Mantan Pegawai Instansi Pemerintah Tiongkok Membongkar Pemalsuan Data GDP oleh Partai Komunis Tiongkok

Luo Zhifei, mantan staf di Dinas Pertanian di daratan Tiongkok, mengalami penindasan dari atasan karena berbicara jujur. Ia mengungkapkan bahwa sistem internal Partai Komunis Tiongkok (PKT) sudah seperti pasir yang tercerai-berai, dan PKT sewaktu-waktu bisa runtuh.

EtIndonesia. Luo Zhifei, lulusan magister dari Universitas Pertanian Nanjing, mulai bekerja di Dinas Pertanian tingkat kabupaten di Provinsi Guangdong pada tahun 2021. Ia bertugas membuat dokumen kasus denda, dan selama bekerja, ia menyaksikan banyak sisi gelap dari pemerintahan PKT.

“Atasan mengatakan bahwa untuk meningkatkan pendapatan fiskal, terutama saat pandemi yang membuat keuangan sangat ketat, maka harus lebih banyak membuat kasus (pelanggaran) dan memperbanyak pemberian sanksi. Pada tahun 2022, target denda harus mencapai RMB. 4 juta ,” katanya. 

Ia melihat bahwa para petani sangat tidak berdaya menghadapi denda-denda yang tidak masuk akal, sehingga Luo berani bersuara membela mereka dalam rapat.

 “Kita tidak boleh asal mendenda hanya demi mengejar pendapatan dari denda. Pemberian denda harus punya alasan yang jelas dan sah. Saya merasa kami malah menindas rakyat kecil, jadi saat itu saya berdiri membela mereka,” lanjutnya. 

Akibatnya, ia tak hanya menerima kritik resmi dari atasan, tetapi juga dijadikan contoh buruk dalam berbagai pertemuan dan dipindahkan ke departemen bawahan di bidang Pengawasan Kesehatan Hewan. Hal ini membuatnya mengalami depresi.

Luo juga mengungkapkan bahwa pada awal tahun 2023, saat ia bertugas melaporkan data GDP, atasan memerintahkan dirinya untuk memalsukan data.


“Tiongkok sudah menetapkan target GDP sebesar 5%, maka laporan yang disusun harus berada dalam kisaran 5% hingga 5,5%, tidak boleh kurang atau lebih, tanpa peduli bagaimana situasi sebenarnya. Faktanya, karena pengendalian pandemi yang ketat, skala peternakan menurun drastis dan menyebabkan kerugian besar. Menurut saya, GDP riil saat itu justru negatif,” jelasnya. 

Ia mengatakan bahwa setelah ia melakukan investigasi nyata dan menulis laporan, ia kembali menjadi sasaran pembalasan dari atasan.


“Saya mencetak laporan investigasi saya dan membagikannya kepada semua peserta dalam rapat statistik peternakan. Saat itu saya juga berbicara di hadapan semua orang. Namun, atasan sangat marah dan segera mengusir saya keluar dari kantor,” ungkapnya. 

Ia juga menceritakan bahwa polisi dan komisi disiplin partai pun mendatanginya untuk berbicara. Setelah itu, ketika ia melakukan siaran langsung di Douyin (TikTok versi Tiongkok) menceritakan pengalamannya, polisi memanggilnya dan mengancam akan mengirimnya ke rumah sakit jiwa. Ia mengecam keras kegelapan rezim PKT.


“PKT adalah iblis, organisasi yang sangat brutal. Ia lebih berbahaya daripada mereka yang terang-terangan menunjukkan kekerasan, karena PKT berbuat kejahatan secara diam-diam. Dari pengalaman kerja saya, orang-orang dalam sistem PKT seperti harimau kertas, tercerai-berai, tidak memiliki persatuan. Jadi, kalau ada satu pemicu besar, saya yakin Partai Komunis Tiongkok akan segera runtuh,” ujarnya. 

Pada Juli 2024, setelah tiba di Amerika Serikat, Luo secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari keanggotaan di organisasi partai Komunis seperti Liga Pemuda Komunis dan Pionir Muda, serta menyatakan pemutusan hubungan total dengan PKT.


“Saya dulu bergabung dengan Pionir Muda dan Liga Pemuda Komunis karena dibutakan oleh pendidikan indoktrinasi PKT dan ajaran Marxisme. Sekarang saya telah sadar dan menyatakan keluar dari Pionir Muda dan Liga Pemuda Komunis,” ujarnya. (Hui/asr)

Laporan oleh wartawan NTDTV, Li Yujie, dari Los Angeles.

FOKUS DUNIA

NEWS