Rusia Kian Tertekan: Kekalahan di Kursk dan Suriah, Ukraina Meningkatkan Tekanan!

EtIndonesia. Ketegangan di berbagai medan perang global semakin memuncak, dengan pertempuran sengit yang terus berlangsung di wilayah Kursk, Kharkiv, Donetsk, serta situasi yang semakin memburuk di Suriah. Berikut adalah laporan lengkap dan terbaru mengenai perkembangan konflik ini.

Pertempuran Hebat di Kursk

Pertempuran di wilayah Kursk antara pasukan Rusia dan Ukraina terus berlangsung dengan intensitas tinggi. Baru-baru ini, pusat komando Brigade Penyerang Udara ke-83 Rusia diserang oleh amunisi cepat Hymas dari militer Ukraina. Serangan ini mengakibatkan setidaknya empat perwira dan delapan tentara Rusia tewas, serta 25 orang terluka. Di sisi lain, Brigade Penyerang Udara ke-80 Ukraina berhasil menawan 11 tentara Rusia.

Berdasarkan keterangan tawanan, mereka adalah prajurit yang sebelumnya menjadi tahanan, kemudian setelah menandatangani kontrak dan menjalani pelatihan singkat, dialokasikan ke Brigade Penyerang Udara ke-11. Pada pertempuran tanggal 1 Desember, kelompok infanteri sederhana ini dikalahkan, dan komandan mereka melarikan diri segera setelah pertempuran dimulai. Sisa tentara memutuskan untuk menyerah demi menyelamatkan diri.

Keberhasilan Pasukan Ukraina di Medan Kursk

Video pertempuran terbaru menunjukkan Brigade Infanteri Marinir ke-36 bersama pasukan lainnya berhasil menangkis serangan mekanisasi besar-besaran dari Rusia. Pasukan Rusia menggunakan kendaraan lapis baja, tank, dan kendaraan off-road Desert Cross yang disediakan oleh Tiongkok, namun tetap gagal menembus garis pertahanan Ukraina. Brigade ke-47 Ukraina menghancurkan satu kendaraan pengangkut lapis baja dari Marinir Rusia, merobek laras meriamnya, dan sepuluh tentara Rusia tergeletak di sekitarnya, beberapa di antaranya masih berusaha melawan dengan senapan mesin terhadap drone Ukraina.

Selain itu, pasukan Rusia mengalami kerugian berat di Tolstolilug, dengan setiap serangan menyebabkan setidaknya enam hingga sepuluh kendaraan lapis baja hilang. Sebagian besar kendaraan ini hancur saat mendekati posisi Ukraina, memaksa pasukan Rusia bergantung pada infanteri untuk menyerang secara berjalan kaki. Angkatan udara Ukraina menggunakan bom terarah untuk menyerang posisi pasukan Rusia. Dalam 30 hari terakhir, rata-rata korban harian pasukan Rusia mencapai 1.553 orang, dengan total korban mencapai 46.590 orang, menunjukkan intensitas konflik yang tinggi dan kerugian personel yang signifikan.

Analisis Kerugian Rusia

Menurut analis Forbes, David Axe, dari 6 Agustus hingga 26 November, pasukan Rusia di wilayah Kursk kehilangan 364 peralatan berat, terutama tank dan kendaraan tempur infanteri. Namun, kerugian ini diperkirakan baru permulaan karena Rusia saat ini menggunakan kendaraan dengan perlindungan yang kurang memadai menggantikan kendaraan lapis baja tradisional untuk melancarkan serangan baru. Perubahan ini memberikan kesempatan lebih besar bagi pasukan bersenjata Ukraina untuk mengalahkan musuh.

