Pada Sabtu (7 Juni), Rusia dan Ukraina kembali saling melancarkan serangan. Serangan besar-besaran Rusia terhadap kota Kharkiv di Ukraina menyebabkan puluhan korban luka dan kerusakan bangunan. Di saat yang sama, kedua pihak juga terlibat perselisihan terkait pertukaran tawanan perang.
EtIndonesia. Rusia pada Sabtu, 7 Juni meluncurkan serangan mematikan menggunakan rudal dan drone terhadap Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Gambar-gambar menunjukkan sebuah gedung apartemen di Kharkiv terbakar hebat setelah terkena serangan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan: “Apa pun yang dikatakan orang lain, serangan Rusia ini bukanlah tindakan balasan, melainkan bertujuan untuk menghancurkan—menghancurkan kehidupan sepenuhnya. Itulah tujuan mereka.”
Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, mengatakan bahwa militer Rusia melancarkan serangan menggunakan drone, rudal balistik, dan bom berpemandu. Beberapa gedung perumahan dan infrastruktur dasar menjadi sasaran, menyebabkan setidaknya 3 orang tewas dan 22 orang luka-luka, termasuk seorang bayi.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pada Jumat (6 Juni) malam, militer Rusia menembakkan senjata presisi jarak jauh dan drone untuk menyerang target militer Ukraina, dan mengklaim semua target berhasil dihantam. Sementara itu, pejabat Rusia melaporkan bahwa drone Ukraina menyerang wilayah Moskow, melukai dua orang.
Pada Sabtu, Rusia menuduh Ukraina secara tiba-tiba menunda pertukaran tawanan perang tanpa batas waktu, namun Ukraina membantah tuduhan tersebut. Pihak Kiev menuntut Kremlin agar menghentikan “permainan kotor” dan kembali ke meja perundingan yang konstruktif.
Pada Senin (2 Juni), dalam putaran kedua perundingan damai Rusia-Ukraina di Istanbul, kedua pihak sepakat untuk melakukan pertukaran tawanan perang lebih lanjut dan mengembalikan 12.000 jenazah tentara. (Hui)
Laporan oleh wartawan NTDTV: Qiu Yue dan Tian Yuan