oleh Jing Zhongming
Varian terbaru dari virus komunis Tiongkok (COVID-19), Omicron disebutkan memiliki 32 mutasi protein lonjakan, dan banyak negara telah mengambil tindakan untuk membatasi perjalanan. Namun, asosiasi medis Afrika Selatan mengatakan bahwa varian tersebut hanya menyebabkan penyakit ringan. Selain itu beberapa ahli Inggris juga berpendapat bahwa tingkat keparahan dari varian Omicron mungkin dilebih-lebihkan
Menurut laporan Kantor Berita Rusia ‘Sputnik’ , Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Dr. Angelique Coetzee mengatakan pada 27 November bahwa Omicron hanya menyebabkan gejala ringan, termasuk nyeri otot, kelelahan dan ketidaknyamanan lainnya yang berlangsung selama satu atau dua hari. Mungkin ada batuk ringan, tetapi tidak ada gejala yang kuat. Sejauh ini, orang yang dikonfirmasi belum mengalami kehilangan bau dan rasa. Beberapa pasien yang didiagnosis hanya dirawat di rumah.
Coetzee mengatakan bahwa rumah sakit Afrika Selatan tidak sampai dipenuhi oleh orang yang terinfeksi Omicron.
BBC mengutip ungkapan Calum Semple, seorang pakar dari Kelompok Penasihat Ilmiah Darurat (SAGE) yang dimiliki oleh pemerintah Inggris mengatakan bahwa, meskipun muncul varian Omicron, vaksin yang ada sekarang mungkin saja masih efektif dalam menghindari penyakit parah.
Calum Semple mengatakan bahwa ini bukan bencana. Dirinya percaya bahwa beberapa berita utama yang mengutip informasi dari beberapa ahli medis mengungkapkan bahwa virus baru ini “sangat mengerikan”. Rasanya ini terlalu dibesar-besarkan dari kenyataan yang ada.
Direktur Kelompok Penelitian Vaksin Universitas Oxford, Andrew Pollard, juga berpendapat bahwa sebagian besar mutasi Omicron yang diketahui pada posisi protein lonjakan mirip dengan galur mutan lainnya. Ini berarti bahwa meskipun ada mutasi pada galur mutan, “vaksin masih dapat secara efektif mencegah penyakit parah. Ia menilai Sangat tidak mungkin untuk terjadi pandemi seperti tahun lalu.
Dia mengatakan bahwa setidaknya dari sudut pandang spekulatif, tetapi pada kenyataannya akan memakan waktu penelitian selama berminggu-minggu untuk mengonfirmasi.
Namun, beberapa ilmuwan medis percaya bahwa Omicron yang membawa 32 mutasi lonjakan protein, bisa saja melemahkan vaksin yang ada, dan juga dapat mempercepat penyebaran virus, membawa wabah yang melebihi varian Delta.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akan menilai tingkat bahaya dari varian terbaru Omicron sesegera mungkin, tetapi sekarang pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan.
Mutan Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Botswana, dan telah menyebar dengan cepat ke bagian timur laut Afrika Selatan dalam 2 minggu terakhir, diperkirakan dapat menggantikan mutan Delta dan menjadi strain virus lokal arus utama.
Saat ini, Hongkong, Belgia, Israel, Inggris, dan Jerman juga berturut-turut menemukan kasus infeksi oleh varian Omicron. Amerika Serikat dan banyak negara di Eropa dan Asia telah memerintahkan penangguhan penerbangan dari dan ke Afrika bagian selatan, dan beberapa negara telah memberlakukan kebijakan serupa. (sin)