Laporan dari departemen intelijen Ukraina menunjukkan bahwa persediaan kendaraan lapis baja berantai Rusia sudah sangat berkurang. Kini, jumlah tank, kendaraan tempur infanteri, dan traktor lapis baja MTLB di medan perang berkurang secara signifikan, sementara penggunaan kendaraan lapis baja Tiger dan truk setengah lapis baja Typhoon meningkat tajam. Bahkan, kendaraan tempur roda BT282 yang hampir tidak memiliki perlindungan lapis baja juga banyak ditempatkan di garis depan. Axe menilai bahwa perubahan ini mencerminkan keterbatasan produksi kendaraan lapis baja Rusia, yang terhambat oleh sanksi internasional, memaksa Rusia beralih ke pembuatan kendaraan roda yang lebih sederhana.

Taktik Baru Rusia dan Keunggulan Ukraina

Meskipun Rusia masih dapat mengisi kembali perlengkapan, Axe berpendapat bahwa metode operasi baru ini memiliki kelemahan yang jelas. Tentara Rusia dipaksa menyerang dengan truk yang perlindungannya kurang memadai, bergantung pada jalan raya, bergerak lambat, dan memiliki perlindungan tipis, sehingga sangat rentan terhadap serangan drone dan artileri Ukraina. Situasi ini tidak hanya melemahkan kemampuan serangan Rusia tetapi juga memberikan keuntungan taktis yang lebih besar bagi Ukraina di medan perang.

Situasi di Kharkiv dan Donetsk

Di wilayah Kharkiv, tentara Ukraina berhasil membersihkan posisi pasukan Rusia di Liubotyn Brigade Penyerang Geografis ke-13 dan Batalyon Penyerang Geografis ke-83 Ukraina merebut kembali setidaknya tiga kilometer persegi wilayah Kharkiv, barat laut dan tepi Sungai Oskyr. 

Di garis utara Kharkiv, Brigade ke-42 Ukraina melakukan serangan balasan yang berhasil menangkis pasukan Rusia setelah gagal menembus titik lemah pertahanan Brigade ke-92 Ukraina. Dalam pertempuran ini, tank dan drone Ukraina menghancurkan dua tank T-62 Rusia dan tiga kendaraan lapis baja BMP, serta merusak dua tank T-62 dan satu BMP-3, membunuh sekitar 40 tentara Rusia.

Di wilayah Donetsk, tentara Ukraina terus menahan serangan pasukan Rusia dengan gigih. Di arah Kurakhove, pasukan Rusia melancarkan serangan mekanisasi ke posisi Brigade ke-71 Ukraina, namun diserang gabungan oleh artileri dan drone Ukraina, menghancurkan atau membuat empat kendaraan Rusia tidak dapat beroperasi lagi.

Bantuan Militer dari Barat

Amerika Serikat akan menyediakan tiga jenis sistem ranjau kontrol jarak jauh untuk Ukraina, termasuk ranjau anti-infanteri, sistem peluru ADAM 155mm, sistem ranjau portabel MOPMS. Norwegia, menanggapi permintaan NATO, akan mengirimkan pesawat tempur multi-tugas F-35 generasi kelima dan sistem rudal pertahanan udara NASAMS untuk melindungi pusat logistik di Hresov, Polandia. Menteri Pertahanan Norwegia, Bjørn Arild Gram, mengumumkan penempatan sekitar 100 tentara Norwegia untuk memastikan keamanan hub transportasi sipil dan militer yang penting ini.

Serangan Terbaru Ukraina di Tokmak dan Zaporizhia

Ukraina melancarkan serangan baru terhadap wilayah pendudukan Rusia, menargetkan kota Tokmak di wilayah Zaporizhia. Pada 2 Desember, pasukan Ukraina melakukan serangan udara besar-besaran dan menggunakan drone untuk menyerang pangkalan militer Rusia di kota tersebut. Serangan ini menyebabkan satu stasiun pengisian bahan bakar Rusia terbakar, dengan beberapa tangki bahan bakar terbakar dan memicu kebakaran besar. Pihak Rusia belum memberikan respons resmi terkait kerugian yang ditimbulkan.

