The Epoch Times menerbitkan serial khusus terjemahan dari buku baru berbahasa Tionghoa berjudul Bagaimana Roh Jahat Komunisme Sedang Menguasai Dunia Kita
oleh Tim Editorial “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis”
Daftar ISI
1.Seni: Hadiah Dari Ilahi
2.Pengaruh Besar Seni pada Kemanusiaan
3.Sabotase dan Penyalahgunaan Seni ala Komunisme
a.Seni di Negara-negara Komunis
b.Unsur Komunis Di Balik Avant-Garde
c.Pembalikan Estetika Tradisional: Jeleknya Seni
d.Penyimpangan Sastra
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Seni: Hadiah dari Ilahi
Peradaban manusia telah menghasilkan banyak buku mengenai apa itu keindahan sejati. Manusia yang percaya pada Tuhan tahu bahwa semua keajaiban di dunia berasal dari Surga. Seni yang mendalam adalah upaya untuk meniru dan menampilkan keindahan Surga di dunia manusia. Inspirasi seorang seniman berasal dari para dewa.
Jika seniman menerima pencerahan dan berkah dari dewa, mereka dapat menjadi tokoh yang luar biasa di bidangnya.
Dengan iman yang kuat dan pengabdian kepada Ilahi, para seniman besar selama zaman Renaisans menyelami kecerdikannya untuk menciptakan karya dalam memuji para dewa. Pikiran lurus dan tindakan kebajikan para seniman menerima penegasan dan berkat Ilahi.
Seniman pada periode pertengahan Renaisans, termasuk Da Vinci, Michelangelo, dan Raphael, memahami teknik yang jauh melebihi para pendahulu mereka dan rekan-rekan mereka, seolah-olah berkat mukjizat. Karya-karya mereka — termasuk lukisan, patung, dan arsitektur — menjadi karya klasik dunia seni yang tak lekang oleh waktu.
Selama berabad-abad, karya-karya ini menjadi contoh mulia bagi kemanusiaan. Dengan menghargai karya-karya ini, tidak hanya oleh para seniman dari generasi selanjutnya dapat mempelajari teknik artistik murni, tetapi anggota masyarakat juga dapat benar-benar merasakan dan melihat kehadiran Ilahi.
Ketika hal ini berhasil, teknik-teknik yang menciptakannya, dan semangat yang ditanamkan para seniman semuanya terpelihara, masyarakat manusia mampu mempertahankan hubungan dengan yang Ilahi. Kemudian, bahkan ketika masyarakat manusia melewati periode kemerosotan dan kemundurannya, akan ada harapan untuk kembali ke tradisi dan jalan menuju keselamatan.
Prinsip yang sama berlaku di bidang musik. Seperti kata pepatah, dilaporkan dari gedung opera Jerman, berbunyi: “Bach memberi kami firman Tuhan. Mozart memberi kami tawa Tuhan. Beethoven memberi kami api Tuhan. Tuhan memberi kami musik agar kami dapat berdoa tanpa kata-kata. ”Sepanjang hidupnya, Johann Sebastian Bach menganggap pujian, penyembahan serta pengabdian kepada Tuhan sebagai prinsip tertinggi dalam penciptaan musiknya. Pada semua skor musiknya yang penting, huruf-huruf SDG dapat dilihat — singkatan dari “Soli Deo gloria,” yang berarti “kemuliaan hanya untuk Tuhan saja.”
Ini adalah alam tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang seniman — pematerialisasian objek-objek surgawi di alam manusia melalui wahyu Allah. Lukisan dan patung besar, dan skor paling luhur di awal kanon dan barok klasik, adalah semua karya para penganut agama dan mewakili puncak karya seni yang dapat dicapai manusia.
Tiga elemen terpenting dalam penciptaan artistik adalah representasi, penciptaan, dan komunikasi. Semua kreasi artistik berisi tema, yaitu pesan yang ingin dikomunikasikan oleh penggagas terlepas dari bentuk seni, apakah itu puisi, lukisan, patung, fotografi, novel, drama, tarian, atau film.
Seniman menyampaikan tema tersebut ke dalam hati pembaca, pendengar, atau pemirsa. Proses ini adalah komunikasi – transmisi pikiran si seniman kepada penerima.
Untuk mencapai tujuan komunikasi, seniman harus memiliki kemampuan luar biasa untuk meniru dan menghadirkan kembali — dengan objek imitasi menjadi dunia para dewa atau manusia, atau bahkan dunia bawah.
Berdasarkan target representasinya, para seniman memulai kreasinya — suatu proses penyempurnaan unsur-unsur yang lebih dalam atau lebih esensial dari objek, dan penguatan ekspresif atau kemampuan seniman untuk berkomunikasi dan menjangkau ke jantung audiens mereka. Jika seniman memiliki iman yang benar kepada yang Ilahi dan moralitas, maka yang Ilahi akan memberinya ilham penciptaan. Karya-karya seperti itu kemudian akan bersifat Ilahi, murni, dan murah hati — bermanfaat bagi seniman dan masyarakat.
Di sisi lain, ketika seniman meninggalkan standar moral, unsur negatif membajak proses kreatif, di mana kekuatan jahat mengerahkan pengaruh dan memanfaatkan seniman untuk menggambarkan kreasi yang mengerikan dan aneh dari dunia bawah. Karya-karya semacam ini membahayakan penggagasnya dan masyarakat luas.
Nilai seni tradisional ortodoks adalah jelas. Budaya dan seni Ilahi di Timur dan Barat adalah koneksi yang terjalin antara para dewa dengan peradaban manusia, dan dimaksudkan untuk membawa mereka ke dalam kontak. Gagasan dan pesan yang disampaikan melalui seni ini adalah keindahan, kebajikan, cahaya, dan harapan.
Di sisi lain, seni yang buruk diciptakan oleh seniman yang berada di bawah kendali unsur jahat. Mereka mendorong terjadinya keretakan antara manusia dengan Tuhan dan menyeret manusia lebih dekat ke kejahatan.