Menkeu AS : Renminbi Melemah Akibat Manipulasi Otoritas Beijing

oleh Xia Yu

Reuters melaporkan bahwa Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengeluarkan peringatan kepada Tiongkok pada Jumat bahwa Departemen Keuangan AS sedang mengamati secara seksama tanda-tanda nilai mata uang Renminbi melemah yang diakibatkan oleh manipulasi dari pihak berwenang Tiongkok.

Dalam wawancara dengan Reuters di Sao Paulo, Brazil, Mnuchin mengatakan bahwa dalam laporan semi-tahunan Departemen Keuangan tentang manipulasi nilai tukar, masalah pelemahan nilai tukar RMB akan diperiksa.

Laporan ini akan dirilis pada 15 Oktober dan akan ditinjau berdasarkan kegiatan dalam enam bulan pertama tahun 2018.

“Tidak perlu diragukan lagi mata uang yang lemah akan memberi mereka (Tiongkok) keuntungan yang tidak adil” kata Steven Mnuchin. “Kami akan memeriksa dengan sangat hati-hati apakah mereka memanipulasi nilai mata uang”

Spekulasi mengarah pada Tiongkok adalah negara yang memanipulasi nilai mata uangnya

Pernyataan Mnuchin sekali lagi memicu spekulasi bahwa Amerika Serikat mungkin menunjuk Tiongkok sebagai negara manipulator nilai mata uangnya. Meskipun Trump selama kampanye presiden sering menuduh Tiongkok meremehkan nilai Renminbi demi mempromosikan ekspor dan ‘mencuri’ manufaktur AS, namun, Departemen Keuangan masih tidak membuat tuduhan tersebut.

Steven Mnuchin mengatakan bahwa dia curiga bahwa manipulasi nilai mata uang yang dilakukan otoritas keuangan Tiongkok sebagian karena Renminbi berada dalam posisi naik dan atau stabil pada masa awal tahun ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, anggota bipartisan AS dan produsen telah lama mengeluh bahwa otoritas Beijing memang sengaja melemahkan nilai renminbi yang bertujuan agar  perusahaan Tiongkok memiliki keuntungan harga yang tidak adil dalam perdagangan internasional.

Presiden Trump dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada hari Kamis (19 Juli) mengatakan bahwa, nilai tukar RMB baru-baru ini jatuh seperti batu sehingga menyebabkan dolar AS menguat. “Ini tidak menguntungkan kita.”

Hari Jumat (20 Juli), Trump menyampaikan pesan melalui Twitter mengkritik Tiongkok, Uni Eropa yang telah memanipulasi mata uang dan menurunkan suku bunga.

Rate tengah dolar AS – RMB diturunkan paling banyak dalam 2 tahun terakhir

Pada hari Jumat, nilai RMB terhadap dolar AS anjlok pada awal perdagangan, melanjutkan momentum penurunan yang terjadi pada hari sebelumnya. Dalam perdagangan tak terputus di pasar Hongkong, RMB pernah menyentuh USD. 6.8363 yang merupakan terendah sejak bulan Juni 2017. Sedangkan di pasar domestik, nilai tukar RMB juga turun sampai menyentuh level terendah dalam setahun.

Dilihat dari transaksi mingguan pekan ini, nilai RMB lepas pantai turun 1.4%, penurunan lebih besar dari 2 minggu sebelumnya.

Bank sentral Tiongkok menetapkan kurs tengah harian berdasarkan situasi terakhir pasar valuta asing dan memungkinkan nilai tukar RMB berfluktuasi dalam kisaran 2%. Bank sentral Tiongkok pada hari Jumat telah menetapkan kurs tengah USD. 1 = RMB. 6,7671 atau turun 0,9%, penurunan yang terbesar dalam dua tahun terakhir.

Wall Street Journal melaporkan bahwa dalam 2 hari ini Renminbi telah menunjukkan  penurunan yang besar dan cepat. Penurunan selain disebabkan oleh menguatanya dolar AS, tetapi ada berbagai indikasi bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Tiongkok sedang melambat, di bawah eskalasi perang perdagangan dengan AS, pasar berspekulasi bahwa Bank Sentral Tiongkok memang berniat untuk membiarkan nilai Renminbi menurun.

Reuters mengutip ucapan sumber yang memahami kebijakan Tiongkok memberitakan bahwa, karena momentum perekonomian Tiongkok melemah dan risiko sengketa perdagangan dengan Amerika Serikat, otoritas Beijing ingin melihat nilai RMB melemah. Bahkan intervensi hanya untuk mencegah nilai tukar jatuh terlampau drastis atau untuk memulihkan kepercayaan pasar.

Mnuchin akan membahas masalah agresi ekonomi Tiongkok dalam G20 Menkeu

Para menkeu Kelompok 20 (G20) akan mengadakan pertemuan akhir pekan ini di Argentina, kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS pada 18 Juli bahwa Mnuchin ada rencana untuk mengadakan pembicaraan bilateral resmi dengan para pejabat Tiongkok selama G20.

Laporan Agence France-Presse menyebutkan bahwa pejabat senior Departemen Keuangan AS  akan menggunakan pertemuan satu jam untuk membicarakan masalah Tiongkok dan isu agresi ekonomi Tiongkok bersama menkeu dari 7 negara industri besar dalam Kelompok 20.

Khususnya, dalam pertemuan yang tidak dihadiri perwakilan dari Tiongkok ini Mnuchin sekali lagi akan mengecam tindakan pemerintah Tiongkok yang menyimpang dari aturan ekonomi pasar, termasuk memberikan subsidi dan kredit ekspor kepada produsen komoditas ekspor.

Steven Mnuchin pada hari Jumat mengatakan bahwa pekan ini ia akan berada di Buenos Aires untuk menghadiri pertemuan menkeu G20, membahas isu kebijakan ekonomi non-pasar Tiongkok dengan ketujuh negara industri besar G20 yakni, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Jepang.

Mnuchin mengatakan bahwa administrasi Trump bersikap terbuka dalam menghadapi negosiasi tarif komoditas impor Tiongkok, tetapi itu hanya terjadi jika otoritas Beijing  membuat perubahan yang berarti terhadap masalah transfer teknologi, kebijakan joint venture dengan itikad baik.

“Kami menghendaki mereka (pemerintah Tiongkok) untuk mematuhi aturan. Ini berarti bahwa tidak ada kewajiban untuk mentransfer teknologi, tidak ada kewajiban untuk mendirikan perusahaan secara join venture, dan membuat perusahaan kami memiliki kesempatan untuk bersaing di pasar secara adil,” kata Steven Mnuchin.

“Masalah-masalah ini sama dihadapi oleh negara G7, maka akan dibahas bersama,” ujarnya. (Sin/asr)