Vaksin ‘Made In India’ Disebut Ampuh 93,4% Melawan Varian Delta

Epochtimes.com

Vaksin buatan India disebut ampuh melawan varian delta yang kini sudah menyebar hampir ke 100 negara di dunia. 

Hal demikian disampaikan oleh Bharat Biotech India mengatakan pada Sabtu (3/7/2021) menyatakan bahwa, berdasarkan data klinis, vaksin COVAXIN yang diproduksi dengan partnernya perusahaan biotek Amerika Ocugen, memiliki perlindungan keseluruhan sekitar 77,8%, dan perlindungannya terhadap tingkat keparahan penyakit hingga 93,4% akibat COVID-19. Selain itu, memiliki perlindungan hingga 65,2% terhadap varian delta. 

Antara 16 November 2020 dan 7 Januari 2021, tim peneliti merekrut 25.798 relawan di India. Usia subjek berkisar antara 18 hingga 98 tahun, di antaranya 2.750 orang lanjut usia di atas 60 tahun, dan 24.419 orang akhirnya menyelesaikan dua dosis.

Selama percobaan, total 130 subjek didiagnosis. Di antara mereka, 24 orang dalam kelompok vaksin COVAXIN terinfeksi, dan 106 orang pada kelompok plasebo terinfeksi.

Sebelumnya, vaksin produksi mandiri utama India adalah vaksin AZ yang diproduksi oleh Serum Institute of India.

Perusahaan itu mengatakan, pada bulan lalu pihaknya berencana untuk meningkatkan produksi dari Juli menjadi hampir 100 juta dosis.

Bharat Biotech memperkirakan perusahaan dapat memproduksi 23 juta dosis vaksin setiap bulannya.

Petugas di Bandara Hong Kong Terinfeksi Varian Delta, Diduga Terinfeksi Melalui Menyentuh Eskalator

Baru-baru ini, seorang ground handler bandara di Hong Kong terinfeksi virus varian Delta. Sekuens gen virus itu konsisten dengan tiga pekerja migran Indonesia yang dikonfirmasi terinfeksi.

Setelah menonton video pengawasan, pakar kesehatan Hong Kong Ou Jiarong mengatakan bahwa, kru itu mungkin terinfeksi secara tidak langsung karena lengan kanannya menyentuh pegangan tangan eskalator. Akan tetapi penyebab sebenarnya dari infeksi, masih perlu dikonfirmasi lebih lanjut. 

Ou Jiarong mengatakan bahwa ground handler telah melewati tiga pekerja migran Indonesia pada jarak 1 hingga 2 meter. Sedangkan mereka semua mengenakan masker. Perlu juga dicatat bahwa, monitor menunjukkan bahwa tiga pekerja migran dari Indonesia itu turun dari pesawat. Lalu naik eskalator, salah satunya menyentuh pegangan tangan dengan tangan kanannya. 

Sedangkan staf di Bandara Hong Kong itu juga naik eskalator 20 menit kemudian dan meletakkan lengan kanannya di pegangan tangan. Mereka mungkin terinfeksi melalui kontak tidak langsung.

Ou Jiarong menekankan bahwa penyelidikan dan pelacakan, akan terus dilakukan untuk menghindari adanya kasus yang tidak terlihat. (Hui)