Epochtimes.com
Lei Jun, pendiri perusahaan technologi ‘Xiaomi’ pernah memuji seri ponsel Mi 11 sebagai rajanya android dan kebanggaan android. Namun demikian, ponsel ini telah mengecewakan pengikut Xiaomi yang sudah bertahun-tahun. Beberapa penggemar setia Xiaomi baru-baru ini mengalami masalah kualitas dengan seri ponsel Mi 11, dan telah bergabung untuk mempertahankan hak mereka ketika perlindungan hak mereka gagal diperoleh
Menurut berita terbaru dari daratan Tiongkok, baru-baru ini terdapat cukup banyak keluhan dari penggemar mi di daratan Tiongkok, tak lain tentang kualitas ponsel Xiaomi seri Mi 11 yang disampaikan lewat berbagai platform utama.
Menurut laporan ‘Ceijing New Media’, bahwa banyak konsumen melaporkan bahwa ponsel Xiaomi 11/pro/ultra yang mereka beli mengalami peningkatan suhu ponsel yang tidak wajar, kerusakan motherboard, kegagalan dalam menangkap signal WiFi dan lainnya.
Beberapa pembela hak konsumen mengatakan bahwa setelah konsumen mengajukan permintaan penggantian atau perbaikan ponsel, kemudian ponsel yang sudah mendapat service tersebut ternyata masih juga menunjukkan serangkaian gangguan seperti suhu ponsel masih tinggi, layar ponsel menghitam/gelap tanpa sebab dan sebagainya.
Meskipun perusahaan Xiaomi telah mengumumkan pada 6 Agustus malam beberapa kebijakan purna jual seperti memperbaiki dan memperbarui ponsel dengan masalah WiFi, mengembalikan atau memperbarui ponsel dengan masalah khusus pada WiFi-nya.
Namun hingga saat ini, masih terdapat hampir 1.900 orang pembela hak di “Kelompok Perlindungan Hak Papan Utama Mi 11”, dan beberapa “penggemar mi” masih belum puas.
“Saya membeli ponsel Xiaomi 11’8+256 warna ungu pada Januari 2021. Selama menggunakan ponsel tersebut, telah berulang kali mengalami ketidakstabilan signal WiFi, timbul panas yang tidak normal, boros tenaga baterai, kesulitan saat mengisi ulang daya baterai, tidak akurat dalam menentukan posisi perangkat, dan lain-lain. Masalahnya adalah pada 31 Juli sekitar pukul 00:30, fungsi WiFi benar-benar tidak dapat digunakan”, kata seorang konsumen bernama Xiaoba.
Secara kebetulan, konsumen bernama Tianya juga mengalami masalah serupa. Dia mengatakan : “Pada bulan Februari tahun ini, karena selalu kesulitan membeli ponsel Mi11 lewat situs web resmi Xiaomi, maka dia membeli ponsel tersebut melalui Taobao dengan harga RMB. 4.599 (setara Rp. 10.350.000). Pada 8 Juli, fungsi WiFi ponsel tersebut tiba-tiba tidak berfungsi saat digunakan. Meskipun layanan pelanggan Xiaomi berjanji mengirim saya ponsel baru sebagai pengganti, tetapi semua data penting yang tersimpan di dalam ponsel sebelumnya hilang”.
Konsumen bernama Xiao C mengatakan : “Pada 4 Juni malam, ponsel saya tiba-tiba mati dan tidak dapat dihidupkan. Setelah menelepon layanan purna jual pada keesokan harinya, layanan pelanggan meminta saya untuk mengirimkan ponsel saya itu lewat paket ke Xiaomi di Kota Xiamen, Fujian untuk diperiksa. Pada 7 Juni, kantor purna jual di Xiamen, Fujian menginformasikan alasannya. Mereka mengatakan bahwa ada masalah dengan motherboard sehingga perlu diganti dengan motherboard baru sebelum dapat digunakan. Ketika saya bertanya tentang penyebab kegagalan itu, mereka menjawab dengan mengatakan bahwa mereka tidak dapat memberitahu, dan hanya dapat mengeluarkan tiket layanan purna jual dan memberikan laporan pengujian”.
Saat ini, selain konsumen yang bernama Xiao C, beberapa konsumen juga mengalami masalah pemeliharaan atau pembaruan yang masih gagal difungsikan, alias tidak berhasil diperbaiki.
Bahkan, lebih banyak konsumen seperti yang bernama Tianya berpikir bahwa meskipun mengalami penundaan pekerjaan dan pemotongan upah karena kegagalan ponsel adalah hal yang bisa dianggap sepele, tetapi mereka benar-benar tidak ingin mengambil risiko kehilangan data dan enggan untuk menggunakan ponsel seri Mi 11, mereka lebih berharap pihak Xiaomi bersedia mengembalikan uang pembelian ponsel yang bermasalah.
Dapat dipahami bahwa sejak April, konsumen terus memposting tulisan atau video di komunitas Xiaomi, Weibo, Tieba, Bilibili dan platform situs web lainnya, mengklaim berbagai masalah kualitas dari ponsel Xiaomi 11/pro/ultra yang mereka beli.
Dalam laporan publik baru-baru ini, bahkan konsumen mengalami luka bakar ringan ketika menggunakan ponsel Xiaomi yang suhunya meningkat.
Menurut laporan media, di pasar ponsel buatan Tiongkok pada semester pertama tahun ini, pengapalan ponsel Xiaomi pada kuartal pertama menduduki peringkat pertama di Tiongkok dan ketiga di dunia, peringkat kedua diduduki Samsung dan Apple.
Namun, setelah perusahaan Xiaomi dimasukkan pemerintah AS ke dalam daftar perusahaan yang terlibat dalam kepentingan militer komunis Tiongkok pada 14 Januari tahun ini, harga sahamnya turun drastis, hanya dalam waktu 2 bulan, harga saham Xiaomi turun hampir 40%. Pada saat yang sama, Xiaomi disingkirkan dari penilaian peringkat kredit oleh S&P Global Ratings dan lainnya. (sin)