Senjata Jarak Jauh AS Dapat Diluncurkan dari Guam untuk Menggempur Tentara Komunis Tiongkok yang Serang Taiwan

oleh Zhang Ting

Kemampuan jarak tempuh Senjata Hipersonik Jarak Jauh  milik Amerika Serikat melebihi 2.775 kilometer. Artinya jika militer komunis Tiongkok melakukan invasi ke Taiwan, maka Amerika Serikat dapat meluncurkan LRHW dari pangkalan militernya di Guam untuk menggempur tentara komunis Tiongkok yang berada di Taiwan.

Selama bertahun-tahun militer Amerika SerikatĀ terus merahasiakan tentangĀ  Long-Range Hypersonic Weapon (LRHW) atau jarak tempuh Senjata Hipersonik Jarak JauhĀ milik mereka. Namun, diluar dugaan pejabat Angkatan Darat Amerika SerikatĀ  telah mengungkapkan kepada mediaĀ  beberapa hari lalu tentang jarak tempuh LRHW darat mereka yang melebihi 2.775 kilometer.Ā 

Ini berarti bahwa jika militer komunis Tiongkok melakukan invasi ke Taiwan, maka Amerika Serikat dapat meluncurkan LRHW dari pangkalan militernya di Guam untuk menggempur tentara komunis Tiongkok yang berada di Taiwan.

“LRHW memiliki kemampuan (serangan) dengan jangkauan lebih dari 2.775 kilometer (setara dengan 1.725 mil)”, kata seorang juru bicara Angkatan Darat kepada reporter “Breaking Defense”. 

“Breaking Defense” adalah majalah elektronik yang berfokus pada strategi, politik, dan teknologi pertahanan Amerika Serikat.

Laporan menyebutkan bahwa jika sekutunya di Asia mengizinkan Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap komunis Tiongkok di wilayah mereka, maka LRHW dapat diluncurkan dari Taiwan, Jepang atau Korea Selatan untuk mencapai target sejauh lebih dari 1.000 mil di daratan Tiongkok. 

Lebih penting lagi adalah LRHW versi angkatan laut yang disebut ‘Conventional Prompt Strike’ (Serangan Cepat Konvensional) dapat diluncurkan dari kapal selam atau kapal laut di manapun di perairan Pasifik.

Angkatan Darat Amerika Serikat tetap merahasiakan hal ini selama bertahun-tahun, mereka tidak bersedia menjelaskan tentang jangkauan sebenarnya dari LRHW. Informasi ini baru dibuka setelah berminggu-minggu didesak oleh reporter “Breaking Defense”, setelah didiskusikan dengan tingkat tinggi dari berbagai dinas yang melayani dan mengkoordinasikan proyek teknologi hipersonik.

Mengapa Angkatan Darat perlu meminta saran dari Angkatan Laut sebelum mengungkapkan jangkauan LRHW ? 

Meskipun jarak jangkauan LRHW berbasis darat berlaku untuk versi Angkatan Darat, tetapi Serangan Cepat Konvensional yang berbasis laut menggunakan penguat roket dan kendaraan peluncur hipersonik yang sama dengan versi Angkatan Darat, hanya dikemas agar cocok untuk diluncurkan dari kapal perang dan kapal selam daripada truk. 

Jadi sulit untuk membayangkan berapa perbedaannya antara yang berbasis darat dan berbasis laut. Jika versi Angkatan Darat mencapai lebih dari 1.725 mil atau 2.775 kilometer, maka versi Angkatan Laut hampir pasti juga bisa mencapainya.

Angkatan Udara Amerika Serikat sedang mengembangkan berbagai jenis senjata hipersonik yang diluncurkan dari pesawat yang memerlukan metode teknik berbeda dan akan menghasilkan jangkauan yang berbeda pula.

Menurut laporan tersebut, dibandingkan dengan peluncur yang dipasang di kendaraan militer,Ā kapal angkatan laut dan pembom strategis jelas pergerakannya jauh lebih lincah. Selain itu dapat diluncurkan dari perairan dan wilayah udara internasional sehingga tidak perlu banyak mempertimbangkan sikap dari negara sekutu.Ā 

Namun, keuntungan dari misil yang diluncurkan dari darat adalah biayanya lebih rendah, dan mampu memanfaatkan medan untuk menghindari serangan musuh. Ini yang tidak dimiliki oleh misil yang diluncurkan dari udara dan laut. Oleh karena itu, Angkatan Darat dan para pendukungnya percaya bahwa misil darat mereka dapat memainkan peran tambahan yang penting untuk melengkapi persenjataan Angkatan Laut dan Udara.怂

Dari sudut pandang Angkatan Darat, LRHW adalah predator teratas dari seluruh keluarga “Long Range Precision Firepower” (LRPF) yang baru. Meskipun LRHW adalah senjata jarak jauh dengan kecepatan tinggi, dan paling mumpuni, tetapi LRHW juga paling mahal. 

Oleh karena itu, senjata hipersonik akan disediakan untuk target dengan prioritas tertinggi, sedangkan senjata jarak pendek akan digunakan untuk menghadapi sebagian besar ancaman.

Menurut laporan “Breaking Defense” sebelumnya, sesuai dengan rencana artileri Angkatan Darat, komandan teater di Eropa dan Pasifik akan diberikan wewenang kendali terhadap misi pasukan di multi-area yang akan dilengkapi pula dengan LRHW dengan jangkauan lebih dari 2.775 kilometer dan yang jangkauan sekitar 1.800 Kilometer untuk serangan jarak menengah (MRC).

Michael E. White, orang utama yang bertanggung jawab atas teknologi hipersonik di Kantor Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat pada awal bulan ini, menyatakan bahwa untuk memastikan keunggulan kekuatan Amerika Serikat di medan perang, Pentagon telah mengembangkan sebuah strategi melalui memodernisasi sistem hipersonik, termasuk strategi serangan berlapis yang komprehensif untuk melawan senjata hipersonik Sino-Rusia. (sin)

FOKUS DUNIA

NEWS