Katabella Roberts
Sekelompok astronom telah menemukan salah satu planet terbesar yang pernah ditemukan mengorbit sebuah sistem bintang-dua yang sangat besar dan sangat panas, meskipun sebelumnya percaya bahwa sebuah lingkungan semacam itu terlalu tidak ramah untuk sebuah planet untuk terbentuk.
Planet ini ditemukan oleh Markus Janson, seorang profesor astronomi di Universitas Stockholm, dan rekan-rekannya, menurut penelitian yang diterbitkan pada Rabu 8 Desember di jurnal ilmu pengetahuan Nature.
Markus Janson dan rekan-rekannya, menemukan planet tersebut dengan menggunakan alat Spectro-Polarimetric High-contrast Exoplanet REsearch (SPHERE) yang sangat canggih pada Teleskop yang Sangat Besar di Observatorium Selatan Eropa di Chili.
Dinamakan b Centauri (AB)b atau b Centauri b, planet ini adalah “dunia asing yang mengalami kondisi-kondisi yang sama sekali berbeda dari apa yang kita hadapi di Bumi dan di Tata Surya kita,” kata para astronom dalam sebuah rilis berita.
Para Astronom membeberkan, planet itu adalah 10 kali lebih besar dari Jupiter, menjadikannya salah satu planet raksasa yang pernah ditemukan. Selain itu, planet itu berputar di sekitar bintang biner dengan jarak yang mengejutkan yaitu 100 kali lebih jauh daripada jarak Jupiter dari Matahari, salah satu orbit terluas yang pernah ditemukan. Jarak yang jauh ini dari pasangan pusat bintang dapat menjadi kunci kelangsungan hidup planet ini.”
Markus Janson mengatakan, penemuan planet tersebut di sekitar sistem bintang-dua sepenuhnya mengubah apa yang diyakini para astronom sebelumnya mengenai bintang raksasa yang menjadi tuan rumah planet, dan menunjukkan bahwa bintang-bintang raksasa dapat, pada kenyataannya, terbentuk dalam sistem bintang yang hebat seperti itu.
Sistem bintang-dua, juga bernama b Centauri, berusia 15 juta tahun dan memiliki setidaknya enam kali massa Matahari, menjadikan sistem bintang-dua sebagai sistem bintang terbesar di mana para astronom telah menemukan sebuah planet. Karena suhu-suhu sangat tinggi, sistem bintang-dua, yang terletak 325 tahun cahaya di konstelasi Centaurus, memancarkan sejumlah besar radiasi sinar UV dan sinar-X.
Sebelum penemuannya, para ilmuwan tidak dapat mendeteksi objek semacam itu yang mengelilingi sebuah bintang yang massanya lebih dari tiga kali lipat Matahari.
Selain itu, massa besar dan panas yang dipancarkan oleh sistem bintang-dua adalah sangat kuat berdampak pada gas di sekitarnya, yang secara teknis seharusnya menyulitkan planet-planet untuk terbentuk.
Markus Janson mengatakan, Bintang-bintang tipe B umumnya dianggap lingkungan yang cukup merusak dan berbahaya, jadi diyakini bahwa akan sangat sulit untuk membentuk planet-planet besar di sekitar bintang-bintang tipe B.
Para Astronom selalu memiliki sebuah pandangan yang sangat berpusat pada tata surya, mengenai sistem-sistem planet apa yang ‘seharusnya’ terlihat seperti,” kata para ilmuwan dan rekan penulis MPIA Matthias Samland. “Selama 10 tahun terakhir, penemuan banyak sistem planet dalam konfigurasi yang mengejutkan dan baru, telah membuat mereka memperluas pandangan yang sempit terhadap sejarah. Penemuan ini menambahkan bab lain yang menarik untuk cerita ini, ini adalah waktu untuk bintang raksasa.”
Instrumen yang digunakan untuk menemukan planet tersebut, SPHERE, dibuat dan dibangun oleh sebuah konsorsium yang terdiri dari beberapa lembaga astronomi, dan para astronom sejauh ini telah menggunakan SPHERE untuk menangkap beberapa planet yang mengorbit bintang-bintang selain Matahari sebelumnya.
Dengan menggunakan SPHERE, mereka dapat mengambil gambar pertama dari planet baru yang sedang tumbuh dan sebuah piringan yang berpotensi membentuk bulan.
“Ini akan menjadi sebuah tugas yang menarik untuk mencoba mencari tahu bagaimana planet tersebut dapat terbentuk, yang merupakan sebuah misteri saat ini,” tambah Markus Janson mengenai planet yang baru ditemukan. (Vv)