Chen Jun-cun – Epochtimes.com
Militer AS membunuh pemimpin militer Iran Qassem Soleimani dengan drone pada 3 Januari 2020. Disebutkan bahwa kematian Soleimani tersebar dengan cepat di Pyongyang, ibukota Korea Utara. Sedangkan pemimpin negara itu, Kim Jong-un, telah memerintahkan meningkatkan langkah-langkah keamanannya.
Melansir Radio Free Asia, seorang pejabat senior Pyongyang mengatakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio, bahwa berita tentang kematian Soleimani oleh militer AS tersebar dengan cepat di Pyongyang, Korea Utara. Insiden itu merupakan topik terpanas di awal tahun baru 2020.
Pejabat itu mengungkapkan bahwa ketika orang-orang menghadiri kursus pendidikan politik reguler, mereka pada dasarnya tidak tertarik pada kursus itu sendiri. Mereka hanya ingin membahas tentang bagaimana militer AS membunuh Soleimani menggunakan pesawat tak berawak.
Pejabat itu juga mengatakan, kematian Soleimani jauh lebih mengejutkan daripada pembunuhan diktator Libya Muammar Gaddafi pada tahun 2011 silam.
Pemerintah Korea Utara dengan cepat menutup informasi itu, dan mengatakan “kami tidak sama dengan Libya” dan tidak akan menyerah kepada Amerika Serikat. Namun demikian, sebagai tanggapan atas kematian Sulaymani, pemerintah Korea Utara bukan hanya tidak mencoba untuk menutupinya, surat kabar milik pemerintah “Rodong Sinmun” malah dengan cepat mengungkapkan berita tersebut.
Narasumber lainnya mengatakan kepada Radio Free Asia, bahwa itu tidak seperti praktik “Rodong Sinmun” pada umumnya. “Pihak berwenang tampaknya telah memutuskan bahwa tidak ada gunanya menyembunyikan fakta yang diketahui masyarakat Pyongyang.”
Sumber itu mengatakan, bahwa kekuatan ekonomi dan militer Iran lebih unggul daripada Korea Utara. Selain itu, sistem pertahanan udaranya juga lebih baik daripada Korea Utara, sehingga kematian Soleimani mengejutkan public Korea Utara. Mereka berpikir, pemimpin Korea Utara mungkin juga akan dilenyapkan seperti itu.
Rumor Kim Jong Un memerintahkan peningkatan keamanan
Surat kabar daring yang berfokus pada isu-isu Korea Utara “Daily NK” mengutip sumber-sumber di internal militer Korea Utara. Laporan itu mengatakan bahwa setelah kematian Soleimani, Kim Jong-un mengeluarkan perintah pada 4 Januari lalu. Perintahnya meminta pasukan untuk meningkatkan siaga dan melakukan yang terbaik untuk melindungi pimpinan mereka dan misi Komite Sentral Partai.
Sumber itu mengatakan, bahwa setelah instruksi Kim Jong-un dikeluarkan, suasana tegang jelas terlihat di berbagai satuan militer. Mereka semua merasa seolah-olah akan memulai perang untuk melindungi pemimpin mereka.
Sementara itu, surat kabar Korea Selatan Chosun Ilbo melaporkan, bahwa Kim Jong-un tiba-tiba menghilang beberapa waktu baru-baru ini. Menurut analis, bahwa pembunuhan Soleimani oleh militer AS telah menciptakan tekanan psikologis yang besar pada Korea Utara.
Tidak terlihatnya Kim Jong Un memunculkan rumor bahwa sang diktator Korea Utara tersebut tengah bersembunyi.
Setelah kematian Jenderal Soleimani dan Korut tetap diam. Desas-desus merebak di negara tetangga Korea Selatan bahwa Korut bersembunyi. Namun kini, Kim Jong Un telah muncul, pada Rabu 8 Januari lalu.
Terdapat kecenderungan pemimpin Korea Utara “menghilang” saat adanya krisis internasional.
Sementara itu, kemunculan Kim Jong Un tersebut terjadi di tengah laporan bahwa Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan telah menyimpulkan, bahwa ‘mustahil’ bagi Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya. (jon)
FOTO : Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara selama Rapat Pleno ke-5 Komite Sentral ke-7 Partai Buruh Korea (WPK) dalam foto tak bertanggal ini dirilis pada 29 Desember 2019. (KCNA via Reuters)