Changchun
Kabupaten Junxian, Provinsi Henan, Tiongkok dilanda banjir karena hujan deras yang terus menerus dan air waduk yang melebihi kapasitas. Semua wilayah tak terkecuali ibu kota kabupaten diterjang banjir. Akibatnya ratusan ribu orang menyelamatkan diri dan menderita kerugian besar.
Pada 1 Agustus, pemerintah meminta tim penyelamat untuk pergi karena epidemi. Dunia luar khawatir tentang bagaimana korban lokal akan terus bertahan.
Video yang beredar menunjukkan suasana banjir dengan mengatakan : “Ketika Anda melihat video ini, Anda mungkin membayangkan bahwa ini adalah lautan. Sebenarnya, ini adalah wilayah dengan 73.000 penduduk di 62 desa di Kota Xiaohe.”
Akibat pembuangan air waduk di Kabupaten Junxian, Provinsi Henan, kabupaten tersebut kebanjiran dan ratusan ribu orang mengungsi.
Pada 31 Juli, bagian barat wilayah itu juga diterjang banjir besar. Pemompaan terjadi di bendungan dekat Desa Baru Liyu di sebelah barat ibukota kabupaten. Penduduk desa setempat dan Tim Penyelamat Fungli Foshan serta tim penyelamat sipil lainnya, berusaha dengan sekuat tenaga mengejar waktu untuk memperkuat bendungan dan menangani saluran air.
Sekitar pukul 6 sore waktu setempat pada hari itu, untuk menjaga kota kuno Kabupaten Junxian dan daerah perkotaan Kabupaten Huaxian, Kota Wangzhuang, Kabupaten Junxian membuka pintu air.
Akibatnya, “Kanal” di barat kota kewalahan hingga membuat tanggul Desa Xichen dalam bahaya. Selain itu, debit Sungai Weihe meninggi. Keberadaan sungai ini melewati perkotaaan dari Kabupaten Junxian.
Qi Xiaojun sebuah nama samaran, seorang warga desa di Desa Xichen, Kabupaten Junxian berkata : “Saya hanya perlu membendung beberapa gorong-gorong, dan rumah saya bisa diselamatkan. Kondisinya, kini, sudah tidak ada yang peduli. Airnya masih mengalir, desa masih banjir. Kedalamannya berbeda.”
Qi Xiaojun, menambahkan, kini masalah warga ada 7 gorong-gorong yang mengalir ke desa. Orang-orang tidak memblokirnya selama 7 hari. Sekarang desa-desa kebanjiran, setiap keluarga diperkirakan mengalami kerugian materil sekitar puluhan ribu Yuan.
Para Relawan penyelamat sipil turun ke lapangan untuk terlibat operasi penyelamatan.
Misalnya warga dengan nama samaran, Liu Kai, anggota tim penyelamat di Kabupaten Junxian, mengatakan bahwa timnya adalah regu penyelamatan darurat. Mereka awalnya keluar dari kampung halaman mereka pada 19 Juli. Mereka segera ke kabupaten Xinxiang, Weihui, dan Junxian. Mereka langsung mendatangi tempat-tempat yang dilanda kebanjiran. Mereka terjun untuk menyelamatkan orang-orang, lalu memindahkan peralatan dan ternak warga. Tentu saja, mereka masih menemukan ada orang yang terlambat untuk diselamatkan.
Liu Kai menuturkan : “Ketika ketinggian air Waduk Panfeng telah melebihi tingkat peringatan 12,5 meter, maka air dibuang. Bagaimanapun, seluruh Kabupaten kecuali ibu kota kabupaten pada dasarnya telah kebanjiran.”
Wartawan NTD juga menerima laporan bahwa pada sejak 1 Agustus bahwa wilayah Kabupaten Junxian masih dilanda banjir.
Liu Kai percaya, jika Kabupaten Junxian tidak dapat bertahan dari banjir, maka wilayah perkotaan terdekat juga terancam banjir. Akibatnya, akan ada lebih banyak korban.
Tim penyelamat sipil lainnya juga meminta bantuan dunia luar secara online.
Melalui Video, tim penyelamat menyampaikan : “Saya berharap orang-orang yang mencintai daerah ini dapat mengulurkan tangan bantuan ke Kabupaten Junxian kami, atau mengirimkan peralatan disinfektan. ”
Reporter “China International News Network” yang bersama tim penyelamat juga menangis di depan kamera.
Reporter itu berkata : “Banyak orang tidak peduli dengan kehidupan dan kematian orang-orang Junxian! Ini adalah pengorbanan warga di Kabupaten Junxian, begitu banyak daerah menjadi sasaran pembuangan air. Dalam beberapa hari lagi sudah tidak ada air minum dan makanan. Rakyat disini kekurangan air, listrik, dan kebutuhan sehari-hari. Tidak ada pasokan untuk penyelamatan, tidak ada persediaan disinfektan, dimana-mana bau busuk.”
Perlu dicatat, bahwa mereka semua hanya meminta bantuan dari orang-orang yang peduli. Mereka tidak menyebutkan agar pemerintah harus menyelamatkan mereka.
Seorang relawan bernama Ma Jian berkata : “Sekarang karena pengendalian epidemi, semua tim penyelamat diharuskan untuk mengungsi.”
Relawan itu Kepada NTD menambahkan, bahwa pemerintah daerah Kabupaten Junxian memberitahukan kepada semua tim penyelamat bahwa pada tanggal 1 Agustus untuk menarik diri. Mereka tidak diperkenankan masuk dan harus keluar dengan alasan epidemi.
Namun demikian, pada pada 31 Juli pukul 21.00 Kabupaten Junxian dilanda hujan badai. Terjadi lagi, pemadaman listrik skala besar di kota. Sejumlah besar pohon dan tiang kabel tegangan tinggi tumbang hingga rumah-rumah rusak tertiup angin.
Ketika setelah tim penyelamat ditarik sepenuhnya, situasi para korban mungkin bisa lebih menyedihkan. (hui)