Setelah Guru Biologi Itu Mengakhiri Hidupnya, Murid Ini Bertemu dengannya Kembali


EtIndonesia. Kisah ini dibagikan oleh seorang pengguna internet yang kini telah dewasa dan memilih untuk tetap anonim. Dia menuturkan sebuah pengalaman pribadi yang sampai hari ini masih terasa berat di hatinya. Tokoh utama dalam kisah ini adalah guru biologinya saat dia duduk di kelas 9—yang dia sebut sebagai Pak R.

Pak R adalah seorang guru yang sangat berdedikasi. Dia mampu mengubah pelajaran biologi yang rumit menjadi sesuatu yang hidup dan menarik. Setelah kelas usai, sang murid ini sering memilih tinggal lebih lama untuk mengobrol dengan Pak R, membahas berbagai topik sains dan pengetahuan unik lainnya.

Namun, meski tekun dalam mengajar, reputasi Pak R di kalangan siswa tidak terlalu baik. Dia dikenal suka bercerita tentang masa lalunya yang penuh prestasi dan pengalaman hebat. Tapi seiring waktu, semakin banyak siswa menyadari bahwa banyak dari cerita itu tidak konsisten—ada bagian-bagian yang tampak dilebih-lebihkan, bahkan mengada-ada. Lambat laun, Pak R menjadi sosok yang dihindari. Dia menjadi orang yang “terpinggirkan” di lingkungan sekolah; tak banyak siswa yang mau mendekat, bahkan beberapa sengaja menjauh.

Lalu, hari itu pun tiba

Pagi itu tampak biasa saja. Sang murid terlambat sekitar sepuluh menit dan buru-buru naik lift menuju kelas di lantai lima. Di dalam lift sudah ada beberapa siswa yang lebih muda. Tak lama, Pak R masuk dan berdiri tepat di sampingnya.

Saat pintu lift tertutup dan mulai naik, sesuatu yang aneh terjadi: semua anak di dalam lift membalikkan badan, membelakangi Pak R, seakan mereka sengaja menghindari keberadaannya.

Tiba-tiba, Pak R bertanya padanya: “Hari ini bagaimana? Pelajaran apa yang kamu punya?” 

Meski agak terkejut, murid itu menjawab dengan biasa saja—“Hari ini baik, hanya saja saya sedikit terlambat.”

Pak R tersenyum, lalu memberi semangat: “Teruslah belajar dengan rajin, dan jalani hidupmu ke depan dengan semangat.”

Semuanya tampak seperti percakapan biasa. Hingga lift berhenti di lantai lima, dan murid itu melangkah ke kelas.

Saat dia masuk, suasana kelas sangat berbeda. Ramai, penuh bisik-bisik panik. 

Seseorang berbisik: “Kamu dengar belum? Pak R bunuh diri. Katanya dia terjun dari lantai enam kemarin…”

Deg.

Dunia seakan berhenti. Murid itu baru saja berbicara dengan Pak R—di dalam lift. Baru saja.

Beberapa saat kemudian, wali kelas masuk dan secara resmi mengonfirmasi kabar tersebut. Hatinya hancur. Dia tidak bisa memproses apa yang baru saja dia alami. Ketika dia menceritakan pengalaman lift itu ke teman-temannya, tak ada yang percaya. Sebagian malah tertawa, menuduhnya mengada-ada.

Namun, bertahun-tahun telah berlalu, dan dia masih mengingat dengan jelas ekspresi Pak R saat itu—senyum hangatnya, kata-kata semangatnya, dan tatapan yang penuh ketenangan. Apakah dia salah mengingat waktu? Ataukah, itu benar-benar adalah jiwa sang guru yang kembali untuk berpamitan—kepada satu-satunya murid yang benar-benar pernah mendengarkannya?

Salah seorang warganet membalas kisah ini, mengatakan:

“Dalam pengalaman saya memahami fenomena supranatural, terutama dalam kasus bunuh diri, sangat mungkin jiwa seseorang tertinggal di tempat terakhir dia menghembuskan napas. Bisa jadi dia tidak pernah benar-benar meninggalkan lantai itu. Dan mungkin, kamu adalah salah satu dari sedikit siswa yang memberinya harapan bahwa mendidik masih layak diperjuangkan. Itulah sebabnya dia memilih menampakkan diri padamu—sebelum fajar menyingsing.”

Tokoh utama dalam kisah ini mengaku bahwa dia sendiri tak yakin apakah yang dia temui adalah arwah. Tapi satu hal yang pasti, Pak R adalah seorang guru yang terluka oleh pengabaian, dipinggirkan dalam kesendirian, dan akhirnya memilih mengakhiri hidup. Namun sebelum pergi, dia memberikan pelajaran terakhir kepada satu murid—bukan tentang biologi, tapi tentang rasa hormat, kebaikan, dan bahwa hidup itu berharga dan harus dihargai.

Dan mungkin, itulah pelajaran paling penting yang ingin Pak R tinggalkan untuk dunia.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS