Pidato Lengkap Senator AS Ted Cruz: ‘Rakyat Amerika Mendukung Hong Kong, Menentang Penindasan Komunis Tiongkok

Senator Amerika Serikat Ted Cruz selaku anggota Senat Komite Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat, Selasa 19 November menyampaikan pidatonya di Senat AS. 

Saat itu, ia mendesak rekan-rekannya untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong, sebagai undang-undang yang disponsori bersama untuk mendukung para demonstran pro-demokrasi di Hong Kong. 

RUU itu, yang disahkan oleh Senat dengan suara bulat, termasuk ketentuan undang-undang bipartisan yang diperkenalkan oleh Senator Ted Cruz untuk mengubah Undang-Undang Kebijakan Amerika Serikat-Hong Kong tahun 1992. 

Yang mana  mewajibkan pemerintah mengevaluasi dan melaporkan bagaimana rezim Tiongkok mengeksploitasi Hong Kong untuk menghindari hukum Amerika Serikat. 

Di senat, Senator Ted Cruz mengatakan : 

“Hari ini kita memiliki kesempatan untuk memberitahu dunia mengenai serangan hak asasi manusia secara  terang-terangan ini dan kampanye untuk menggertak Hong Kong supaya tunduk adalah tidak baik, dan Amerika Serikat tidak akan mendukung hal tersebut

Pada kesempatan tersebut ia juga menceritakan perjalanannya ke Hong Kong : 

“Bulan lalu, saya melakukan perjalanan ke Hong Kong. Saya bertemu dengan banyak pria dan wanita pemberani yang berjuang. Saya bertemu dengan para pembangkang, para pengunjuk rasa pro-demokrasi yang menyuarakan otonomi Hong Kong serta kebebasan berbicara dan hak asasi manusia. Bersama mereka, saya mengenakan pakaian serba hitam untuk mengekspresikan solidaritas saya dengan para pengunjuk rasa damai yang turun ke jalan.” 

Ia menyimpulkan:

Rakyat Hong Kong terlibat dalam pertempuran eksistensial untuk kebebasan dan mereka harus tahu […] bahwa rakyat Amerika Serikat mendukung Hong Kong.”

Senator Cruz telah lama menyerukan kepada Amerika Serikat untuk berdiri teguh dalam mendukung mereka yang menentang penindasan Komunis Tiongkok.

Melansir siaran pers Kantor Senator Cruz, Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong mencakup ketentuan Rancangan Undang-Undang bipartisan yang diperkenalkan Senator Ted Cruz pada bulan Juni lalu. RUU tersebut mengamandemen Undang-Undang Kebijakan Amerika Serikat-Hong Kong tahun 1992. Undang-Undang tersebut untuk mewajibkan pemerintah mengevaluasi dan melaporkan bagaimana Tiongkok mengeksploitasi Hong Kong untuk menghindari hukum Amerika Serikat.

Pada bulan Juli lalu, Senator Ted Cruz memperkenalkan undang-undang, Jaringan Kediktatoran Invasif Penargetan & Undang-Undang Pemberitahuan Ekspor Wajib yang Diperlukan tahun 2019 atau Undang-Undang TIANANMEN tahun 2019. Undang-undang tersebut  mengharuskan pemerintah untuk memasukkan perusahaan Tiongkok yang memungkinkan pihak Komunis Tiongkok untuk melakukan pengawasan massal dan penindasan terhadap minoritas agama mayoritas Muslim di Xinjiang ke dalam daftar hitam. 

Pada bulan lalu, pemerintah menerapkan bagian-bagian undang-undang Senator Ted Cruz yang mensyaratkan daftar hitam.

Pada bulan Oktober lalu, sebagai salah satu senator Amerika Serikat pertama yang mengunjungi Hong Kong sejak unjuk rasa  dimulai, Senator Ted Cruz bertemu dengan aktivis pro-demokrasi, pembangkang, dan pemimpin unjuk rasa. Ia menyatakan dukungannya bagi mereka yang berjuang untuk melindungi otonomi Hong Kong, kebebasan berbicara, dan hak asasi manusia dasar. 

