Waspadai Terjadi Lonjakan Kasus COVID-19 Hingga Penularan Virus Varian Baru

ETIndonesia- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto menatakan, berbagai indikator penanganan kasus covid-19 di Indonesia menunjukkan tren perbaikan dan relatif lebih baik daripada indikator di tingkat global.

Secara umum, perkembangan kasus konfirmasi harian dan kasus aktif masih terkendali. Tingkat Kasus Aktif 5,2% (lebih rendah dari Global 11,09%), tingkat kesembuhan 92,0% (lebih baik dari Global 86,83%), namun tingkat kematian 2,8% (masih lebih tinggi dari Global 2,07%).

“Kasus aktif nasional adalah 5,2 persen dibandingkan global yang 11,09 persen. Kemudian, kasus kesembuhannya adalah 92 persen di mana global 86,83 persen dan kematian kita masih 2,8 persen dan global 2,07 persen,” kata Airlangga di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, (17/5/20210 setelah mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.

Seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Bidan Perekoomian, meskipun beberapa indikator (jumlah kasus aktif, penambahan kasus harian, BOR –Bed Occupancy Rate– atau Keterisian tempat tidur, kesembuhan, kematian) menunjukkan tren positif dan perbaikan, namun perlu kewaspadaan terkait dengan peningkatan signifikan jumlah kasus dan BOR di sebagian besar Provinsi di Sumatera, dan ditemukannya beberapa kasus Varian Baru (B.117 Inggris dan B.1.617 India).

“Perlu mewaspadai dan antisipasi potensi lonjakan/ kenaikan kasus aktif, setelah pelaksanaan libur panjang Idul Fitri ini,” ujar Airlangga.

Tren Jumlah Kasus Aktif di tingkat Provinsi: 15 Provinsi Meningkat (sebagian besar Provinsi di Pulau Sumatera) dan 19 Provinsi Menurun. Provinsi yang Kasus Aktifnya meningkat adalah: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kep.Bangka Belitung, DKI Jakarta, Maluku, Banten, NTB, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

 Tambahan Kasus Mingguan di seluruh Provinsi di Sumatera menunjukkan tren peningkatan (kecuali Bengkulu), karena itu Pemerintah mewaspadai potensi terjadinya peralihan lonjakan kasus saat terjadi Mobilitas Penduduk Pasca Libur Lebaran dari Sumatera ke Jawa.

Sedangkan untuk ketersediaan Tempat Tidur di Rumah Sakit, data BOR (Bed Occupancy Ratio) nasional menunjukkan berada di level yang aman dan cukup rendah, yaitu sebesar 29%. Kenaikan  tren kasus aktif di sejumlah provinsi di Sumatera menyebabkan BOR di seluruh provinsi di Sumatera (kecuali Bengkulu) lebih tinggi dibandingkan BOR Nasional: Sumatera Utara (57%), Riau (52%), Kep. Riau (49%), Sumatera Barat (49%), Sumatera Selatan (47%), Kep.Bangka Belitung (45%), Jambi (43%), Lampung (38%), Aceh (34%).

Untuk mengantisipasi arus balik mobilitas masyarakat pasca libur lebaran, perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19. Berdasarkan monitoring dan hasil survey Kemenhub, potensi lonjakan arus balik terjadi pada H+2 (16 Mei) dan H+7 (21 Mei), terutama untuk moda transportasi darat.

Oleh karena itu Pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan, untuk mencegah peningkatan kasus pasca libur panjang lebaran, dengan memberlakukan kebijakan: (1) Random-Test untuk perjalanan dari beberapa Provinsi di Jawa yang menuju Jakarta, dan (2) Mandatory-Check untuk perjalanan dari Sumatera menuju ke Jawa dan Jakarta.

Pada kesempatan yang sama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa antisipasi sudah dilakukan dan ketersediaan Tempat Tidur (TT) di Rumah Sakit cukup aman. Tersedia TT untuk Isolasi sekitar 70.000, yang terisi sekitar 20.000 TT. Sedangkan TT untuk ICU seluruh Indonesia memiliki 7.500 TT, dan sudah terisi 2.500 TT.

“Semoga pasca lebaran/ liburan panjang, kenaikannya tidak tinggi, sehingga cadangan TT untuk Isolasi dan ICU tidak usah dikhawatirkan”, ungkap Menkes Budi G. Sadikin.

Obat-obatan juga dilengkapi dan stok obat-obatan di Rumah Sakit juga sudah diisi. Jumlah vaksin yang masuk ke Indonesia pada bulan Mei ini cukup banyak. Saat ini adalah momentum  untuk percepatan vaksinasi agar ditingkatkan lagi dan diutamakan untuk para lansia.

Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa yang perlu menjadi perhatian saat ini adalah bagaimana agar kasus Covid-19 di Indonesia tidak melonjak.

Untuk itu, bagi masyarakat yang kembali dari berpergian diharapkan kesediaannya untuk melakukan karantina mandiri di tempat masing-masing, utamanya yang baru saja bepergian dari daerah zona merah dan zona oranye. Masyarakat diharapkan patuh terhadap semua kebijakan dan aturan yang diterbitkan Satgas Pusat dan pengaturan oleh Satgas Daerah. (Kemenko Perekonomian/asr)

FOKUS DUNIA

NEWS