EtIndonesia. Operasi drone Ukraina yang telah dikenal secara global kini semakin merevolusi wajah perang modern. Teknologi canggih yang diterapkan oleh militer Ukraina tidak hanya meningkatkan efektivitas serangan, tetapi juga mengurangi risiko bagi prajurit di medan perang.
Di wilayah Donetsk, sebuah drone Dragon Fire milik Ukraina yang sebelumnya jarang digunakan, kembali diaktifkan dengan teknologi terbaru. Drone ini dilengkapi dengan cairan panas yang mampu membakar parit perlindungan militer Rusia secara efektif. Dalam salah satu operasi terbarunya, drone Dragon Fire berhasil membunuh seluruh tentara Rusia yang berada di dalam parit tersebut tanpa ada yang selamat. Keberhasilan ini menunjukkan betapa teknologi drone dapat menjadi senjata mematikan dalam pertempuran modern.
Sementara itu, produksi drone FPV (First Person View) berteknologi serat optik Ukraina semakin meningkat dan di antarkan ke garis depan perang. Pasukan drone terkenal Ukraina, Mažar, baru-baru ini mendemonstrasikan penggunaan drone FPV mereka dalam pertempuran nyata. Drone ini berhasil menyerang tank T-72B3 milik Rusia dengan presisi tinggi. Berbeda dengan drone Rusia yang juga menggunakan teknologi serat optik, drone Ukraina memiliki ukuran yang lebih besar dengan enam rotor. Meskipun lebih mencolok dan mahal, drone ini mampu membawa beban yang lebih berat dan terbang lebih jauh berkat gulungan yang lebih besar.
Beberapa produsen drone di Ukraina tengah memproduksi drone serat optik secara massal. Hingga kini, belum ada langkah pertahanan yang efektif terhadap jenis drone ini. Penghentian fisik menjadi satu-satunya cara untuk menghadapi drone serat optik, karena gangguan perang elektronik yang dikuasai Rusia tidak efektif melawan teknologi serat optik yang digunakan oleh Ukraina.
Selain drone, pasukan robotik kini juga mulai muncul di medan perang Ukraina. Baru-baru ini, pasukan Ukraina berhasil meluncurkan serangan gabungan yang melibatkan pasukan robotik dan berhasil menghancurkan pos militer Rusia. Pasukan robotik ini terdiri dari drone udara yang dikombinasikan dengan robot berkaki yang dilengkapi dengan senapan mesin, memungkinkan mereka melakukan tembakan berkelanjutan dalam operasi darat dan udara. Ini merupakan senjata terbaru dari militer Ukraina yang dapat beroperasi tanpa mengorbankan nyawa prajurit.
Robot berkaki yang dilengkapi dengan senapan mesin memiliki jangkauan tembak hingga 12,7 kilometer dan dapat dikendalikan dari jarak jauh melalui tablet. Kombinasi antara drone udara dan robot berkaki darat membentuk pasukan robotik Ukraina yang sangat ahli dalam pengintaian dan serangan. Selain berperan sebagai pembunuh di medan perang, pasukan robotik ini juga dapat berfungsi sebagai bantuan medis untuk mengangkut korban ke lini depan.
Pada tanggal 23 Desember, pasukan Ukraina pertama kali menggunakan pasukan robotik untuk menyerang dan berhasil menghancurkan pos militer Rusia di dekat Lyptsi, utara Kota Kharkiv. Keberhasilan ini bukanlah kebetulan, karena sejak Juni, Ukraina telah mulai mengembangkan dan melatih sistem operasi robotik darat secara intensif. Prestasi ini membantu mengatasi kekurangan jumlah pasukan dan kesulitan dalam merekrut prajurit.
Sebagai contoh, pasukan yang bertanggung jawab untuk mempertahankan wilayah utara Kharkiv hanya terdiri dari 2.000 personel untuk menghadapi 6.000 tentara Rusia, dengan rasio kekuatan 1 banding 3. Pasukan robotik ini tidak hanya meningkatkan efektivitas serangan, tetapi juga memberikan fleksibilitas dalam operasi militer. Menurut laporan Komando Pertahanan Ukraina, pasukan robotik telah berhasil membangun prestasi di medan perang yang mengandalkan tidak hanya kekuatan manusia, tetapi juga teknologi tinggi.
Dengan terus mengembangkan teknologi drone dan robotik, militer Ukraina menunjukkan bahwa inovasi teknologi dapat menjadi kunci dalam memenangkan pertempuran modern. Keberhasilan operasi drone dan pasukan robotik ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional Ukraina.