The Epochtimes
Ribuan pekerja rumah sakit Hong Kong yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mendukung pemogokan pada Senin (3/2/2020)
Aliansi Pekerja Otoritas Rumah Sakit Hong Kong menuntut pemerintah Hong Kong memenuhi lima tuntutannya, seperti melarang masuknya semua wisatawan dari Tiongkok, menyediakan bangsal isolasi yang cukup, dan menangguhkan layanan non-darurat rumah sakit.
Dibentuk pada bulan Desember tahun lalu, aliansi tersebut memiliki sekitar 18.000 anggota, termasuk perawat, dokter, dan pekerja rumah sakit lainnya.
Aliansi tersebut memberikan suara mendukung pemogokan 3.123 -ke-10 pada tanggal 1 Februari selama pertemuan umum, menurut media Hong Kong.
Tanggal 3 Februari menandai hari pertama dari pemogokan lima hari yang direncanakan.
Menurut HK01, media Hong Kong, ratusan pekerja rumah sakit berbaris di luar beberapa rumah sakit di pagi hari, termasuk Rumah Sakit Queen Elizabeth dan Rumah Sakit Queen Mary, untuk mendaftarkan namanya untuk mendukung pemogokan.
Pendaftaran tersebut dijadwalkan berakhir pada siang hari. Pekerja rumah sakit berencana untuk turun ke jalan di beberapa lokasi pada sore hari.
Menurut media Hong Kong, Lai Ching-lung, seorang profesor gastroenterologi di Fakultas Kedokteran Universitas Hong Kong, menyuarakan dukungannya untuk pemogokan di luar Rumah Sakit Queen Mary.
Lai Ching-lung mengatakan, bahwa menutup perbatasan Hong Kong dengan daratan Tiongkok adalah langkah pencegahan yang baik untuk melindungi warga Hong Kong.
Saat ini, Hong Kong memiliki 14 kasus Coronavirus yang diketahui.
Menurut Stand News, media Hong Kong, 3.000 anggota aliansi tersebut, termasuk 1.000 perawat, 1.000 staf kesehatan penuh-waktu, 300 dokter, dan pekerja rumah sakit lainnya, diharapkan ikut serta dalam pemogokan tersebut.
“Jika tidak ada penutupan perbatasan secara sempurna, maka tidak akan ada cukup tenaga kerja, peralatan pelindung, atau ruang isolasi, untuk memerangi wabah Coronavirus,” kata Winnie Yu, ketua Aliansi Pekerja Otoritas Rumah Sakit Hong Kong, kepada wartawan pada tanggal 2 Februari 2020, menurut laporan media lokal Hong Kong, RTHK.
Pernyataan Winnie Yu muncul setelah pembicaraan dengan Otoritas Rumah Sakit Hong Kong gagal, karena pemimpin Hong Kong Carrie Lam tidak muncul untuk diskusi.
Aliansi tersebut mengatakan bahwa jika pemerintah Hong Kong tidak dapat menanggapi tuntutan mereka pada pukul 18.00 waktu setempat pada tanggal 3 Februari, maka sekitar 9.000 pekerja rumah sakit, termasuk pekerja yang berada di unit gawat darurat rumah sakit, akan ikut serta dalam pemogokan tahap kedua yang dimulai pada tanggal 4 Februari 2020.
Menurut RTHK, pemerintah Hong Kong telah menutup enam dari 14 penyeberangan perbatasan Hong Kong dengan Tiongkok.
Namun demikian, dalam konferensi pers pada tanggal 31 Januari 2020, pemimpin Hong Kong Carrie Lam menolak gagasan untuk menutup seluruh perbatasan Hong Kong dengan Tiongkok. Sebagai langkah mengendalikan penyebaran jenis Coronavirus. Ia mengatakan tindakan semacam itu “bertentangan dengan saran Organisasi Kesehatan Dunia,” sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Pada tanggal 30 Januari, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan wabah Coronavirus sebagai darurat kesehatan masyarakat global. (Vivi/asr)
Video rekomendasi :