Ukraina di Kursk. Di medan perang timur Ukraina, tentara Rusia terus memperkuat serangan mereka. Sementara itu, Ukraina aktif mengembangkan senjata serangan jarak jauh, termasuk drone dan rudal balistik seperti Grom-2 dengan jangkauan 500 kilometer.

Kepala perusahaan milik negara Ukraina, Ukrspetsexport, mengungkapkan bahwa Ukraina akan memiliki rudal jelajah dan rudal balistik buatan sendiri pada pertengahan 2025, yang akan menjadi ancaman serius bagi Rusia.

Kesimpulan

Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari dua tahun menunjukkan ketahanan dan kemampuan Ukraina dalam menghadapi invasi. Dukungan internasional, termasuk kemungkinan transfer rudal Hawk dari Taiwan melalui Amerika Serikat, tetap menjadi faktor penting dalam menentukan arah konflik ini. Dengan dinamika politik AS yang berubah dan komitmen kuat dari sekutu-sekutu Ukraina di Eropa, masa depan perang ini masih penuh ketidakpastian.