Raksasa e-Commerce Tiongkok MoCan Bangkrut, Dituding Dimiliki Bos yang Sama dengan Vova

He Yating – NTDTV.com

MoCan adalah sepuluh besar dari raksasa e-commerce lintas batas di Tiongkok. Baru-baru ini mengumumkan bahwa karena “faktor force majeure”, mereka akan menghentikan kerja sama dengan berbagai Supplier. 

Satu pemasok pakaian wanita  dalam video yang diposting di platform medsos menyatakan bahwa MoCan masih mendesak perusahaan untuk mengirimkan barang segera mungkin sejam sebelumnya. Akan tetapi, satu jam kemudian, menerima berita bahwa perusahaan Mo Can akan dibubarkan. 

Seperti Supplier lainnya, Supplier pakaian wanita ini langsung mendatangi ke kantor lokal Mocan untuk meminta pembayaran. Nahasnya, para pedagang menemukan cabang Mo Can di Shenzhen telah dikosongkan. Sedangkan kantor pusat dan beberapa cabang lain telah menandatangani “Surat Komitmen Pembelian Pemasok”. Selain itu, tidak ada pembayaran  kepada Supplier  yang dilakukan di lokasi. 

Menurut “surat komitmen” yang diunggah di Internet, MoCan mengklaim bahwa perusahaan akan menghentikan kerja sama dengan pedagang karena “faktor force majeure”. Akan tetapi, berjanji untuk tidak gagal bayar kepada pinjaman terkait siapa pun. Pembayaran akan dilakukan dengan mencicil dalam jangka waktu yang  disepakati.

Pada Senin (22/11/2021) sore, Mocan melakukan pembayaran kepada beberapa Supplier  pakaian yakni uang muka biaya pembelian aksesoris  dan deposit yang  dimasukkan ke gudang sebelum Jumat (19/11). Selain itu, mengumumkan kepada Supplier bahwa bisnis perusahaan saat ini sedang menjalani “reorganisasi ” dan “penyesuaian.” Ketika penyesuaian sudah selesai, maka operasional akan dilanjutkan.  Mocan menyatakan masih berharap untuk terus bekerja sama dengan semua orang.

Keterangan Foto : Surat komitmen yang ditandatangani oleh Mocan dan pemasok ditransmisikan secara online. (Tangkapan layar jaringan)

Namun demikian, banyak pedagang khawatir bahwa Mocan dapat mengajukan kebangkrutan pada langkah berikutnya. Jika ini masalahnya, maka  mereka tidak akan mendapatkan satu sen pun.

Menurut informasi yang tersedia untuk publik, platform e-commerce Mocan terutama berurusan dengan penjualan pakaian, yang pernah dikenal sebagai “pelopor” industri B2C lintas batas di Tiongkok. Platform e-commerce skala besar ini telah mendirikan basis di banyak tempat di Tiongkok . Banyak pemilik toko pakaian kecil dan pemasok aksesori di Guangzhou dan Foshan adalah Supplier Mocan. Perusahaan telah mendirikan banyak cabang di Amerika Serikat, Shanghai, Jiangsu, Guangdong, Hong Kong dan tempat-tempat lainnya.

Mocan memiliki situs web berbahasa Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, dan bahasa lainnya. Melalui ritel online multinasional, Mocan menjual produk buatan Tiongkok ke lebih dari 180 negara dan wilayah di seluruh dunia. Kondisi bisnisnya di masa lalu masih bagus. Oleh karena itu, banyak pedagang tidak percaya ketika pertama kali mengetahui perusahaan itu mengumumkan bangkrut. 

Setelah berita kebangkrutan Mo Can menyebar di Internet, seorang netizen yang mengaku sebagai mantan karyawan VOVA memposting di Weibo untuk mengungkapkan bahwa VOVA dan MoCan, termasuk Lebbay Guangzhou, yang baru saja dibubarkan beberapa waktu lalu, adalah orang yang sama.  Perusahaan-perusahaan ini beroperasi dengan rekening yang berbeda, tetapi subjek di balik rekening tersebut semuanya adalah orang yang sama.

Pada saat yang sama, beberapa mantan karyawan yang mengaku sebagai karyawan Mo Can juga mengakui di Internet, bahwa pemutusan dana Mo Can terkait langsung dengan kecelakaan Vova, dan kebangkrutan MoCan adalah manifestasi dari efek domino.

Sebelumnya, beberapa mantan karyawan VOVA telah mengkonfirmasi ke dunia luar bahwa ketika mereka menandatangani kontrak kerja dengan VOVA, mereka juga menandatangani kontrak perusahaan Mocan.

Menurut informasi publik, platform e-commerce lintas batas Vova dikenal sebagai “Pinduoduo versi luar negeri”, dan desain serta fungsi situs webnya mirip dengan Pinduoduo. Pada Oktober tahun ini, sejumlah besar pedagang yang bekerja sama dengan Vova menemukan bahwa mereka gagal menerima pembayaran tepat waktu. Bahkan banyak toko di Vova tiba-tiba ditutup dan produk dikeluarkan dari rak.

Untuk sementara waktu, rumor tentang kebangkrutan dan pelarian Vova tersebar luas di Internet. Sebuah video yang diunggah di Internet menunjukkan bahwa seseorang yang mengaku sebagai asisten CEO Vova, ditemani oleh beberapa orang berseragam polisi, menjelaskan kepada penjual bahwa larangan tersebut disebabkan oleh beberapa perusahaan e-commerce di platform Vova. Diduga melakukan operasi ilegal, platform tersebut bekerja sama dengan penyelidikan polisi. Orang itu berulang kali menekankan bahwa, Vova tidak melarikan diri dan berjanji  tidak akan berutang sepeser pun kepada pedagang.

Namun demikian, beberapa hari kemudian, Gedung Komersial Greenland tempat VOVA berada, sudah kosong. Kemudian, platform e-commerce Lebbay Guangzhou juga mengumumkan pembubarannya.

Laporan jumlah perlindungan hak yang dilaporkan oleh penjual  di Internet menunjukkan bahwa, lebih dari 600 pegecer terpengaruh oleh investigasi VOVA. Adapun jumlah yang terlibat di setiap pengecer berkisar dari ratusan ribu hingga ratusan ribu yuan.  Beberapa pengecer ada yang jumlahnya mencapai satu juta. Mereka semuanya berdomisili di seluruh Guangdong, Fujian, Shandong, Shanghai, Henan, Mongolia Dalam, dan tempat-tempat lainnya. (hui/asr)