ETIndonesia – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengumumkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of International Concern –PHEIC– pada Kamis (30/1/2020). Pengumuman itu ketika wabah Coronavirus terus menyebar secara global.
Organisasi itu sudah mengadakan diskusi selama dua hari pekan lalu tentang coronavirus. Meski demikian, tidak menyatakan darurat kesehatan global. Tetapi sejumlah pasien baru yang tak mengunjungi Tiongkok telah didiagnosis di Jepang, Jerman, Vietnam, dan Taiwan.
Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus sudah berkunjung ke Beijing. Ia bertemu dengan pemimpin Komunis Tiongkok Xi Jinping untuk membahas wabah tersebut, yang berpusat di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.
Sejumlah pejabat rezim Komunis Tiongkok telah memerintahkan penutupan Wuhan dan sebagian besar kota-kota lain di seluruh Hubei. Pengisolasian tersebut dalam upaya untuk mengkarantina daerah-daerah itu. Penutupan kota-kota berdampak terhadap puluhan juta warga
“Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah, dan yang tidak siap untuk menghadapinya,” kata Ghebreyesus dikutip dari The Epochtimes.
“Saya menyatakan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atas wabah global,” tambahnya.
Ghebreyesus menyatakan, sebagian besar kasus di luar Tiongkok memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan, atau kontak dengan seseorang dengan riwayat perjalanan ke Wuhan. Ia seraya menambahkan, bahwa tidak ada kematian di luar Tiongkok.
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunial atau Public Health Emergency of International Concern -PHEIC– baru dilakukan sebanyak lima kali dalam dekade terakhir, termasuk wabah Ebola di Afrika, wabah virus Zika, dan wabah flu babi tahun 2009. Coronavirus berada dalam keluarga virus yang sama dengan SARS atau flu biasa.
WHO menjabarkan, langkah itu sebagai “peristiwa ekstraordinary yang benar-benar menimbulkan risiko kesehatan masyarakat bagi Negara lain, melalui penyebaran penyakit global dan berpotensi memerlukan respons internasional yang terkoordinasi.” (asr)
Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus : Screenshoot NTDTV
Video Rekomendasi :