ETIndonesia. Insiden mobil menabrak orang-orang berolahraga dan berjalan-jalan di Zhuhai mengguncang Zhongnanhai atau pusat pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan pemimpin PKT, Xi Jinping, secara langka mengeluarkan perintah penyelidikan. Para ahli menganalisis bahwa insiden ini mengejutkan tingkat tinggi PKT karena karakteristiknya telah berubah.
Sentimen anti-asing yang diprovokasi oleh PKT telah bergeser menjadi “anti-dalam negeri.” Pengaruh terdalam dari insiden ini menunjukkan bahwa PKT takut terhadap ancaman pada kelangsungan rezimnya.
Detail Insiden dan Respons Resmi
Insiden mobil menabrak orang-orang yang terjadi pada 11 November dilaporkan secara resmi menyebabkan 35 orang tewas dan 43 lainnya terluka. Pemerintah menyatakan bahwa tersangka melakukan aksi ini karena tidak puas dengan pembagian properti. Namun demikian, banyak pihak luar mencurigai narasi resmi tersebut, termasuk kemungkinan bahwa jumlah korban sebenarnya disembunyikan.
Setelah insiden ini, media pemerintahan PKT, Xinhua, merilis “instruksi penting” dari Xi Jinping, yang menyerukan semua daerah untuk “memperkuat pencegahan risiko dari sumbernya, menyelesaikan perselisihan secara tepat waktu, dan mencegah terjadinya insiden ekstrem.”
Selain itu, fokus juga diberikan kepada stabilitas sosial. Perdana Menteri Li Qiang juga memberikan arahan untuk “melakukan pemeriksaan dan penyelesaian risiko serta konflik sosial secara menyeluruh guna memastikan stabilitas sosial.”
Dari Anti-Asing ke Anti-Dalam Negeri: Kepanikan Zhongnanhai
Dalam beberapa tahun terakhir, insiden mobil menabrak orang sering terjadi di berbagai daerah di Tiongkok. Namun, pemimpin PKT biasanya tidak memberikan pernyataan. Berbeda dengan insiden di Zhuhai kali ini, yang mendorong Xi Jinping mengeluarkan “instruksi,” sehingga menarik perhatian publik.
Menurut Cai Shenkun, seorang ekonom Tiongkok yang tinggal di AS sekaligus komentator independen, alasan Xi memberikan “instruksi” adalah karena besarnya jumlah korban jiwa hingga mengejutkan para pemimpin PKT dan membuat mereka merasa panik. Xi perlu berbicara untuk menenangkan suasana. Lebih penting lagi, ini bukanlah kasus pembunuhan dengan motif kebencian terhadap Jepang atau Amerika Serikat (anti-asing), melainkan sebuah aksi “anti-dalam negeri.”
Dalam tulisannya di platform X, Cai Shenkun menganalisis bahwa setiap kali Tiongkok menghadapi krisis ekonomi atau politik, PKT selalu mengarahkan perhatian masyarakat pada kebencian terhadap pihak asing.
“Selama tidak menyalahkan rezim saya, selama Anda tidak mengarahkan kritik kepada saya, PKT berharap dapat mengalihkan perhatian opini publik dan masyarakat kepada sentimen anti-asing. Namun, insiden di Zhuhai ini benar-benar berbeda karekternya,” ujarnya.
“Xi Jinping Tentu Takut pada Pemberontakan Rakyat”
Cai Shenkun menyatakan bahwa Xi Jinping tentu takut pada pemberontakan rakyat. Apapun motif pelaku, insiden Zhuhai menjadi ancaman besar bagi masyarakat. Lebih mengkhawatirkan lagi, insiden ini mengajarkan bahwa tanpa senjata tajam, hanya dengan sebuah mobil, seseorang dapat “melakukan hal besar.”
“Jika semua orang meniru aksi ini, bayangkan jika sebuah mobil masuk ke Lapangan Tiananmen, dampak internasionalnya akan sangat besar. Atau jika sebuah mobil menyerang Zhongnanhai, Anda dapat membayangkan betapa seriusnya masalah ini,” ujar Cai.
Dia menambahkan, insiden ini menunjukkan kepada rakyat Tiongkok saat ini bahwa, “Ketika Anda menghadapi ketidakadilan atau penindasan, bahkan tanpa senjata tajam atau alat lain, dengan sebuah mobil pun, Anda dapat melakukan sesuatu yang sangat mengejutkan.” Oleh karena itu, PKT tidak ingin insiden semacam ini terulang di berbagai tempat. Karena jika terus terjadi, masyarakat yang ketakutan juga akan berbalik melawan pemerintah.
Cai menekankan bahwa PKT harus menghadapi kenyataan kesulitan yang dialami oleh kelompok-kelompok lemah di Tiongkok. Masalah utama saat ini ada pada sistem, di mana seluruh mesin kekuasaan telah rusak. Masalahnya tidak hanya pada korupsi, tetapi lebih pada hilangnya keadilan, kebenaran, dan kepercayaan. Ketika sebuah masyarakat kehilangan ketiga hal tersebut, apa lagi yang bisa diharapkan oleh rakyat?
Sumber : NTDTV.com