Fan Yu
Keajaiban ekonomi Tiongkok tampaknya akan di belakang, karena para pemimpin Partai Komunis Tiongkok tampaknya sedang mempersiapkan Tiongkok untuk sebuah periode perlambatan pertumbuhan ke depan.
Pada Oktober, Beijing mengumumkan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto resmi kuartal ketiga yang turun tajam, di mana angka 4,9 persen yang meleset dari perkiraan konsensus ekonom dengan 30 basis poin.
Pada akhir Oktober, kantor berita milik negara Xinhua menerbitkan sebuah dokumen panjang berjudul 10 Pertanyaan mengenai Ekonomi Tiongkok, yang menjelaskan secara mendalam beberapa topik hangat di bidang ekonomi, keuangan, dan sosial-ekonomi yang saat ini dihadapi Tiongkok.
Artikel itu diterbitkan ulang secara luas di banyak media yang dikendalikan negara termasuk People’s Daily, corong resmi Partai Komunis Tiongkok.
Apa yang sedang dibahas? Artikel tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok mempertahankan sebuah tren pemulihan dalam sebuah “kisaran yang wajar.” Akan tetapi, mengakui bahwa Tiongkok menghadapi banyak tantangan karena pertumbuhan ekonomi telah jatuh, harga komoditas meningkat, dan penjatahan listrik di banyak tempat di seluruh Tiongkok.”
Artikel tersebut merinci bagaimana seseorang harus melihat topik seperti tren pertumbuhan ekonomi saat ini, umur panjang konsumsi konsumen, cara berpikir mengenai pembangunan ekonomi berkualitas tinggi, bagaimana melestarikan momentum perdagangan luar negeri, bagaimana menghadapi pembatasan kekuasaan secara efektif, bagaimana mengatasi restrukturisasi rantai pasokan global, bagaimana mencapai tujuan kemakmuran bersama Xi Jinping, bagaimana memikirkan industri teknologi dan kebijakan anti-monopoli baru-baru ini, bagaimana meringankan kemiskinan dan memulai revitalisasi pedesaan, dan bagaimana menghadapi risiko yang dihadapi sektor keuangan.
Ini adalah sebuah dokumen yang menarik karena menyentuh hampir semua topik hangat di bidang ekonomi dan keuangan yang baru-baru ini, termasuk sebagian besar tantangan yang parah yang dihadapi Tiongkok saat berjuang untuk keluar dari pandemi virus Komunis Tiongkok.
Tetapi artikel tersebut juga merupakan penyimpangan dari pesan Partai Komunis Tiongkok baru-baru ini, yang tegas dan sebenarnya.
Mungkin ada beberapa alasan untuk ini. Agar pihak berwenang Beijing keluar dan mengeluarkan sebuah penilaian yang dalam sebesar itu mungkin merupakan sebuah tanda bahwa pesan kebijakan tertentu sebelumnya–”misalnya, tindakan keras industri teknologi–”mungkin telah meleset dari target mereka. Atau ada bagian yang cukup besar dari populasi yang mungkin tidak mengerti atau tidak setuju dengan kebijakan ekonomi yang ada. Terlepas dari itu, kemungkinan itu juga berarti bahwa pihak berwenang Partai Komunis Tiongkok, ingin menjalankan wacana eksternal apa pun untuk mempersiapkan Tiongkok dan mengatur keadaan untuk sebuah periode perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berkepanjangan.
Dengan kata lain, Partai Komunis Tiongkok sedang mempersiapkan orang-orang untuk sebuah “kenormalan baru” dari pertumbuhan yang stagnan, bahkan sebuah lingkungan ekonomi yang sulit ke depan.
Kita dapat melihat ke pasar properti untuk manifestasi dari perlambatan pertumbuhan ini yang sedang dipersiapkan Beijing. Pengembang properti Evergrande, Kaisa, Modern Land, Fantasia, dan Sinic, semuanya menghadapi berbagai tingkat tantangan keuangan, beberapa bulan setelah Beijing mengeluarkan pedoman untuk membatasi pembiayaan pada perusahaan real estate yang memiliki terlalu banyak utang.
Sementara Evergrande telah memulai kembali konstruksi di seluruh Tiongkok, setelah ditutup selama musim panas, aktivitas pengembangan real estat akan lambat ke depan. Dan itu berarti pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang lebih rendah, lebih sedikit pekerjaan konstruksi, dan tingkat aktivitas pendukung yang lebih rendah seperti bank peminjaman dan pembelian perabot.
Kebijakan pajak juga merupakan sebuah faktor yang menghalangi pemilik rumah untuk membeli beberapa properti. Dewan Negara, lembaga mirip kabinet rezim Tiongkok, telah mulai memilih wilayah untuk memberlakukan gelombang pertama sebuah program percontohan untuk pajak pemilik-pemilik tanah, serta real estate perumahan dan komersial.
Sudah lama dikabarkan, ini adalah sebuah program penting yang dapat dipungut bayaran pajak real estate pada pemilik properti Tiongkok untuk pertama kalinya. Pengumuman tersebut juga mengatakan program percontohan tersebut akan berlangsung lima tahun, artinya cenderung pada tahun 2027 sebelum Kongres Rakyat Nasional, parlemen stempel karet rezim Tiongkok, mengubahnya menjadi undang-undang di seluruh Tiongkok.
Pelaksanaan yang tertunda ini, mencerminkan pentingnya pajak ini sebagai sebuah pendorong pendapatan bagi Partai Komunis Tiongkok, serta keraguan pihak-pihak berwenang dalam memperkenalkan beban biaya semacam itu. Tetapi, tampaknya Beijing siap menghadapi apapun pukulan balik terhadap tindakan ini.
Bahkan para ekonom yang biasanya optimis memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto terendah Tiongkok dalam beberapa dekade. Capital Economics memperkirakan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto Tiongkok yang resmi, dapat melambat menjadi hanya 3 persen tahun depan, dengan alasan pendinginan belanja konsumen dan modal.
“Industri dan konstruksi berada di puncak penurunan yang lebih dalam,’ perusahaan menulis dalam catatan untuk klien-klien.
Tiongkok sedang memasuki situasi ekonomi yang belum pernah dialaminya. Apakah kelompok para pemimpin rezim Partai Komunis Tiongkok dan generasi konsumen saat ini bersiap untuk apa yang terjadi di depan? (Vv)