EtIndonesia. Pada Sabtu (16/11), Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, di Lima, Peru. Menurut ringkasan pertemuan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Presiden Biden mendesak Tiongkok untuk menghentikan aktivitas militer yang merusak stabilitas di sekitar Taiwan. Biden juga menyoroti masalah perdagangan yang tidak adil oleh Tiongkok, isu Laut China Selatan, dan masalah hak asasi manusia.
Ringkasan pertemuan Gedung Putih menyatakan bahwa kedua pemimpin tersebut telah melakukan “diskusi yang terbuka dan konstruktif” tentang berbagai masalah bilateral, regional, dan global, termasuk area kerjasama dan perbedaan.
“Presiden Biden menekankan komitmen Amerika Serikat untuk mempertahankan hukum internasional serta kebebasan navigasi dan penerbangan, serta perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan dan Laut China Timur,” kata ringkasan Gedung Putih.
“Mengenai masalah Taiwan, Presiden Biden menekankan bahwa kebijakan ‘satu Tiongkok ‘ AS tidak berubah, yang diarahkan oleh Taiwan Relations Act, tiga komunike bersama, dan enam jaminan.”
“Dia (Biden) menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat menentang setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo, dan kami berharap perbedaan di Selat Taiwan dapat diselesaikan secara damai, yang penting bagi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan bagi dunia,” lanjut ringkasan itu.
Presiden Biden juga mendesak Tiongkok untuk “menghentikan aktivitas militer yang merusak stabilitas di sekitar Taiwan.”
Selain masalah Taiwan, Presiden Biden juga menyatakan keprihatinan tentang “kebijakan perdagangan yang tidak adil dari Tiongkok ” dalam pertemuan tersebut, dan menekankan bahwa : “Amerika Serikat akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah teknologi canggih Amerika digunakan untuk membahayakan Amerika Serikat atau keamanan nasional mitra, sambil tidak terlalu membatasi perdagangan dan investasi.”
Presiden juga menyampaikan masalah hak asasi manusia kepada pemimpin Tiongkok.
“Presiden menyoroti pentingnya hak asasi manusia dan tanggung jawab semua negara untuk menghormati komitmen hak asasi manusia mereka,” kata ringkasan Gedung Putih.
“Dia menekankan bahwa menyelesaikan kasus warga negara Amerika yang ditahan tidak adil atau dicegah meninggalkan Tiongkok tetap menjadi prioritas.”
Mengenai serangan siber Tiongkok terhadap Amerika Serikat, Biden juga menyinggung masalah ini kepada Jinping.
“Presiden menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap serangan siber berkelanjutan oleh Tiongkok yang menargetkan infrastruktur kritis sipil dan mengancam keamanan dan kesejahteraan orang Amerika,” kata Gedung Putih.
Pihak intelijen Amerika baru-baru ini mengumumkan hasil penyelidikan terhadap upaya peretasan oleh hacker Tiongkok terhadap jaringan telekomunikasi Amerika, menemukan bahwa aktor yang terkait dengan Tiongkok telah merusak jaringan beberapa perusahaan telekomunikasi, mencuri data catatan panggilan pelanggan, dan mengganggu komunikasi pribadi individu.
Pejabat Gedung Putih mengatakan sebelum pertemuan Biden-Xi Jinping bahwa Biden akan memperingatkan Jinping bahwa serangan Beijing terhadap jaringan kritis Amerika hanya akan menyebabkan pemisahan teknologi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Menurut ringkasan pertemuan Biden-Jinping yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Presiden Biden juga menekankan bahwa investasi domestik Amerika Serikat dalam sumber kekuatan dan koordinasi dengan mitra dan sekutu di seluruh dunia merupakan inti dari kebijakan luar negeri pemerintahannya.
Kedua pemimpin juga membahas tantangan regional dan global yang penting. Presiden Biden mengutuk pengiriman ribuan tentara Korea Utara ke Rusia, “sebuah eskalasi berbahaya dari perang ilegal Rusia terhadap Ukraina yang memiliki konsekuensi serius bagi perdamaian dan keamanan di Eropa dan Indo-Pasifik.”
Biden juga menyatakan keprihatinan mendalam tentang dukungan Tiongkok yang berkelanjutan terhadap industri pertahanan Rusia.
Selain isu-isu tersebut, pertemuan Biden – Jinping juga membahas risiko kecerdasan buatan, upaya antinarkotika, dan komunikasi militer antara kedua negara.(jhn/yn)