oleh Wang Jin
Kantor Berita Nasional Ukraina atau Ukrinform pada 25 Agustus 2020 melaporkan bahwa Yulia Tymoshenko, mantan perdana menteri Ukraina terinfeksi virus Komunis Tiongkok (pneumonia Wuhan), dan pada 24 Agustus 2020 malam, ia dirawat ke unit perawatan intensif.
“RBC Russian Business Consulting’s ” melaporkan bahwa Yulia Tymoshenko, mantan perdana menteri Ukraina terinfeksi virus Komunis Tiongkok (pneumonia Wuhan). Dokter telah memasang ventilator ke Tymoshenko. Tymoshenko didiagnosis pada 23 Agustus 2020 lalu. Dia dalam kondisi serius dan mengalami demam dengan suhu 39 ° C.
Terbetik berita, bahwa putri dan menantu Tymoshenko juga terinfeksi virus corona, namun gejala keduanya relatif ringan.
Dalam editorial “Virus Ditujukan pada Partai Komunis Tiongkok” yang diterbitkan The Epoch Times mengatakan, bahwa virus Partai Komunis Tiongkok menyebar ke negara-negara, kota, organisasi dan individu yang berhubungan erat dengan Komunis Tiongkok.
Mengapa Tymoshenko terinfeksi? Editorial ini membahas hubungan antara Tymoshenko dan Partai Komunis Tiongkok, dengan maksud untuk memperingatkan.
Kiprah politik Tymoshenko
Sebelum terjun ke politik, Yulia Tymoshenko pernah memonopoli pasokan gas alam Ukraina dengan aset puluhan miliar.
Pada tahun 1989, Tymoshenko mendirikan dan memimpin jaringan persewaan film Liga Pemuda Komunis Soviet. Konon katanya pernah berkembang dengan “sangat sukses”.
Pada tahun 1997, Tymoshenko terpilih sebagai anggota parlemen Ukraina.
Pada tahun 1999, Tymoshenko mendirikan “Motherland Party” Ukraina. Hingga Juni 2019, sekitar 600.000 anggota bergabung dalam partai tersebut.
Dari tahun 1999 hingga 2001, Tymoshenko menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Ukraina.
Dari Februari hingga September 2005, ia menjabat sebagai Perdana Menteri Ukraina.
Pada tahun 2007, Tymoshenko kembali menjadi Perdana Menteri.
Pada Desember 2011, Tymoshenko dipenjara, dan dibebaskan pada Februari 2014.
Dalam karir politiknya, Tymoshenko berulang kali menunjukkan sikap “pro-komunis”.
Tymoshenko “merayakan” hari jadi “Partai Komunis Tiongkok dan berulang kali ikut menyanyikan lagu pujian untuk Partai Komunis Tiongkok.
Pada 4 Juli 2017, Tymoshenko bertemu dengan Duta Besar Partai Komunis Tiongkok untuk Ukraina Du Wei sebagai ketua “Motherland Party”. Kedutaan Besar Tiongkok menyatakan bahwa pertemuan Du Wei itu adalah atas “undangan” Tymoshenko.
Mengenai pertemuan ini, Kedutaan Besar Tiongkok di Ukraina mengeluarkan pernyataan, bahwa ucapan selamat Tymoshenko dalam peringatan 95 tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok, sebagai bentuk pernyataan bahwa “Motherland Party” Ukraina “bersedia memperkuat” pertukaran antar-partai dengan Partai Komunis Tiongkok.
Selain itu, Ukraina seharusnya “Belajar dari pengalaman Partai Komunis Tiongkok dalam “mengelola negara”.
Pada 5 Juni 2019, Tymoshenko kembali bertemu dengan Duta Besar Komunis Tiongkok Du Wei. Selama pertemuan itu, Tymoshenko “memuji” Partai Komunis Tiongkok dan kembali menyatakan kesediaannya untuk mengembangkan hubungan bilateral.
Menyebut “Impian Negara Kuat” Ukraina Tidak Dapat Dipisahkan dari Partai Komunis Tiongkok sebagai platform “Satu Sabuk Satu Jalan”
Pada Mei 2018, Tymoshenko mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan media corong Partai Komunis Tiongkok “Global Times” bahwa dia membaca “kata demi kata” buku tentang “pemerintahan” pemimpin Partai Komunis Tiongkok dan ingin “belajar” konsep tentang pembangunan ekonomi dan menjaga stabalitas negara.
Dia juga mengatakan bahwa “impian sebagai negara kuat” Ukraina tidak dapat dipisahkan dari kerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok dan “Inisiatif Sabuk dan Jalan” memiliki “manfaat yang besar”.
Pada 19 September 2019, Tymoshenko diwawancarai oleh media bersama Partai Komunis Tiongkok di Kiev, Ukraina, sebagai ketua “Motherland Party”.
