ETIndonesia-Di pintu masuk sebuah butik, tampak seorang pria tua yang berpakaian sangat sederhana melangkah masuk ke dalam butik itu. Dua pelayan berpakaian seragam langsung menyapa si pria tua itu.
“Maaf pak, apakah Anda .. mencari seseorang?” tanya salah satu pegawai wanita dengan ramah.
Pria tua yang tampak ramah itu mengerutkan kening dan berkata : “Saya mau beli baju-lah !”
“Pak! Ini butik khusus menjual busana bermerk, pakaiannya sangat mahal,” timpa pegawa satunya dengan cepat.
Pria itu sudah tahu dengan maksud ucapan kedua pegawai butik, mereka takut ia tidak punya uang.
Tapi mungkin juga jika dilihat dari sisi penampilan, bapak itu berusia 60 tahun-an, mengenakan pakaian lusuh dan memakai sepatu kain yang sudah usang, jadi siapa pun yang melihatnya pasti akan berpikir dia bukan sosok orang berduit.
Bapak itu hanya tersenyum ramah .”Saya lihat-lihat saja kalau tidak punya uang,” katanya sambil berjalan masuk ke dalam.
Bapak itu selalu berhenti sebentar melihat-lihat setiap pakaian yang ditemuinya, dan terkadang meraba dengan tangannya, sementara itu beberapa pegawai wanita tampak kasak-kusuk membicarakannya dengan tatapan hina.
Tepat pada saat itu, seorang wanita muda yang cantik berjalan masuk, dari parasnya diperkirakan berusia 26 tahunan, terlihat dari busana modis yang membalut di tubuh moleknya.
“Kalian bukannya menjaga di pos masing-masing, malah berdirii bersama di sini, kenapa ?” Tanya wanita itu dengan ketus..
“Bu, coba lihat bapak itu ! Dia sudah lama mondar-mandir, tapi tidak tampak seperti orang yang mau membeli pakaian,” kata salah satu pegawainya menghampiri wanita cantik yang ternyata adalah pemilik butik bernama Xiao Hui.
Xiao Hui pun mengerutkan kening mendengar perkataan pegawainya, lalu menghampiri bapak itu.
“Halo pak! Pakaian di butik kami ini sangat mahal, lagipula tidak ada yang cocok untuk bapak, jadi, lebih baik bapak melihat-lihat di toko lain saja!” Katanya dengan ketus.
Bapak itu membalikkan badannya dan memandang Xiao Hui dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, lalu tersenyum dan berkata : “Tampaknya kalian semua menilai seseorang dari penampilannya ya, kalau tidak ada uang untuk membeli, sekadar melihat-lihat boleh, dong ! Lagipula kalau tidak cocok untuk saya, saya kan bisa membelinya untuk menantu perempuan saya?”
“Bukan menilai orang dari penampilan pak, tapi saya benar-benar tidak melihat Anda itu sosok orang berduit. Jadi ya jangan buang-buang waktu kita, lebih baik bapak ke toko di seberang jalan sana. Pakaian disana hanya puluhan ribu rupiah sepotong, sedangkan di butik kami ini, pakaian paling murah juga harganya jutaan sampai puluhan juta rupiah per potong” kata Xiao Hui menjelaskan dengan suara tinggi.
Kebetulan pada saat itu, beberapa pelanggan yang membeli pakaian mendengar perkataan wanita pemilik butik, dan mereka pun kasak-kusuk mencibir bapak itu, seolah-olah berkata, kalau tidak ada uang lebih baik jangan ke butik.
Namun, bapak itu hanya tersenyum ramah dan berkata: “Saya lihat Anda adalah bos di butik ini, tapi filosofi bisnis Anda tampaknya sangat bermasalah, cepat atau lambat pasti akan gulung tikar kalau begini terus cara mengelolanya.”
Sindiran bapak itu tepat mengenai ulu hati Xiao Hui, usaha butiknya memang selalu rugi setiap bulan, sementara itu, pacarnya yang telah menjalin hubungan dengannya selama dua tahun juga selalu menunda-nunda mengenalkannya kepada orangtuanya, dan tadi juga sempat bertengkar lagi dengannya saat menuju ke butik.
Amarah Xiao Hui pun seketika meledak mendengar sindiran bapak itu, dia berkata dengan suara keras, “Bangkrut juga bukan urusan Anda, keluarga saya punya uang segunung, biar pun saya berbaring juga, uang itu tidak pernah akan habis, jadi sebaiknya Anda menghilang saja dari pandangan saya!”
“Jangan terlalu sombong nak, uang itu bukan segalanya, apalagi kekayaan bapakmu juga tidak seberapa, dia hanya wakil direktur di sebuah kantor cabang,” kata bapak itu sambil berjalan keluar dari butik.
Xiao Hui terkejut seketika mendengar ucapan bapak itu, bagaimana dia bisa tahu tentang ayahnya?
Xiao Hui terus berpikir, dan tiba-tiba dia ingat, bapak itu ada dalam foto bersama ayahnya, dan ternyata dia adalah direktur utama tempat kerja ayahnya !
Xiao Hui langsung berlari keluar dan bertanya pada bapak itu : “Anda kenal dengan Wang Dongsheng ?”
“Dia adalah putra bungsu saya,” kata bapak itu sebelum pergi.
Xiao Hui tiba-tiba menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, dan bahkan menangis histeris, membuat orang-orang di butiknya bingung seketika.
Bapak itu sepertinya tidak mengatakan apa pun yang menyakiti perasaannya! gumam mereka.
Ternyata pria tua itu bukan hanya bos dari ayahnya Xiao Hui, tapi juga ayah dari cowoknya.
Tak heran kalau pacarnya bilang keluarganya masih harus menguji calonnya, dan dia tidak menyangka bapak itu akan melakukan kunjungan pribadi ke butiknya.
Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan Xao Hui yang angkuh itu ? Apakah rencana pernikahannya masih bisa diselamatkan ? (Jhn/yant)
Sumber: toutiao