oleh Wu Ying
Seorang sumber yang mengetahui masalah pada Rabu (20 Februari) mengungkapkan bahwa para negosiator AS dan Tiongkok bekerja keras untuk mempersempit perbedaan mereka dan menyusun masalah-masalah sulit ke dalam 6 buah nota pemahaman (MOU).
Sejak hari Selasa (19 Pebruari) negosiasi perdagangan putaran kedelapan antara AS dengan Tiongkok dimulai di Washington. Untuk 2 hari pertama, negosiasi dilakukan oleh tingkat wakil menteri dan 2 hari kemudian dilanjutkan oleh tingkat menteri yang dipimpin oleh Robert Lighthizer dan Steven Mnuchin di pihak delegasi AS dan Liu He di pihak delegasi Tiongkok.
2 orang sumber yang mengikuti perkembangan negosiasi mengungkapkan bahwa, negosiator AS dan Tiongkok sedang menyusun MOU menyangkut 6 masalah struktural : Pengalihan teknologi wajib dan pencurian cyber, properti intelektual, layanan, mata uang, pertanian, dan hambatan perdagangan non-tarif.
Negosiasi di Beijing pekan lalu telah berakhir dengan tanpa kesepakatan. Perbedaan antara kedua belah pihak tetap besar. Mereka hanya setuju untuk mencatatkan hal-hal yang dibahas dan disepakati dalam bentuk MOU, dan melanjutkan negosiasi perdagangan putaran kedelapan di Washington pada minggu berikutnya (yaitu minggu ini) .
Salah satu sumber mengatakan bahwa selama pembicaraan di Beijing pekan lalu, kedua belah pihak bertukar naskah MOU dan menulis masing-masing persyaratan dan komitmen mereka ke dalam teks. Sumber itu mengatakan bahwa proses ini adalah proses formal memasuki negosiasi perdagangan. Kedua belah pihak awalnya mempertimbangkan untuk melanjutkan perundingan di Beijing pada akhir pekan lalu, tetapi akhirnya mereka setuju untuk melanjutkan pembicaraan mereka di Washington setelah beberapa hari istirahat.
Sumber lain tetap mengingatkan bahwa meskipun negosiasi mungkin masih dapat menemui kegagalan, tetapi kedua belah pihak telah bekerja keras untuk menyelesaikan teks MOU yang merupakan langkah penting bagi Tiongkok untuk membuat komitmen khusus pada masalah-masalah utama.
Sumber itu mengatakan bahwa kedua belah pihak juga membahas mekanisme implementasi. Reuters pada bulan lalu melaporkan bahwa jika Beijing melanggar perjanjian di masa depan, administrasi Trump dapat memberlakukan rencana kenaikan tarif.
Dua orang sumber lain mengatakan bahwa kedua pihak masih mempelajari 10 jenis daftar proyek dari pihak Tiongkok yang dapat mengurangi defisit perdagangan Amerika Serikat, termasuk pembelian produk pertanian, energi, dan semikonduktor.
Washington menuduh Beijing memaksa perusahaan-perusahaan AS yang berbisnis di daratan Tiongkok untuk mengalihkan teknologi mereka dan menyerahkan rahasia kekayaan intelektual kepada mitra lokal. Selain itu, Tiongkok telah menerapkan sejumlah hambatan non-tarif yang merupakan bagian dari persaingan tidak adil, termasuk subsidi industri, peraturan impor dan ekspor, prosedur perizinan komersial, dan peninjauan standar produk yang merugikan kepentingan perusahaan AS.
Menteri Keuangan Mnuchin meminta pemerintah Tiongkok untuk membuka pasar layanan keuangannya ke lebih banyak perusahaan asing dan tidak memanipulasi nilai tukar Renminbi terhadap dolar AS. Selain itu, Beijing masih belum menyetujui aplikasi untuk perusahaan kartu kredit Visa dan MasterCard masuk pasar Tiongkok selama bertahun-tahun.
Presiden Trump mengatakan kepada wartawan di Kantor Oval Gedung Putih pada hari Selasa bahwa negosiasi perdagangan AS – Tiongkok adalah negosiasi yang sangat kompleks, tetapi cukup lancar berjalannya. Dan mengatakan bahwa batas waktu “gencatan senjata” 1 Maret bukan merupakan suatu kesepakat ajaib, banyak hal bisa saja terjadi.
Amerika Serikat dan Tiongkok telah melakukan empat putaran perundingan sejak bulan Mei tahun lalu hingga sebelum KTT Trump – Xi Jinping bulan Desember. Usai KTT kedua belah pihak memulai kembali perundingan perdagangan yang sempat terputus. (Sin/asr)