EpochTimesId – Banjir bandang di wilayah Calabria di Italia selatan membuat 10 pendaki tewas. Sekitar tiga korban dikabarkan masih hilang. Para pendaki itu tersapu air bah yang datang tiba-tiba di sebuah ngarai yang sempit, akibat hujan deras di bagian hulu.
Departemen perlindungan sipil Italia, mengatakan 23 orang berhasil diselamatkan setelah banjir 20 Agustus 2018, waktu setempat. Lokasi kejadian ada di Raganello Creek, bagian dari Taman Nasional Pollino. Sebagian dari korban selamat mengalami luka cukup serius dan masih dirawat di rumah sakit.
Televisi lokal masih terus menampilkan upaya tim penyelamat (SAR) menuruni tebing batu curam dengan alat panjat tebing. Mereka berusaha mencari para pendaki yang masih dikabarkan hilang. Tragedi di tempat wisata populer ini diduga melibatkan 36 pejalan kaki.
Korban tewas sempat direvisi turun menjadi 10 dari 11. Satu korban keliru diumumkan oleh badan perlindungan sipil pada 21 Agustus waktu setempat.
“Ini benar-benar medan yang sulit, penuh dengan rintangan karena formasi [geologi] daerah tersebut,” kata Eugenio Facciolla, kepala jaksa ibukota provinsi, Cosenza.
Dia mengatakan penyelamat yang bekerja dengan bantuan lampu sorot sedang mencoba untuk menemukan daerah-daerah cukup tinggi. Mereka menduga dan berharap, korban hilang berada atau terjebak di dinding ngarai atau pulau-pulau kecil di sungai.
Kewarganegaraan korban tewas, hilang, dan terluka belum dikabarkan oleh otoritas setempat. Akan tetapi beberapa orang wisatawan asing yang selamat setelah terperangkap dalam insiden mengerikan, berbicara kepada wartawan lokal.
“Air bah tiba-tiba datang. Kami tidak punya waktu untuk melakukan apa pun, saya benar-benar beruntung, luar biasa,” kata seorang turis Belanda kepada media setempat. “Saya benar-benar tidak bisa berkata-kata dan saya menangis untuk orang-orang yang tidak bisa diselamatkan.”
Alun-alun utama di Civita, kota terdekat ke ngarai, telah menjadi pusat untuk membantu mereka yang terjebak dalam banjir bandang itu.
Surat kabar Italia Corriere della Sera melaporkan adegan yang memilukan di kota terdekat. Seorang wanita berteriak histeris sambil menangis, “Di antara yang mati, apa ada seorang pria tanpa rambut? Jika ada pria tanpa rambut, katakan padaku, itu suamiku.”
Menurut surat kabar itu, seorang wanita lain mengatakan kepada seorang penyelamat bahwa dia mendengar suara gemuruh. Air bah kemudian datang dan menyapu para pendaki yang tengah berjalan di aliran sungai dangkal.
“Saya berhasil bergerak dan melekat pada sebatang pohon. Tetapi saya melihat mayat-mayat diseret dengan kekerasan dan kecepatan gila,” katanya.
Mereka yang terluka termasuk seorang gadis 8 tahun, yang ditemukan menderita hipotermia, menurut surat kabar Italia Repubblica. Gadis itu, yang diidentifikasi hanya sebagai Chiara di surat kabar, dibawa ke rumah sakit di Cosenza.
“Saya tidak akan pernah melupakan bahwa tremor dan tangannya yang menyentuh tangan kami saat kami mengangkatnya,” kata penyelamatnya, Pasquale Gagliardi, dalam sebuah posting di Facebook.
Tersesat Keluar
“Ngarai ini penuh dengan air dalam waktu yang sangat singkat dan orang-orang ini terlempar keluar seperti peluru. Mereka berakhir sekitar tiga kilometer dari lembah,” kata Carlo Tansi, kepala departemen perlindungan sipil di Calabria.
Tansi mengatakan jurang itu hanya selebar sekitar empat meter (13 kaki) di beberapa tempat. Kondisi itu meningkatkan kecepatan air dan membuat operasi penyelamatan lebih sulit. Dia mengatakan bahwa operasi penyelamatan terus berlanjut sepanjang malam. (JANE GRAY dan Reuters/The Epoch Times/waa)