Ribuan Kartu Natal untuk Pemrotes Pro Demokrasi Hong Kong yang Dipenjara

The Associated Press

Warga Hong Kong menuliskan pesan pada ratusan kartu Natal pada 12 Desember. Kartu tersebut untuk mereka yang dipenjara dalam gerakan pro-demokrasi Hong Kong. 

Melansir dari Associated Press, Warga berjanji  bagi mereka yang ditangkap tidak akan dilupakan ketika mereka menghadapi musim perayaan di balik jeruji besi.

“Ketahuilah bahwa kamu tidak sendirian,” demikian bunyi tulisan salah satu kartu, yang kerap diungkapkan oleh banyak orang. 

“Kami tidak akan pernah melupakanmu,”  tulisan warga lainnya.

Polisi telah menggelar lebih dari 6.000 penangkapan selama enam bulan aksi protes. Kartu tersebut diperuntukkan bagi mereka yang mana jaminannya ditolak. 

Penyelenggara mengatakan, kartu-kartu tersebut akan dikirim melalui pengacara dan anggota parlemen terdakwa. 

Para pengunjuk rasa mengatakan, mereka percaya puluhan orang yang ditangkap selama gerakan itu bisa tetap di penjara selama liburan.

“Kami mencintai kamu! Kami menunggumu! Kami mendukung Anda!” demikian tulisan salah satu kartu natal tersebut.

Penyelenggara mengatakan mereka membagikan sekitar 2.000 kartu pada rapat umum tersebut yang dihadiri oleh ribuan orang pada 12 Desember Kamis malam. 

Kegiatan tersebut untuk memperingati  setengah tahun gerakan protes yang telah mengguncang kota yang dikuasai Komunis Tiongkok itu.

Massa berkumpul di tengah gedung pencakar langit di kawasan pusat bisnis Hong Kong, beberapa dari mereka menyalakan pencahayaan musim Natal yang meriah. 

Mereka menulis  kartu ucapan dengan tenang dan menyebut tahanan sebagai “saudara dan saudari seperjuangan.”

“Kami tidak dapat dipisahkan dan kami seperti satu tubuh,” demikian pernyataan salah satu penyelenggara. Seperti banyak pengunjuk rasa yang takut akan dampak dari aktivisme mereka, dia hanya memberi nama depannya dengan Emma.”

Kebanyakan warga menulis: ‘Kami peduli dengan Anda dan kami ingin menunggu Anda.”

Penyelenggara lain dengan nama Vivica, mengatakan: “Ini Natal. Semua orang senang di luar dan kami menikmati kebebasan yang mana kebebasan tidak diberikan begitu saja. Harga sedang dibayar oleh orang lain yang sekarang dipenjara.” 

Banyak demonstran datang dari tempat kerja untuk bergabung dengan protes dengan tema “Bersatu Kita Berdiri.” 

Mereka mengecam penggunaan gas air mata polisi dan penangkapan skala besar selama demonstrasi yang meletus sejak Juni lalu.

Seorang pekerja kantoran Judy Leung mengatakan, dia memprotes setiap minggu, sebagian  menghadiri rapat umum mempertahankan moralnya untuk perlawanan jangka panjang.

Judy Leung menegaskan : “Mungkin tubuh kita lelah tetapi hati kita tidak, Kami memberi kekuatan satu sama lain sehingga kami bisa melanjutkan.”

Ketika dia berbicara, pengunjuk rasa lain,  datang dengan sebungkus kue dan bertanya apakah dia menginginkannya.

“Beginilah seharusnya masyarakat, Kami berbagi cinta kami,” katanya. 

Unjuk rasa terjadi sebelum pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, melakukan perjalanan ke Beijing untuk melaporkan kepada para pemimpin Komunis Tiongkok.

Para pengunjuk rasa mengatakan, mereka tidak berharap bahwa perjalanan tersebut akan menghasilkan konsesi apa pun tentang tuntutan mereka. Warga mendorong pemilihan universal, penyelidikan tindakan polisi dan amnesti bagi mereka yang telah ditangkap.

“Dia hanya mendengarkan apa yang disuruh bosnya di Beijing,” kata pengunjuk rasa Fergie Chan, seorang pekerja industri perkapalan, tentang pemimpin Hong Kong. 

Ia menambahkan, dirinya mempunyai perasaan bahwa warga mungkin dalam pertarungan yang sangat panjang. Itulah sebabnya  masih keluar setelah enam bulan.” (asr)