EpochTimesId – Sebuah insiden yang melibatkan senjata api terjadi di sebuah gereja di Rusia. Insiden penembakan menewaskan setidaknya lima jemaat, Minggu (18/2/2018).
Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah gereja di Kizlyar, yang terletak di wilayah Dagestan Rusia, seperti dikutip The Epoch Times dari kantor berita Rusia TASS.
Pelaku penembakan berhasil ditembak mati oleh polisi yang menindaklanjuti kejadian. Pria bersenjata itu diidentifikasi sebagai pria lokal berusia 20-an tahun.
“Orang-orang meninggalkan sebuah gereja setelah kebaktian malam, saat dia melepas tembakan ke arah jemaat,” kata seorang pejabat, seperti dilansir dari Fox.
Pria bersenjata itu terlihat di video pengawas (CCTV) berjalan ke tempat kejadian dengan membawa senapan.
Media plat merah Rusia, RT, melaporkan bahwa orang-orang berada di gereja tersebut untuk merayakan festival Maslenitsa Rusia. Festival yang menandai dimulainya masa Pra-Paskah bagi umat Kristen Ortodoks Rusia.
В Дагестане неизвестный расстрелял людей у храма: есть жертвы https://t.co/eiSPE4nZfP pic.twitter.com/am7gsS9VI2
— НТВ (@ntvru) February 18, 2018
https://twitter.com/rentvchannel/status/965293796551528449
“Ada banyak orang di sana, ibu dengan anak kecil, orang tua. Saya percaya Tuhan menyelamatkan kita, tidak membiarkan orang tersebut masuk ke dalam gereja,” kata seorang saksi kepada RT.
Korban tewas akibat serangan tersebut bertambah dari empat menjadi lima. Seorang wanita meninggal di sebuah rumah sakit terdekat setelah dia dilarikan ke sana, menurut Kementerian Kesehatan Dagestani.
“Menurut data awal, kondisi dua lainnya (pasien) sangat kritis,” tambahnya.
СРОЧНО! Момент стрельбы в Кизляре: очевидцы успели снять нападение на видео pic.twitter.com/DT3eX7sUJm
— НТВ (@ntvru) February 18, 2018
PHOTOS: Site of #shooting in #Dagestan, shooter’s gun and body seen on site https://t.co/n1M7293MWB pic.twitter.com/WvvJsx1j38
— RT (@RT_com) February 18, 2018
Kepala Gereja Orthodok Rusia, Patriarch Kirill, mengatakan bahwa dia sangat terpukul oleh kekerasan tersebut.
“Gereja Orthodok Rusia menganggap kejahatan mengerikan ini, yang dilakukan pada Malam Agung Pra-Paskah, sebuah provokasi yang bertujuan memicu konfrontasi antara kaum Ortodoks dan Muslim, yang telah hidup berdampingan secara damai selama berabad-abad di Kaukasus,” ujar juru bicara Gereja Orthodok via RT.
Sekitar 83 persen populasi Dagestan menganut Islam, menurut sebuah survei tahun 2012. (waa)