Heboh! Biden Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan Rudal AS Jarak 300 Kilometer

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menyetujui permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh buatan AS dalam operasi militer melawan Rusia. Keputusan ini, yang dilaporkan oleh The New York Times dan berbagai media internasional, memungkinkan Ukraina mengoperasikan sistem rudal ATACMS dengan jangkauan hingga 306 kilometer.

Perubahan Strategis dalam Operasi Militer Ukraina

Menurut laporan dari Radio France Internationale, langkah ini menandai perubahan signifikan dalam strategi militer Ukraina. Dengan akses ke rudal ATACMS, Ukraina akan memiliki kemampuan serangan jarak jauh yang melebihi kapasitas rudal yang sebelumnya diberikan oleh Prancis dan Inggris. Hal ini dapat memperkuat posisi Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia dan meningkatkan efektivitas operasional pasukannya.

Latar Belakang Keputusan

Keputusan Presiden Biden datang di tengah kekhawatiran mengenai transisi kekuasaan yang akan datang. Dengan hanya dua bulan tersisa sebelum Presiden terpilih Donald Trump dilantik pada 20 Januari, ada spekulasi bahwa pemerintahan baru mungkin akan mengurangi dukungan militer ke Ukraina. Beberapa sumber anonim yang dikutip oleh Reuters mengungkapkan bahwa pemerintahan Biden telah mencabut pembatasan yang sebelumnya mencegah Ukraina menggunakan senjata AS untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.

Rencana Serangan Ukraina

Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa Kyiv berencana melancarkan serangan jarak jauh pertamanya dalam beberapa hari mendatang. Meskipun detail operasionalnya dirahasiakan demi keamanan, langkah ini diperkirakan akan menargetkan fasilitas militer strategis Rusia, termasuk bandara yang digunakan Angkatan Udara Rusia untuk melancarkan serangan ke Ukraina.

Reaksi Internasional dan Kekhawatiran Eskalasi

Belanda telah memberikan lampu hijau bagi Ukraina untuk menggunakan senjata jarak jauh di wilayah Rusia dan mendorong sekutu lainnya untuk mengikuti jejak tersebut. Namun, keputusan ini dianggap kontroversial dan memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik. Beberapa ahli menyatakan bahwa penggunaan senjata jarak jauh di dalam wilayah Rusia merupakan “garis merah” yang dapat dianggap sebagai tindakan perang oleh Moskow.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah memperingatkan bahwa peningkatan bantuan militer semacam ini dari negara-negara Barat dapat dianggap sebagai deklarasi perang oleh NATO terhadap Rusia.

Sikap Negara-negara Sekutu

Sementara AS dan Inggris telah menyediakan sistem rudal jarak jauh seperti ATACMS dan Storm Shadow kepada Ukraina, Jerman menolak permintaan untuk mengirimkan rudal Taurus dengan jangkauan lebih dari 500 kilometer. Pemerintah Jerman khawatir bahwa senjata tersebut akan digunakan untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia, yang dapat memicu respons militer lebih lanjut.

Masa Depan Dukungan AS di Bawah Trump

Ketidakpastian juga menyelimuti apakah Presiden terpilih Donald Trump akan mempertahankan keputusan Biden setelah dilantik. Trump telah mengkritik besarnya bantuan keuangan dan militer AS kepada Ukraina dan berjanji untuk mengakhiri perang dalam waktu 24 jam, meskipun belum menjelaskan rencana konkret untuk mencapai hal tersebut.

Implikasi Strategis

Beberapa pejabat AS skeptis bahwa izin untuk melakukan serangan jarak jauh akan secara drastis mengubah jalannya perang. Namun, langkah ini diharapkan dapat memberikan Ukraina posisi tawar yang lebih kuat dalam potensi negosiasi gencatan senjata dan menahan laju kemajuan pasukan Rusia.