Mantan Petugas Keamanan yang Dipukuli dan Ditahan karena Menghadiri Pertemuan Keagamaan Menyerukan Penggulingan PKT

Chen Yu, seorang pria asal Anhui, Tiongkok, mengalami penahanan dan pemukulan oleh polisi Tiongkok karena keyakinannya terhadap agama Kristen. Setelah berhasil tiba di Amerika Serikat — tanah kebebasan — ia mengungkapkan kepada media tentang penderitaan yang dialaminya, dan menyerukan kepada dunia untuk menyadari kejahatan Partai Komunis Tiongkok (PKT)

EtIndonesia. Chen Yu, yang dulunya bekerja sebagai satpam di Tiongkok, menceritakan bahwa selama masa pandemi, ia ditangkap polisi Tiongkok karena mengikuti pertemuan ibadah Kristen, dan ditahan selama lima hari.

 “Mereka mengurung saya di ruang tahanan, menampar saya, dan memukuli saya dengan tongkat polisi. Saya dipukuli selama tiga hari penuh di dalam sana. Kemudian mereka sadar kalau saya terus dipukuli, saya bisa mati. Tapi karena saya tidak mau mengakui apa pun, akhirnya mereka membebaskan saya,” katanya. 

Setelah dibebaskan, tubuh Chen Yu penuh luka dan ia harus berbaring di tempat tidur selama setengah bulan. Setelah itu, ia diwajibkan melapor ke kantor polisi setiap minggu. Selain itu, pemerintah juga membekukan rekening bank miliknya yang berisi lebih dari 50 ribu yuan (sekitar 110 juta rupiah).

Chen Yu berkata:  “Partai Komunis itu adalah tumor bagi umat manusia. Lihat saja sejarah manusia — semua penderitaan abad ke-20 disebabkan oleh komunisme. Kelaparan besar, Lompatan Jauh ke Depan, menewaskan lebih dari 40 juta orang.”

Pada Januari 2023, setelah tiba di Amerika Serikat, Chen Yu menyatakan bahwa di bawah kekuasaan PKT, rakyat Tiongkok tidak memiliki kebebasan beragama. Ia menegaskan bahwa hanya dengan menumbangkan komunisme, rakyat Tiongkok bisa merasakan kebebasan sejati.

Chen Yu menambahkan:  “Mereka mencuci otak anak-anak kita, agar ketika dewasa mereka hidup seperti budak, seperti kita. Kalau komunisme tidak ditumbangkan, rakyat Tiongkok tidak akan pernah bahagia. Jadi, saya harap rakyat Tiongkok bangkit dan menumbangkan Partai Komunis.”

Laporan oleh jurnalis Yang Yang dan Li Zhenqi dari New Tang Dynasty Television di Los Angeles

FOKUS DUNIA

NEWS