Di Tengah Ancaman Trump untuk Membeli Greenland, Kunjungan Diam-diam oleh Tim Investor AS

EtIndonesia. Donald Trump ingin mencaplok Greenland dengan satu atau lain cara. Setelah mencoba membangun tekanan diplomatik selama beberapa bulan terakhir dan gagal, Washington mencoba pendekatan baru – delegasi sektor swasta menuju Greenland minggu ini. Tujuannya – untuk menginvestasikan uang, dalam jumlah banyak.

Waktu kunjungan delegasi sektor swasta ini bertepatan dengan kunjungan raja Denmark, yang mengunjungi pulau Arktik itu untuk menunjukkan persatuan antara Denmark dan bekas koloninya. Raja Denmark masih menjadi Kepala Negara Greenland.

Baik Greenland maupun Denmark telah menolak rencana Donald Trump untuk “membeli” negara Arktik tersebut. Namun, Presiden AS menolak untuk mengesampingkan kemungkinan mengambil alih Greenland dengan kekuatan militer jika Denmark tidak menjualnya.

Sektor swasta AS kini ingin menjajaki peluang investasi di sumber daya alam Greenland yang melimpah, yang kaya akan mineral tanah jarang. Beruntungnya, kepemimpinan di negara Arktik tersebut baru-baru ini berpindah tangan, dengan Jens-Frederik Nielsen terpilih sebagai perdana menteri baru.

Meskipun Nielsen menolak segala upaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat untuk mengambil alih Greenland, dia juga dikenal sebagai pemimpin dengan pandangan pro-bisnis dan bertujuan untuk memonetisasi sumber daya negara kepulauan tersebut.

Tim bisnis Amerika yang akan berkunjung minggu ini meliputi pejabat senior dari perusahaan pertambangan seperti American Renewable Metals and Refacture, Critical Metals Corp, dan Cogency Power. Delegasi tersebut akan dipimpin oleh Drew Horn, CEO GreenMet dan mantan kepala staf Kantor Urusan Internasional di Departemen Energi selama masa jabatan pertama Donald Trump sebagai Presiden AS.

Delegasi tersebut akan mengunjungi tambang Tanbreez, salah satu tambang tanah jarang terbesar di dunia.

Ketika ditanya tentang maksud di balik langkah ini, Horn mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa : “Saya tidak mencoba melakukan hal gila seperti mengatur pembelian atau akuisisi Greenland oleh Amerika Serikat.”

“Ini hanyalah pengembangan bisnis sektor swasta tradisional,” mantan ajudan Trump itu menambahkan.

Eksplorasi ilmiah telah mengungkapkan bahwa Greenland memiliki deposit mineral besar, yang berpotensi bernilai triliunan dolar. Dari eksplorasi mineral yang saat ini dilakukan di pulau Arktik tersebut, sebagian besar dikelola dan dioperasikan oleh perusahaan Kanada, Inggris, dan Australia. Sejauh ini, investasi AS di sektor mineral Greenland masih sangat kecil.

Greenland, yang telah menyerukan kemerdekaan penuh dari Denmark, telah berupaya untuk meningkatkan ekonominya, dan AS ingin memanfaatkannya.
Berbicara tentang hal ini, Horn mengatakan kepada Reuters bahwa : “Kapitalisasi dan pertumbuhan sektor swasta yang sah akan memfasilitasi kolaborasi yang lebih besar di Greenland yang independen yang didukung oleh pengembangan sektor swasta AS.”

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia yakin keterbukaan Greenland terhadap investasi sektor swasta AS akan memperkuat kemandiriannya dari Denmark dan memastikan model bisnis yang layak. (yn)

FOKUS DUNIA

NEWS