oleh Jing Zhongming
Hujan lebat turun di Provinsi Henan, Tiongkok selama beberapa hari terakhir menyebabkan banjir terjadi di lebih dari 10 kota termasuk Zhengzhou. Untuk melindungi kejadian yang tidak diinginkan dari rencana waduk membuka pintu air, pihak berwenang memaksa penduduk dari 2 kabupaten wilayah Zhoukou yang berjumlah 390.000 orang lebih untuk mengevakuasi diri ke tempat lain yang dianggap aman
Menurut media pemerintah ‘The Paper’, pada 21 Juli, Markas Pengendalian Banjir dan Kekeringan Kota Zhoukou mengeluarkan perintah untuk memaksa semua desa administratif di timur Dalanggou dan barat Sungai Qingshui di Kabupaten Fugou, yang mencakup juga desa administrasi di 9 kotapraja dan kecamatan, serta beberapa desa administrasi di 5 kotapraja untuk mengevakuasi diri sebelum pukul 18:00.Â
Dilaporkan juga di Internet bahwa Sekretaris Komite Partai Kabupaten Xihua Lin Hongjia, telah mengeluarkan perintah lisan ke kota tertentu di bawah yurisdiksinya. Isi perintah meminta semua pihak menggunakan tindakan paksaan untuk memindahkan semua personel ke sebelah timur dari Sungai Qingshui. Kepada para pembangkang akan dikenakan tindakan tegas.
Media Tiongkok ‘Red Star News’ melaporkan pada 22 Juli, bahwa ketinggian air Sungai Jialu terus meningkat melebihi daya tampungnya, sehingga kabupaten Fugou dan Xihua di Kota Zhoukou harus menanggung beban berlebihan. Sebanyak 390.000 orang lebih telah dipindahkan ke tempat yang dianggap aman. Dan, masih banyak penduduk desa yang masih dalam perjalanan mengevakuasi diri.
Berita di Internet menyebutkan bahwa, otoritas Kabupaten Fugou masih terus memobilisasi seluruh warga untuk mengungsi.
Beberapa netizen dari Kabupaten Fugou mengungkapkan bahwa demi tujuan “melindungi Zhengzhou, mempertahankan Henan”, lebih dari 700.000 orang warga di seluruh kabupaten dipaksa meninggalkan kampung halaman mereka.
Awalnya, pihak otoritas mengatakan bahwa rencana tersebut dimaksudkan untuk menyelamatkan kabupaten, tetapi situasi saat ini menunjukkan bahwa mereka bahkan gagal untuk mewujudkan tujuan itu.
Menurut laporan media resmi, lebih dari 73.000 orang warga An’yang, Henan juga telah dievakuasi.
Daerah yang penduduknya diungsikan oleh pihak berwenang kali ini, adalah daerah yang mereka sebut sebagai lokasi untuk menampung luapan air sungai. Jadi, mereka setiap saat harus siap menghadapi kenyataan akan kebanjiran.
Meskipun pihak berwenang mengaku menyuruh mengungsi demi melindungi keselamatan penduduk, tetapi mereka hampir tidak memberikan bantuan kepada penduduk.
Mereka dengan entengnya mengatakan “Berlindung saja di rumah-rumah kerabat atau teman baik”. Membiarkan penduduk mengevakuasi diri dengan caranya masing-masing. Kasihan buat penduduk yang kemampuannya terbatas, mereka bahkan menghadapi berbagai “tindakan paksaan” dari petugas berwenang.
Di media sosial mulai ditayangkan lagi video adegan-adegan tragis tahun lalu, ketika para penduduk desa mengungsi dengan membawa perlengkapan hidup bersama anggota keluarga mereka saat banjir melanda di wilayah selatan. (sin)