ETIndonesia- Kementerian Perindustrian terus mendorong kebijakan hilirisasi industri berbasis agro, sehingga dapat memacu nilai tambah bahan baku dalam negeri. Langkah strategis ini juga membawa dampak positif terhadap peningkatan investasi, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pendalaman struktur industri manufaktur di Indonesia juga diakselerasi melalui kebijakan hilirisasi berbasis sektor primer. Hal ini sejalan tekad Kemenperin dalam mewujudkan pembangunan industri nasional yang mandiri, berdaulat, maju, berkeadilan dan inklusif,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (28/8) dalam siaran pers kemenprin.
Plt. Dirjen Industri Agro menegaskan, dengan sumber daya alam yang berlimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara eksportir berbagai produk berbasis agro.
“Saat ini kita menuju transformasi ekonomi dari sumber daya alam menjadi industri bernilai tambah tinggi. Jadi, diharapkan Indonesia tidak lagi menjadi negara pengekspor bahan mentah, tetapi produk jadi atau barang setengah jadi,” paparnya.
Putu menyebutkan, hilirisasi berbasis agro yang mulai prospektif saat ini, yaitu industri pengolahan porang.
“Kami memproyeksikan porang bisa menjadi salah satu komoditas pertanian unggulan baik di dalam maupun luar negeri. Peluang ini datang karena sebagian masyarakat telah beralih ke pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang lebih sehat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, produk olahan porang mulai banyak diminati karena rendah kalori, karbon, dan kadar gula.
“Saya meyakini produk olahan porang ini akan menjadi pilihan makanan sehat ke depannya. Bahkan, ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah,” imbuhnya.
Menurut Putu, pengembangan industri pengolahan porang patut menjadi prioritas karena didukung dengan ketersediaan bahan baku di dalam negeri dan memiliki segmen cukup besar di pasar domestik.
Oleh karena itu, diperlukan upaya harmonisasi dari sektor hulu hingga hilirnya, termasuk untuk menjaga keberlangsungan produktivitas porang dengan kualitas yang sesuai standar kebutuhan industrinya.
“Kami akan fokus untuk peningkatan hilirisasinya, mulai dari chip porang sampai pada berbagai produk turunannya seperti tepung dan beras yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam pengembangan ini, kami akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, dan melakukan pembinaan terhadap industrinya agar bisa produktif dan kompetitif,” terangnya. (asr)