Militer AS Memperkuat Penyebaran Angkatan Perang untuk Mengantisipasi Ketegangan di Selat Taiwan

ETIndonesia. Ketika masa transisi sebelum pelantikan presiden baru Amerika Serikat, militer AS tengah melakukan serangkaian pengaturan strategis yang intensif di kawasan Indo-Pasifik. Para analis menilai bahwa langkah-langkah ini menunjukkan fokus militer AS pada ancaman nyata yang dihadapi kawasan tersebut.

Menurut laporan media Jepang, AS berencana menempatkan Korps Marinir yang dilengkapi dengan sistem roket HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) di Kepulauan Barat Daya Jepang, yang berdekatan dengan Taiwan. Selain itu, AS juga berencana menempatkan unit artileri jarak jauh di Filipina.


“Korps Marinir AS di Kepulauan Barat Daya akan dilengkapi HIMARS, dan di Filipina mungkin akan ada penempatan rudal jarak jauh, seperti rudal jelajah Tomahawk. Langkah ini bertujuan meningkatkan kemampuan operasi terdistribusi Marinir AS. Militer AS tidak lagi memusatkan senjata dan pasukan di pangkalan besar untuk menghindari serangan rudal terfokus dari PKT,” kata Mark, seorang komentator militer sekaligus pembawa acara Mark’s Space-Time.

Sistem roket HIMARS, jika digabungkan dengan rudal taktis ATACMS milik Angkatan Darat AS, memiliki jangkauan sekitar 300 km, sedangkan rudal jelajah Tomahawk mampu menjangkau hingga 2.800 km.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengunjungi sejumlah fasilitas militer di Palawan, Filipina, yang berdekatan dengan Laut China Selatan. Ia menyatakan bahwa AS akan menyediakan lebih banyak kapal permukaan tak berawak MANTAS T-12 dan drone laut canggih untuk Filipina.

Menurut laporan Stars and Stripes, kapal induk USS George Washington kembali ke pangkalan Yokosuka di Jepang pada 22 November 2024, setelah sembilan tahun. Kapal induk lainnya, USS Carl Vinson, juga dijadwalkan akan dikerahkan ke kawasan Pasifik pekan ini.

“Dua kapal induk bertenaga nuklir dikerahkan ke kawasan Pasifik Barat karena adanya risiko perang yang tidak dapat diprediksi. Dengan Presiden Biden  menyetujui penggunaan peralatan militer AS oleh Ukraina untuk menyerang target berat Rusia, serta masuknya pasukan Korea Utara ke Rusia untuk terlibat dalam perang Ukraina-Rusia, ada kemungkinan eskalasi cepat di medan perang ini. Hal ini dapat berdampak pada perubahan cepat dalam situasi strategis di kawasan Pasifik Barat,” kata Komentator politik dan jurnalis senior, Lan Shu.

Sementara itu, kapal induk USS Abraham Lincoln saat ini berada di Samudra Hindia dan direncanakan melewati Laut China Selatan sebelum kembali ke pangkalan asalnya di San Diego, California.

“Ketiga kapal induk ini membawa F-35C, varian tempur siluman generasi kelima yang paling canggih dari AS, serta pesawat transportasi CMV-22B Osprey. Kehadiran mereka memberikan tekanan besar pada PKT untuk mencegah tindakan provokatif selama masa transisi dan pelantikan presiden AS,” ujar Mark. (Hui)

Sumber : NTDTV.com