Menurut laporan, Tymoshenko mengklaim bahwa Ukraina “secara aktif” berpartisipasi dalam proyek “Satu Sabuk dan Satu Jalan” Partai Komunis Tiongkok, bersedia bekerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok untuk membangun “Jalur Sutra Udara”, “Jalur Sutra Turis”, dan “Jalur Sutra Pangan” untuk memperkaya konten inisiatif “Sabuk dan Jalan”.
Menurut Komunitas internasional, Partai Komunis Tiongkok menggunakan “Sabuk dan Jalan” untuk secara bertahap mengontrol nadi kehidupan ekonomi dan politik negara-negara di sepanjang rute tersebut, menimbulkan ancaman bagi tatanan global.
Dalam wawancara itu, Tymoshenko juga menyatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok telah menetapkan “model” bagi dunia.
Mendukung PKT terkait masalah Hong Kong
Tymoshenko, berdiri sejalan dengan Partai Komunis Tiongkok terkait masalah Hong Kong.
Pada 28 Mei 2020 lalu, Kantor Berita Xinhua Partai Komunis Tiongkok melaporkan bahwa dalam wawancara eksklusif dengan wartawan Kantor Berita Xinhua, Tymoshenko mengklaim bahwa Undang-undang keamanan nasional versi Hong Kong dan masalah lainnya adalah “urusan dalam negeri” Tiongkok, dan negara lain tidak berhak untuk ikut campur.
Posisi Tymoshenko terkait masalah Hong Kong bertentangan dengan komunitas internasional.
Komunitas internasional umumnya menganggap bahwa “Undang-undang Keamanan Nasional versi Hong Kong” yang diterapkan oleh Partai Komunis Tiongkok melanggar “Deklarasi Bersama Sino/Tiongkok-Inggris” dan “Hukum Dasar Hong Kong” yang ditandatangani oleh Partai Komunis Tiongkok pada tahun 1984, dan sangat mengutuk Partai Komunis Tiongkok yang melanggar janjinya.
Ketika kedaulatan Hong Kong diserahkan pada tahun 1997, Partai Komunis Tiongkok berjanji kepada dunia bahwa “satu negara, dua sistem” tidak akan berubah selama 50 tahun. Namun, pasca diterapkannya Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong itu tak ubahnya seperti kematian “satu negara, dua sistem” di Hong Kong.
Zhang Dejiang menyatakan terima kasih kepada Ukraina karena mendukung penindasan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong
Pada malam 26 Oktober 2009, Tymoshenko, sebagai Perdana Menteri Ukraina, berbicara dengan Zhang Dejiang, Wakil Perdana Menteri Partai Komunis Tiongkok.
Keesokan harinya, Kedutaan Besar Tiongkok di Serbia menerbitkan artikel, mengatakan bahwa selama pertemuan tersebut, Zhang Dejiang berterima kasih kepada Ukraina atas “dukungannya” kepada Partai Komunis Tiongkok dalam masalah Taiwan, Tibet, Xinjiang, dan Falun Gong, dan menyatakan kesediaannya untuk “terus memperkuat” hubungan politik dengan Ukraina.
Falun Gong adalah latihan fisik dan mental Buddhis yang didasarkan pada prinsip “Sejati, Baik, dan Sabar”. Dan telah mendapatkan lebih dari 3.600 penghargaan dari komunitas internasional, dan hanya ditindas di Tiongkok Daratan.
Partai Komunis Tiongkok melakukan penindasan terhadap Falun Gong sejak 1999 silam. Hal ini disebabkan kebencian dan ketakutan mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Jiang Zemin terhadap jumlah praktisi Falun Gong yang melebihi jumlah anggota Partai Komunis Tiongkok.
Zhang Dejiang, yang sedang berbicara dengan Tymoshenko selalu mengikuti Jiang Zemin menindas Falun Gong, dan dengan gencar mengadopsi kebijakan penganiayaan selama masa jabatannya di Zhejiang, Guangdong, dan Chongqing, Tiongkok.
Dari 20 Juli 1999 hingga Oktober 2005, sekitar 64 praktisi Falun Gong dikonfirmasi telah dianiaya hingga tewas di Guangdong. 33 praktisi Falun Gong dianiaya hingga tewas selama pemerintahan Zhang Dejiang, di antaranya, Luo Zhixiang, seorang praktisi Falun Gong berusia 29 tahun dan sedang hamil ketika itu dianiaya hingga tewas di Distrik Tianhe, Guangzhou.
Setelah pertemuan pada 26 Oktober 2009 itu, Tymoshenko dan Zhang Dejiang juga menandatangani perjanjian kerjasama ekonomi dan perdagangan Sino/Tiongkok-Ukraina.
Mendukung PKT dalam masalah sensitif lainnya :
Pada 19 November 2008, Tymoshenko, dengan statusnya sebagai Perdana Menteri Ukraina, bertemu dengan Zhou Li, Duta Besar Partai Komunis Tiongkok untuk Ukraina.
