ErabaruNews – Ekuador memastikan bahwa pihaknya akan terus mendukung dan melindungi pendiri Wikileaks, Julian Assange. Presiden Ekuador, Lenin Moreno menyebut Assange sebagai ‘masalah warisan’. Namun, dia menegaskan bahwa Ekuador telah membuat komitmen.
“Sehingga kami akan terus melindungi kehidupan Assange, yang menurut kami berada dalam bahaya,” ujar Moreno, seperti dikutip dari The Epoch Times, Jumat (9/2/2018).
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah seorang hakim Inggris menguatkan surat perintah penangkapan untuk Assange, pada hari Selasa (6/2/2018).
Sang Hakim, Emma Arbuthnot, tidak segera menjelaskan alasannya menguatkan surat perintah penangkapan. Dia hanya mengatakan bahwa, “Saya tidak yakin bahwa surat perintah tersebut harus ditarik.”
“Biasanya, masalah seperti itu hanya akan dipertimbangkan jika seseorang dibawa ke pengadilan untuk menjelaskan kegagalan mereka terkait uang jaminan,” ujar Hakim Arbuthnot seperti dikutip dari New York Times.
Setelah keputusan tersebut, salah satu pengacara Assange, Mark Summers, bertanya apakah penting untuk terus mengejar kliennya karena pelanggaran uang jaminan. Summers menjawab, bahwa ada keadaan luar biasa yang dialami oleh kliennya.
Sementara itu, Assange sendiri memastikan bahwa dia akan tetap berada di Kedutaan Besar Ekuador. Dia sendiri sudah tinggal di sana selama lima setengah tahun terakhir.
Pria 46 tahun itu memasuki kantor kedutaan di sebuah apartemen di distrik kaya Knightsbridge untuk menghindari ekstradisi ke Swedia. Di sana dia menghadapi tuduhan pemerkosaan, yang sudah dia bantah. Kasus Swedia itu, kini sudah dibatalkan oleh jaksa setempat.
Kala itu, dia mengatakan bahwa dia khawatir Swedia akan menyerahkannya ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuntutan atas penerbitan Wikileaks. Berkas rahasia tentang dokumen militer dan diplomatik AS yang bocor.
Karena keadaan tersebut, jika dia meninggalkan kedutaan, dia akan menghadapi penangkapan oleh polisi Inggris. Sebab, dia melanggar persyaratan jaminan saat dia melarikan diri ke kedubes, daripada memilih menyerahkan dirinya untuk dikirim ke Swedia.
Hakim Arbuthnot menolak sebuah argumen hukum untuk meminta agar surat perintah penangkapan terhadap Assange dibatalkan. Alasan Assange bahwa kasus Swedia tersebut, kini sudah tidak ada lagi, dan sudah ditutup.
Pengacara Assange Mark Summers kemudian mengajukan argumen terpisah bahwa meskipun kliennya ditangkap dan dibawa ke pengadilan, maka tidak akan menjadi kepentingan keadilan untuk melakukan tindakan lebih lanjut.
Dia mengatakan Assange telah memiliki ‘alasan yang masuk akal’ untuk melarikan diri ke kedutaan Swedia pada tahun 2012. Karena dia ketakutannya akan diekstradisi ke Amerika Serikat. (waa)