EpochTimesId – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bertemu Wakil Ketua Korea Utara, Kim Yong Chol, di Kota New York pada 30 dan 31 Mei 2018 waktu setempat. Demikian dikatakan juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Pompeo dan Kim akan membahas persiapan untuk KTT yang diharapkan bisa terlaksana di Singapura. Presiden AS, Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dijadwalkan bertemu dalam KTT Singapura pekan depan.
Kim Yong Chol adalah kepala agen mata-mata Korea Utara selama tujuh tahun. Dia kemudian menjabat sebagai wakil ketua komite pusat sejak tahun 2016.
Pertemuan New York berlangsung sebagai pertemuan lanjutan antara delegasi Washington dan Pyongyang. Delegasi kedua negara sebelumnya bertemu di zona demiliterisasi di Korea Utara, awal pekan kemarin.
Gedung Putih secara resmi mengkonfirmasi pada hari Selasa (29/5/2018) bahwa perwakilan AS yang mengadakan pembicaraan di Korea Utara adalah Sung Kim, duta besar untuk Filipina, Allison Hooker, direktur Korea untuk Dewan Keamanan Nasional, dan Randy Schriver, asisten menteri pertahanan untuk Asia dan Urusan keamanan Pasifik.
Sementara itu, di Singapura, tim utama yang dipimpin oleh Wakil Kepala Staf Gedung Putih, Joe Hagin sedang mengoordinasikan logistik untuk KTT yang direncanakan pada 12 Juni.
“Penasihat Keamanan Nasional John Bolton juga telah mengadakan pembicaraan rutin dengan mitra Korea Selatan dan Jepang, hampir setiap hari,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Sanders.
Pekan lalu, Presiden Donald Trump memberi tahu Kim Jong Un melalui surat bahwa Dia membatalkan KTT 12 Juni 2018. Pembatalan disampaikan karena retorika yang memanas dari Korea Utara.
Meskipun mengirim surat undur diri, Trump meninggalkan pintu rujuk tetap terbuka di kemudian hari. Korea Utara kemudian merespon dengan mengeluarkan pernyataan terukur, yang menunjukkan kesediaan untuk melanjutkan pembicaraan.
Pada hari-hari berikutnya, Trump mengatakan bahwa KTT mungkin masih berlangsung sesuai jadwal.
“Kami telah menempatkan tim yang hebat bersama untuk pembicaraan kami dengan Korea Utara,” tulis Trump di Twitter pada hari Selasa. “Rapat saat ini sedang berlangsung mengenai KTT, dan banyak lagi. Kim Young Chol, Wakil Ketua Korea Utara, menuju ke New York. Tanggapan yang solid untuk surat saya, terima kasih!”
Korea Utara telah membuat beberapa konsesi besar menjelang KTT yang direncanakan. Pyongyang membebaskan tiga sandera Amerika, meledakkan satu-satunya tempat pengujian nuklirnya, dan berkomitmen pada tujuan perdamaian dan denuklirisasi.
Trump dan Pompeo, keduanya menjanjikan Korea Utara masa depan yang cerah dan makmur jika pemimpinnya meninggalkan senjata nuklir. Rezim komunis sangat miskin di tengah sanksi melumpuhkan yang dipelopori oleh Trump.
“Saya benar-benar percaya Korea Utara memiliki potensi cemerlang dan akan menjadi Negara ekonomi dan keuangan yang besar suatu hari nanti,” tulis Trump di Twitter pada 27 Mei 2018. “Kim Jong Un setuju dengan saya mengenai hal ini. Itu akan terjadi!”
Gedung Putih sedang mempersiapkan untuk menjatuhkan sanksi baru pada Korea Utara pada hari Senin (28/5/2018). Tetapi, seorang pejabat AS memberitahu wartawan bahwa langkah-langkah akan ditunda tanpa batas, ketika pembicaraan tentang KTT dilanjutkan.
Kim Yong Chol adalah bagian dari delegasi Korea Utara untuk upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan; Ia bergabung dengan Kim Jong Un dalam dua pertemuannya dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in pada bulan April dan Mei; Dia juga menjadi tuan rumah bagi Pompeo ketika mengunjungi Pyongyang awal bulan ini.
Amerika Serikat dan Korea Selatan memasukkan Kim Yong Chol dalam daftar hitam, karena mendukung program nuklir dan rudal Korea Utara pada tahun 2010 dan 2016.
Karena sanksi terhadapnya, Kim Yong Chol biasanya dilarang mengunjungi Amerika Serikat. Setiap kunjungan ke Amerika Serikat harus disertai dengan ijin pengecualian khusus.
Selama masa jabatannya sebagai pejabat intelijen senior, Kim Yong Chol dituduh oleh Korea Selatan mendalangi serangan mematikan pada kapal angkatan laut Korea Selatan dan sebuah pulau pada tahun 2010. Dia juga dikaitkan oleh intelijen AS dengan serangan cyber pada Sony Pictures pada tahun 2014. Korea membantah terlibat dalam serangan itu.
(Laporan Reporter Epoch Times, Petr Svab dan Reuters/Ivan Pentchoukov/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA