Frank Fang/Nicole Hao/Epochtimes Hong Kong
Bentrokan saat aksi protes yang awalnya damai, kembali berkobar antara pemrotes dan polisi setempat di Hong Kong pada Minggu (27/10/2019).
Seperti dilaporkan Epochtimes Hong Kong, Polisi awalnya melakukan penangkapan sebelum unjuk rasa yang dijadwalkan akan dimulai. Polisi juga menembakkan gas air mata dan kerumunan polisi lainnya mengendalikan senjata kepada pengunjuk rasa untuk membubarkan massa.
Aksi protes terbaru menandai pada akhir pekan ke 21 secara berturut-turut. Protes bermula dari oposisi ke RUU ekstradisi, yang ditunda setelah tekanan publik. Para pemrotes telah memperluas tuntutan mereka untuk memasukkan hak pilih universal dalam pemilihan Hong Kong. Pemrotes juga menuntut pertanggungjawaban atas penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi.
Reli kedua, diadakan pukul 4 sore di kawasan Kwun Tong Promenade, mengenang pengunjuk rasa yang kehilangan nyawa mereka, dengan membuat crane dari kertas origami. Tidak ada bentrokan dengan polisi yang dilaporkan di tempat kejadian itu.
Operasi Penangkapan
Ribuan orang berkumpul di Taman Salisbury di Tsim Sha Tsui untuk melakukan aksi unjuk rasa solidaritas dengan Muslim dan jurnalis setempat. Warga dapat terdengar meneriakkan slogan-slogan seperti “lima tuntutan, tidak kurang satu” dan “warga Hongkong, menentang.”
Minggu lalu, polisi Hong Kong menembakkan air berwarna biru ke masjid terbesar di kota itu. Tindakan itu mengundang kecaman luas, setelah pemerintah hong Kong menyampaikan permohonan maaf.Â
Sejumlah wartawan juga terluka parah saat berada di garis tembak, saat meliput demonstrasi.
Sebelum rapat umum dimulainya, media Hong Kong melaporkan bahwa meriam air dan kendaraan lapis baja bersiaga di Markas Layanan Bantuan Sipil, yang berjarak 1 kilo lebih dari Salisbury Garden.
Sebelum jam 3 sore pada hari Minggu itu, sejumlah besar polisi telah berkumpul di pusat budaya setempat, yang berjarak sekitar 5 menit berjalan kaki dari Taman.
Di daerah-daerah terdekat, petugas polisi lainnya terlihat mencegat penduduk setempat untuk memeriksa tas mereka dan mencegat mobil untuk diperiksa.
Menurut media setempat, 7 orang ditangkap, termasuk yang berumur 12 tahun. Polisi belum merilis angka total penangkapan, atau alasan dilakukannya operasi penangkapan.
Aksi Protes Dibubarkan
Sekitar pukul 3 sore masih hari Minggu yang sama, ketika demonstrasi akan dimulai, polisi mulai membubarkan massa dengan menggunakan semprotan merica dan mengayunkan tongkat mereka.
Media lokal melaporkan bahwa penyelenggara rapat umum tidak meminta persetujuan polisi untuk pertemuan akbar itu.
Sekitar pukul 3:40 sore, polisi mulai menembakkan gas air mata dan semprotan merica ke pengunjuk rasa yang berada di luar Salisbury Garden.
Banyak yang tidak memakai masker gas atau peralatan pelindung lainnya. Kegiatan tidak dapat dilanjutkan.
Polisi terus menembakkan gas air mata ke kerumunan di jalan-jalan terdekat setelah pengunjuk rasa mulai menyebar ke daerah lain setelah meninggalkan Salisbury Garden.
Saat malam tiba, bentrokan serius terjadi di Mong Kok, yang berada di utara Tsim Sha Tsui. Menurut media Hong Kong, polisi menembakkan beberapa putaran gas air mata dan tidak mematikan kepada pengunjuk rasa di dekat stasiun metro Mong Kong.
Tepat sebelum pukul 6 sore, polisi mulai menggunakan meriam airnya untuk membubarkan massa. Berbeda dengan air pewarna biru yang digunakan polisi sebelumnya, kendaraan ini menembakkan air yang tidak berwarna.
Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa air yang tidak berwarna memiliki bau yang sama dengan pewarna biru. Mereka dan orang lain yang telah disemprot oleh meriam air polisi mengatakan, mereka menderita iritasi kulit dan ketidaknyamanan fisik lainnya.
Stasiun kereta ditutup sekitar pukul 7 malam waktu setempat, setelah beberapa pemrotes melemparkan bom molotov ke salah satu pintu masuk.
Sekitar pukul 21:30 malam hari, polisi menembakkan tabung gas air mata ke apotek di lingkungan Yau Ma Tei, melukai seorang wanita yang ada di dalamnya. Bentrokan berlanjut hingga tengah malam di jalan-jalan Mong Kok, ketika polisi terus menghujani dengan gas air mata.
Wartawan Pingsan
Rapat umum hari Minggu itu mendukung jurnalis, tetapi beberapa ditekan oleh aparat polisi pada hari itu. Sekitar pukul 6:50 malam waktu setempat, seorang reporter pingsan tergeletak di jalan setelah terkena tabung gas air mata di Mong Kok.
Para pengunjuk rasa di dekatnya mengecam polisi karena menargetkan pers.
Di Jalan Sai Yeung Choi Selatan, polisi memaksa beberapa wartawan melepas masker pelindung mereka, meskipun polisi anti huru hara masih menembakkan gas air mata di dekatnya. Tindakan itu justru melanggar janji pemerintah untuk memberikan kepada wartawan pengecualian terhadap larangan topeng baru-baru ini, karena pekerjaan mereka.
Pedemo Hong Kong sedang merencanakan kembali rapat umum di Victoria Park, pada akhir pekan depan untuk mendukung pemilihan umum universal. (asr)
FOTO : Baru-baru ini, Pengadilan Tinggi Hong Kong telah menyetujui perintah penahanan sementara yang melarang informasi tentang polisi dan keluarga mereka. Gambar menunjukkan Polisi Hong Kong membersihkan tempat kejadian di Mong Kok pada tanggal 27 untuk bubarkan publik. (Song Bilong / Epoch Times)