oleh Yu Ting
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) telah menerima laporan tentang wabah flu burung yang parah dari Eropa dan Asia. Laporan tersebut menunjukkan bahwa epidemi flu burung telah kembali menyebar dengan cepat
Wabah awal flu burung sebelumnya telah menyebabkan puluhan juta unggas dimusnahkan, membuat seluruh industri dalam keadaan darurat.
Karena flu burung dapat menyebar ke manusia, hal itu juga menjadi perhatian para ahli epidemiologi. Sepanjang tahun ini, pihak berwenang Tiongkok telah memberitahu atas munculnya 21 kasus flu burung H5N6 pada manusia, 6 orang telah meninggal dunia, dan banyak yang berada dalam keadaan kritis. Pada hal tahun lalu kasus yang terjadi hanya ada 5 meskipun tanpa didukung dengan data yang jelas.
Seorang profesor kedokteran Belanda mengatakan bahwa virus tersebut sangat mematikan. Jumlah kasus yang terinfeksi di daratan Tiongkok tahun ini telah melonjak. Hal ini menimbulkan kekhawatiran.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia OIE menyatakan dalam sebuah laporan bahwa wabah terjadi di sebuah peternakan di Chungcheongbuk-do, Korea Selatan, dan 770.000 ekor unggas terpaksa dimusnahkan.
Flu burung juga untuk pertama kalinya terjadi di sebuah peternakan unggas di timur laut Jepang. Hasil tes serum menunjukkan bahwa virus yang menyebar adalah H5N8.
Di Eropa, Norwegia melaporkan wabah flu burung H5N1 menyerang sekitar 7.000 ekor unggas di wilayah Rogaland. Flu burung lokal biasanya merebak di musim gugur akibat burung liar yang bermigrasi.
Saat ini, Belanda, Prancis, dan Belgia telah memberlakukan peraturan serupa, yang mengharuskan unggas dipelihara di dalam ruangan.
Awal November ini, di dekat Dundee, Skotlandia, sekelompok unggas dimusnahkan karena flu burung. Selanjutnya, di berbagai daerah Inggris mengumumkan pembentukan zona pencegahan flu burung, yang mengharuskan peternak untuk mematuhi peraturan pencegahan epidemi yang ketat. (sin)