“Perkumpulan Massal” Kembali Muncul di Wuhan, Beramai-ramai dalam Festival Musik di Kolam Renang Disorot Media Asing

Ntdtv.com- Wuhan adalah kota pertama di dunia yang terjangkit virus Komunis Tiongkok, situasi tragis Wuhan yang dilanda epidemi masih membekas di benak orang-orang. Namun demikian, baru-baru ini, Taman Air Pantai Maya di Wuhan menyelenggarakan festival musik secara besar-besaran. Acara itu dihadiri sekitar 3.000 orang, yang secara serius melanggar persyaratan pencegahan epidemi.

Video online menunjukkan festival musik di kolam renang itu, dipadati oleh orang-orang yang mengenakan pakaian renang dan berendam di dalam air. Tidak ada yang memakai masker dan tidak mematuhi social distancing. Orang-orang berkerumun di lokasi, mereka bersorak dan bergoyang dengan semangat mengikuti irama musik. Festival musik itu diberitakan secara luas oleh media. Sehingga membuat heboh dunia luar dan memicu opini publik yang sengit.

Beberapa netizen berseru di Twitter dengan menuliskan : “Mungkinkah corona akan dimulai kembali dari Wuhan? Wuhan menyelenggarakan pesta musik ribuan orang! Bisa dibayangkan PKT akan melepaskan virus lagi! Di saat corona masih berlanjut, pertemuan ribuan orang seperti itu tidaklah rasional!”

Lin Xiaoxu, seorang mantan ahli virus di The Walter Reed Army Institute of Research (WRAIR), mengatakan kepada VOA, bahwa dia memang terkejut dengan berita tersebut. Menurutnya, video dan berita itu dapat dilaporkan kemungkinan didasarkan pada pertimbangan politik pemerintahan komunis Tiongkok.

Lin Xiaoxu mengatakan bahwa festival musik di Wuhan merupakan promosi dari pemerintah daerah bekerjasama dengan pemerintah pusat, menempatkan kehidupan masyarakat pada posisi sekunder. 

Lin mengatakan : “Pemerintah Tiongkok (Komunis) ingin menunjukkan kepada dunia luar: Anda lihat seberapa baik saya mengendalikan epidemi, bukan? Wuhan, tempat epidemi itu berasal, sekarang berada dalam situasi pesta pora. Namun nyatanya, bagi masyarakat Wuhan, mereka sebenarnya menanggung resiko yang lebih besar”. 

Menanggapi kecurigaan dari luar, media Partai Komunis Tiongkok “Global Times” berpendapat bahwa festival musik di Wuhan menunjukkan bahwa kehidupan warga Wuhan telah kembali normal. Sedangkan tindakan pencegahan epidemi komunis Tiongkok yang ketat diklaim telah membuahkan hasil.

Namun, Lin Xiaoxu memperingatkan bahwa media Tiongkok tidak diketahui persis oleh masyarakat. Sehingga masyarakat tidak dapat memahami situasi sebenarnya dari epidemi. Apalagi komunitas di Wuhan yang masih aktif melakukan tindakan pencegahan epidemi.

Saat ini, banyak negara masih menghadapi tantangan berat dari epidemi, dan epidemi baru terus bermunculan di berbagai bagian wilayah di Tiongkok. Xinjiang, Dalian, dan tempat lain telah mengambil langkah-langkah tindakan blokade dan pencegahan epidemi yang ketat. Dalam keadaan seperti itu, risiko penularan dari perkumpulan massal di Wuhan itu sangat besar. 

Dunia luar khawatir festival musik di Wuhan dapat mengulang tragedi “Perkumpulan massal” terkait wabah. Awal tahun ini, epidemi meletus di Wuhan, tapi ditutupi oleh pejabat Partai Komunis Tiongkok. 

Pada 18 Januari 2020 lalu, komunitas di distrik Baibuting, Wuhan mengadakan “Perkumpulan massal” seperti biasa, yang dihadiri lebih dari 40.000 keluarga dan 13.000 hidangan. Setelah itu, Wuhan mengumumkan ledakan epidemi dan komunitas di distrik Baibuting menjadi daerah yang paling terpukul dari epidemi tersebut. Penduduk di daerah tersebut tidak mendapatkan perawatan yang efektif. Mereka terpaksa minta tolong dengan nada putus asa ke dunia luar melalui Internet.

Opini dalam festival musik di Wuhan terus berkembang di media. Departemen terkait di Wuhan menjelaskan bahwa pengunjung konser harus menunjukkan kode kesehatan mereka, tetapi para ahli mempertanyakan hal ini.

Liu Shiren, kepala eksekutif di National Institutes of Infectious Diseases & Vaccinology National Health Research Institutes, Taiwan, mengatakan bahwa virus tersebut memiliki masa inkubasi. Bagi mereka yang terinfeksi tanpa gejala juga berisiko besar, dan sulit untuk dikendalikan.

Liu Shiren juga mengatakan bahwa pengujian juga merupakan masalah. Beberapa orang telah melewati masa infeksi dan tidak dapat dideteksi. Volume virus menurun, tetapi masih dapat menular. Dalam situasi yang berdesakan seperti itu, rentan memicu gelombang infeksi klaster lainnya.

Selain itu, kemampuan Komunis Tiongkok untuk mendeteksi virus juga diragukan secara luas. Sebelumnya, reagen pendeteksi virus Komunis Tiongkok yang diekspor oleh Komunis Tiongkok ditemukan tidak memenuhi syarat di banyak negara, dengan tingkat akurasi kurang dari 30%. Akibatnya, mereka meminta dikembalikan ke Tiongkok.

Lin Xiaoxu juga meragukan apa yang disebut data uji asam nukleat nasional yang sebelumnya dilakukan oleh otoritas di Wuhan. Ia mengatakan bahwa sulit dipercaya pemerintah dapat melakukan uji asam nukleat pada 30 juta orang dalam waktu sekitar 10 hari. Sungguh luar biasa memiliki skala dan kemampuan seperti itu. Apalagi keakuratan reagen penguji Komunis Tiongkok sangat rendah, ini sama saja dengan membodohi masyarakat di Wuhan. 

Keterangan Gambar: Lebih dari 3.000 orang menghadiri festival musik di sebuah taman air atau water park di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok. (Tangkapan layar video)

reporter Luo Tingting / Editor : Wen Hui

Johny/asr 

Video Rekomendasi