Serangan di Krimea dan Penguatan Pertahanan Rusia

Dalam dua minggu terakhir, Ukraina telah melakukan beberapa kali serangan ke Krimea, menyebabkan kerugian signifikan bagi pasukan Rusia. Rusia memperkuat pertahanan Jembatan Krimea dengan menambah sistem pertahanan udara, tambahan pasukan, dan radar bergerak. Namun, serangan terus-menerus dari Ukraina terhadap jembatan tersebut belum terhenti. Ukraina juga menggunakan rudal Neptune untuk menyerang Jembatan Krimea, yang kini dipersenjatai hampir semua sistem pertahanan udara yang tersedia dari Rusia.

Keberhasilan Angkatan Udara Ukraina

Angkatan udara Ukraina berhasil mencegat dan menghancurkan tujuh rudal jelajah Rusia yang menargetkan sasaran sipil pada malam 29 November. Keberhasilan ini dicapai oleh pesawat F-16 yang baru ditempatkan di Ukraina, yang secara signifikan meningkatkan kekuatan angkatan udara Ukraina dan memungkinkan mereka untuk mengandalkan pesawat modern daripada pesawat MiG-29 dan Su-27 era Uni Soviet.

Keterlibatan Korea Utara dan Pengaruhnya

Biro Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina mengonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah menggunakan sekitar 60 rudal balistik KN-23 buatan Korea Utara untuk menyerang target Ukraina. Rudal KN-23 memiliki teknologi yang lebih tua dan akurasi yang terbatas, namun Rusia juga memperoleh jutaan amunisi artileri dari Korea Utara, meningkatkan kapasitas operasional militernya. Kerjasama strategis antara Rusia dan Korea Utara semakin memperumit situasi konflik.

Kondisi Suriah yang Semakin Memburuk

Di Suriah, pasukan anti-pemerintah telah merebut empat pangkalan angkatan udara di Neralab, Kuveris, Minag, dan Abduhul, serta menguasai Bandara Internasional Aleppo. Meskipun pasukan Rusia berusaha menghentikan serangan melalui serangan udara, kemajuan pasukan anti-pemerintah tidak terhambat. Mereka juga merebut kota penting Kanaz dan gudang senjata di Katab, meningkatkan kekuatan militer mereka. Kekalahan pasukan Rusia di Suriah menyebabkan penarikan mendadak dari beberapa pangkalan militer, meninggalkan banyak senjata dan amunisi yang jatuh ke tangan pemberontak.

Penarikan Angkatan Laut Rusia dari Tartus

Menurut laporan Newstaa News, Angkatan Laut Rusia juga menarik diri dari Pulau Tartus setelah pasukan anti-pemerintah Suriah merebut beberapa pangkalan angkatan udara. Penarikan ini termasuk lima kapal perang dan satu kapal selam, yang sebelumnya ditempatkan di pangkalan Tartus. Langkah ini dianggap sebagai upaya Rusia untuk menghindari risiko konflik lebih lanjut di wilayah tersebut dan mungkin memindahkan kapal-kapal ke Laut Baltik atau pelabuhan lain seperti Aljazair atau Libya.

Dampak Geopolitik

Jika Rusia kehilangan pangkalan Tartus, dampak terhadap tatanan geopolitik regional akan sangat besar. Kehadiran strategis Rusia di Mediterania akan berkurang secara signifikan, mempengaruhi aliansi Rusia-Suriah dan keseimbangan militer di Timur Tengah. Penarikan kapal-kapal ini mencerminkan sikap defensif dan penyesuaian strategi Rusia dalam menghadapi tekanan konflik yang terus meningkat.

Kesimpulan

Konflik di Rusia-Ukraina dan Suriah menunjukkan dinamika yang semakin kompleks dengan keterlibatan berbagai negara dan teknologi militer canggih. Keberhasilan pasukan Ukraina dalam menangkis serangan dan memperoleh bantuan militer dari Barat semakin memperkuat posisi mereka di medan perang. Sementara itu, penarikan pasukan Rusia dari berbagai wilayah menandakan perubahan strategi yang dapat mempengaruhi keseimbangan kekuatan di masa depan. Dunia terus memantau perkembangan situasi ini, mengharapkan resolusi yang dapat mengurangi ketegangan dan membawa perdamaian.

FOKUS DUNIA

NEWS