Setelah kunjungannya ke Hong Kong, ia menulis sebuah editorial opini di USA Today yang mendesak rakyat Amerika Serikat dan perusahaan Amerika Serikat untuk menentang sensor, penindasan dan kekejaman hak asasi manusia oleh Partai Komunis Tiongkok.

Baru-baru ini, Senator Ted Cruz menulis editorial opini di The Dallas Morning News menghargai peringatan 30 tahun jatuhnya Tembok Berlin dan warisan Amerika yang kuat mendukung pejuang kemerdekaan dan memerangi kejahatan tirani di seluruh dunia, di mana ia berkata, “Hari ini, Hong Kong adalah Berlin baru.”

Berikut pidato lengkap lengkap Senator Ted Cruz :


“Nyonya, Presiden, hari ini pria dan wanita pemberani [serta] anak laki-laki dan perempuan berjuang dan menuntut agar Partai Komunis Tiongkok melindungi otonomi Hong Kong, melindungi kebebasan berbicara, dan membela hak asasi manusia. 

Terlepas dari unjuk rasa damai ini, Partai Komunis Tiongkok menyerang balik dengan kebrutalan dan kekerasan. Kebrutalan polisi yang telah kita lihat dan […] serangan Partai Komunis Tiongkok yang lebih besar pada rakyat Hong Kong adalah  memalukan. 

Akhir pekan lalu, polisi Hong Kong mulai menyerang anak muda, mahasiswa yang tidak bersalah yang dengan damai memprotes kebrutalan itu. 

“Mereka diserang dengan gas air mata dan peluru karet. Kampus mahasiswa ini diubah menjadi zona perang di mana tidak ada yang aman. 

Dan hari ini kita memiliki kesempatan untuk memberitahu dunia mengenai serangan hak asasi manusia yang mencolok ini dan kampanye untuk menggertak Hong Kong agar tunduk adalah tidak benar, dan Amerika Serikat tidak akan mendukung hal tersebut.

“Bulan lalu, saya melakukan perjalanan ke Hong Kong. Saya bertemu dengan banyak pria dan wanita pemberani yang berjuang. Saya bertemu dengan para pembangkang, para pengunjuk rasa pro-demokrasi yang menyuarakan otonomi Hong Kong dan kebebasan berbicara serta hak asasi manusia. Bersama mereka, saya mengenakan pakaian serba hitam untuk mengekspresikan solidaritas saya dengan para demonstran yang damai yang turun ke jalan

“Saat ini sebagai tanggapan atas unjuk rasa itu, gas air mata, granat spons, peluru karet ditembakkan di kampus-kampus universitas di Hong Kong. Di provinsi Shin Jiang, jutaan orang Uighur yang ditahan dan minoritas agama lainnya mendekam di kamp-kamp konsentrasi. 

Dan di seluruh Tiongkok, praktisi Falun Gong ditangkap dan dibunuh, sehingga Partai Komunis dapat memanen organ mereka. 

“Kebebasan dari kebrutalan dan tirani Partai Komunis Tiongkok adalah seruan pertempuran para pembangkang di Hong Kong.

“Apa yang dilambaikan oleh pengunjuk rasa di Hong Kong? Bendera Amerika Serikat. Dan apa yang mereka nyanyikan? Lagu Kebangsaan Amerika Serikat. Mengutip kutipan dari Bapak Pendiri Amerika Serikat, yang mempertaruhkan segalanya untuk kebebasan di Amerika.

Nyonya, Presiden, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Senator Rubio dan Cardin. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Senator Risch dan Senator Menendez serta semua anggota Senat Komite Hubungan Luar Negeri, baik Partai Republik maupun Partai Demokrat yang telah bergabung bersama. Undang-undang ini sedang dipersiapkan Senat untuk meloloskan Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi di Hong Kong sebagai undang-undang penting. 

Ini adalah undang-undang bipartisan. Saya mendesak DPR untuk mengambilnya dan mengesahkannya dan meneruskannya dengan segera.

“Rakyat Hong Kong terlibat dalam pertempuran eksistensial untuk kebebasan dan mereka harus mengetahui dan mereka akan mengetahui melalui tindakan kita hanya dalam beberapa saat bahwa rakyat Amerika Serikat mendukung Hong Kong.”

(Vivi/asr)