Situasi Epidemi di Xiamen Lebih Serius daripada Laporan Resmi, Warga Ungkap Banyak yang Diisolasi di Rumah

Hong Ning/Zhang Yujie

Saat ini, Kota Putian, Kota Xiamen, dan Kota Quanzhou di Provinsi Fujian, Tiongkok adalah daerah yang paling parah terkena dampak Virus Komunis Tiongkok (COVID-19). Wartawan Epoch Times mengetahuinya dari keterangan warga Fujian pada 20 September yang menyebutkan bahwa  banyak orang-orang  diisolasi di rumah.  Seorang warga Xiamen mengungkapkan bahwa situasi epidemi lokal lebih serius daripada laporan resmi. Bahkan, situasi di uji test COVID-19 secara massal yang tak kondusif hingga terjadi kerumunan dalam jumlah besar. 

Menurut laporan resmi, pada pukul 24:00  19 September, jumlah kasus yang dikonfirmasi di Kota Putian sebanyak 191 kasus, Kota Xiamen 147 kasus, dan Kota Quanzhou 29 kasus di Provinsi Fujian, Tiongkok.  

Dikarenakan Komunis Tiongkok  dicurigai menyembunyikan epidemi sejak awal melanda, jumlah kasus sebenarnya dari diagnosis yang dikonfirmasi di Provinsi Fujian saat ini tak diketahui.

Epidemi Xiamen Lebih Serius daripada Angka Resmi,  Pengujian Test COVID-19 Tak Kondusif 

Daerah yang paling parah terkena dampak di Xiamen adalah Distrik Tong’an di luar pulau. Rumah Sakit Ketiga Xiamen di Distrik Tong’an akhirnya menangguhkan layanan rawat jalan dan gawat darurat pada 18 September.

Seorang warga dengan identitas anonim di Desa Pantu, Kota Xike, Distrik Tong’an mengungkapkan kepada  Epoch Times, pada 20 september, situasi epidemi di Distrik Tong’an paling serius. Bahkan, lebih serius daripada angka resmi.  Dunia luar tidak mengetahuinya. Seluruh warga di komplek dibawa ke tempat isolasi, setiap hari pasti ada yang dibawa pergi.”

Meskipun tidak ada kasus dikonfirmasi yang dilaporkan di Desa Pantu di mana dia tinggal, tetapi penduduk desa tidak dapat meninggalkan desa dan semua pabrik di desa ditutup.

Kota yang paling parah terkena dampak di Distrik Tong’an adalah Kota Xinmin. 

Seorang penduduk di Komunitas Wutu, Kota Xinmin mengonfirmasi kepada reporter Epoch Times bahwa, “jumlah kasus yang dikonfirmasi cukup besar, hampir setiap hari ada kasus. Pada 19 september di Kotapraja Bazaipu  ada 1 kasus didiagnosis. Seluruh bangunan dikarantina. Kemudian pada 20 september, seorang siswa kelas 6 di Sekolah Dasar Pusat Xinmin didiagnosis terinfeksi.”

Seorang penduduk desa  dari Desa Dongguanxun, Kota Xike, Distrik Tong’an, juga mengatakan kepada reporter The Epoch Times: “Sejak 19 September, semua aktivitas di tempatnya  berhenti.” Ketika dia diwawancarai, dirinya sedang mengantre untuk mengikuti test COVID-19. Dia mengungkapkan banyak orang mengantre di lokasi, hingga terjadi kerumunan dalam jumlah besar. 

Warga Desa Pantu tersebut  juga menyatakan bahwa pengujian asam nukleat di  Tong’an tak kondusif, staf yang melakukan pengujian tak memadai dan test berlangsung dengan lambat.  Bahkan di beberapa tempat, penduduk lokal dan orang luar diuji secara terpisah, sehingga menyebabkan konflik satu sama lain.

Selain itu, Pulau Xiamen juga dalam keadaan tertutup sepenuhnya. Seorang penduduk  mengatakan kepada reporter bahwa semua industri katering di Kota Xiamen, tidak dapat makan di tempat. Tempat usahanya  ditutup karena epidemi. Diperkirakan membutuhkan setengah bulan lagi untuk kembali bekerja .

Dilaporkan, Rumah Sakit Zhongshan yang Berafiliasi dengan Universitas Xiamen dan Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Xiamen di Distrik Siming, Pulau Xiamen, memberlakukan manajemen tertutup serta menangguhkan layanan medis rawat jalan dan Instalasi Gawat Darurat.

Epidemi Putian Menyebar, Warga Tak Mengetahui Situasinya

Daerah yang paling parah terkena dampak di Kota Putian, Provinsi Fujian adalah Kabupaten Xianyou. Daerah lain, Distrik Xiuyu, melaporkan kasus untuk pertama kalinya pada 19 September. Hanya tiga orang dilaporkan terkonfirmasi. Dua di antaranya adalah seorang perawat dan seorang anggota staf Rumah Sakit Distrik Xiuyu.

Untuk diketahui, rumah Sakit Distrik Xiuyu sudah ditutup sejak 19 september dan layanan medis resmi ditangguhkan.

Seorang penduduk dengan identitas anonim yang tinggal di dekat Rumah Sakit Distrik Xiuyu mengungkapkan kepada reporter Epoch Times, bahwa anggota staf yang didiagnosis terkait rumah sakit adalah seorang sopir ambulans. Adapun Kota Huushi, Distrik Xiuyu, tempat rumah sakit itu berada, kini sudah ditutup sejak 19 September. Warga sudah tidak bisa lagi berpergian ke sana. Warga semuanya kini harus di rumah  dan  tidak boleh keluar rumah. Warga masih belum mengetahui kapan akan kembali pulih.”

Seorang Wartawan Epoch Times menelepon Rumah Sakit Distrik Xiuyu untuk dimintai konfirmasi, tetapi tidak ada yang menjawab panggilan itu.

Wartawan itu akhirnya mengetahui dari keterangan seorang penduduk  di Daying Road di Distrik Xiuyu. Warga itu mengatakan,  semua toko komersial lokal telah ditutup dan penduduk dilarang keluar rumah. Warga juga menyatakan bahwa mereka “tidak mengetahui situasi epidemi di luar.”

Epidemi Putian dan Xiamen Terus Menyebar ke Quanzhou

Kasus baru di Quanzhou pada 19 September, semuanya terkait dengan kasus di Xiamen dan Putian.

Seorang wanita  dari Jalan Yuanqian, Jalan Quanxiu, Distrik Fengze, Kota Quanzhou, mengatakan kepada  Epoch Times, bawah pada tanggal 19 september  beberapa bangunan di daerahnya  ditutup karena “orang-orang dari Putian datang ke tempat-tempat itu untuk mengunjungi kerabat.  Bahkan, Bangunan tersebut dan sekitarnya disegel.

Wanita itu mengungkapkan: “Sejak  19 September, ia hanya tinggal di rumah, tidak boleh keluar rumah, dan semua toko tidak boleh dibuka. Warga setempat sudah menjalani tes asam nukleat pertama dan bersiap untuk kedua kalinya. “

Wanita ini menyebutkan, beberapa bangunan tempat tinggal di Komunitas Yunshan, Jalan Donghai, Distrik Fengze juga terdampak. Menurut pemberitahuan dari Distrik Fengze, warga yang tinggal di sana  di lockdown. Mereka “tidak boleh meninggalkan rumah, hanya boleh masuk tetapi tidak boleh keluar dari wilayah.” (hui)