Tarif Baja dan Aluminium AS akan Meningkat Hingga 50% pada  4 Juni, Mungkin Menargetkan PKT

Mulai Rabu (4 Juni), tarif impor baja dan aluminium ke Amerika Serikat dinaikkan dari 25% menjadi 50%, kecuali untuk Inggris. Meskipun kebijakan ini tampak menyasar Kanada dan Meksiko, target utamanya diyakini adalah partai komunis Tiongkok, untuk menghalangi praktik perdagangan tidak adil seperti dumping dan pengalihan asal produk.

EtIndonesia. Pada  Rabu, Amerika Serikat resmi menaikkan tarif impor untuk baja dan aluminium dari 25% menjadi 50%.

Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif pada  Selasa (3 Juni), menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk melawan praktik dumping, melindungi kapasitas produksi dalam negeri, dan menjaga keamanan nasional.

Trump menyampaikan:  “Kenaikan tarif ini akan lebih efektif dalam menindak negara-negara yang terus membanjiri pasar AS dengan baja dan aluminium berlebih dengan harga murah, yang melemahkan daya saing industri dalam negeri. Ini akan membantu menjaga tingkat pemanfaatan kapasitas produksi, dan memastikan industri dapat berkembang secara berkelanjutan demi memenuhi kebutuhan pertahanan nasional di masa depan.”

Perintah eksekutif tersebut menyebutkan bahwa Inggris dikecualikan dari kenaikan tarif ini, dan sementara ini tetap dikenai tarif 25%. Pengecualian ini diberikan untuk melaksanakan Perjanjian Kemakmuran Ekonomi AS-Inggris (Economic Prosperity Deal) yang ditandatangani pada 8 Mei.

Jika Inggris mematuhi ketentuan keamanan terkait “penghapusan rantai pasokan dari Tiongkok”, maka produk bajanya bisa mendapatkan tarif nol persen.

Namun, Kanada — yang merupakan pemasok baja terbesar bagi AS — tidak mendapat pengecualian.

Sementara itu, Meksiko, sebagai pemasok baja terbesar ketiga ke AS, menyatakan akan mengupayakan pembebasan dari tarif baru ini.

Target Utama: Praktik Tidak Adil Partai Komunis Tiongkok

Langkah tarif baja dan aluminium ini secara luas dipandang sebagai langkah untuk menargetkan praktik dumping dan manipulasi asal barang oleh Tiongkok.

Meski volume ekspor langsung baja dan aluminium dari Tiongkok ke AS tidak besar, karena pasar domestik Tiongkok sudah jenuh, Tiongkok membanjiri pasar luar negeri dengan produk baja dan aluminium murah. Produk-produk ini kemudian dialihkan melalui negara ketiga untuk menyamarkan asalnya, sehingga bisa masuk ke AS tanpa terkena tarif tinggi. (Hui)

Laporan oleh Li Mei dan Zhang Xiaoyu – NTD News

FOKUS DUNIA

NEWS