Mengenai pertemuan ini, Kedutaan Besar Tiongkok di Ukraina menerbitkan artikel, bahwa Tymoshenko menyatakan, Ukraina “sangat menghargai” hubungan dengan Tiongkok dan menganggapnya sebagai salah satu arahan “prioritas” dari diplomasi Ukraina.
Sementara itu, duta besar Partai Komunis Tiongkok, Zhou Li mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok berterima kasih kepada Ukraina yang telah memberikan “dukungan kuat” pada masalah Taiwan dan Tibet, dan “mendukung” Partai Komunis Tiongkok menjadi tuan rumah Olimpiade Beijing.
Karena Partai Komunis Tiongkok sangat menindas hak asasi manusia, Olimpiade Beijing pernah diboikot oleh komunitas internasional. Selain itu Partai Komunis Tiongkok juga selalu menekan demokrasi Taiwan dan ruang internasional, dan menindas hak dan kepentingan normal komunitas Tibet.
Artikel di blog situs web Inggris: Tymoshenko menunjukkan sikap pro-sosialis
Pada 4 Mei 2018, situs web London School of Economics and Political Science menerbitkan sebuah artikel di situsnya yang mengatakan bahwa meskipun Tymoshenko dianggap sebagai salah satu tokoh pro-Barat dalam politik Ukraina. Namun, sejumlah besar kebijakannya pada masalah utama berlawanan dengan kebijakan pro-Eropa.
Artikel tersebut menyatakan bahwa Tymoshenko sangat menentang privatisasi kepemilikan tanah dan investasi asing di jaringan pipa gas alam Ukraina. Sikap ini menunjukkan pandangannya tentang sosialisme dan konsep lainnya.
Tolak Partai Komunis Tiongkok dan jauhi wabah penyakit
Partai Komunis Tiongkok menyembunyikan informasi epidemi Wuhan, menyebabkan virus menyebar ke seluruh dunia. Hingga malam 27 Agustus 2020, jumlah korban tewas di dunia akibat infeksi virus Komunis Tiongkok (pneumonia Wuhan) hampir mencapai 830.000 orang. Jumlah kasus yang dikonfirmasi lebih dari 24,35 juta.
Perdana Menteri Inggris Johnson pernah dirawat di unit perawatan intensif karena infeksi virus Partai Komunis Tiongkok, dan beruntung lolos dari kematian.
Setelah menjabat, Johnson pernah menyatakan bahwa dia “pro-komunis.” Setelah lolos dari kematian dan keluar dari rumah sakit, dia berangsur-angsur menjauh dari Partai Komunis Tiongkok.
Setelah Partai Komunis Tiongkok memaksakan Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong, Perdana Menteri Inggris Johnson menyatakan pada Juni lalu, bahwa Inggris harus dapat dengan bebas menyatakan pandangan Inggris ke Beijing tentang asal-usul virus Partai Komunis Tiongkok, masalah Hong Kong, dan infrastruktur nasional utama di Inggris.
Pada Juli lalu, Johnson juga menandatangani perintah untuk menghapus sepenuhnya perangkat dari jaringan 5G komunis Tiongkok di Inggris sebelum tahun 2027.
Pengalaman Perdana Menteri Inggris itu mungkin dapat menjadi referensi bagi mantan Perdana Menteri Ukraina, Tymoshenko.
Baru-baru ini, Tom Tugendhat, Ketua Komite Seleksi Urusan Luar Negeri Inggris, juga menerbitkan artikel di Daily Mail yang menyatakan: “Epidemi virus corona telah mengungkapkan bahwa banyak dari kita telah melihat fakta selama ini – ketergantungan ekonomi kita pada Partai Komunis Tiongkok dan bersujud kepada pemerintah Partai Komunis Tiongkok itu harus dibayar mahal.”
Editorial the Epoch Times berjudul, “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis” mengatakan: “Pelajaran dari sejarah adalah: jangan pernah percaya komitmen apa pun dari Partai Komunis dan tidak ada jaminan akan direalisasikan. Siapa pun yang percaya pada Partai Komunis tentang masalah apa pun akan kehilangan nyawanya dalam masalah itu.”
Dalam artikel khusus the Epoch Times itu menyebutkan, “Jika Anda salah percaya pada Partai Komunis Tiongkok, tidak tertutup kemungkinan dapat mendorong diri anda dan banyak orang ke dalam jurang maut. Jauhi dan tolak Partai Komunis Tiongkok, Anda akan dapat menjauh dari bencana dan wabah penyakit. (jon/rp)
Editor : Gao Jing
Keterangan Foto : Mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko (Yulia Tymoshenko). (SERGEI SUPINSKY / AFP 2011)
Video Rekomendasi :