Nicole Hao – The Epoch Times
perusahaan telekomunikasi Tiongkok Huawei beralih kepada kemitraan dengan perusahaan Tiongkok untuk mengabaikan sanksi Amerika Serikat yang telah melumpuhkan bisnis telepon pintar Huawei.
Pernah secara singkat menjadi pembuat telepon pintar teratas di dunia, Huawei berada di mode bertahan hidup sejak Washington menjatuhkan sanksi pada Huawei lebih dari dua tahun lalu. Pemerintahan Donald Trump mengatakan Huawei merupakan sebuah ancaman keamanan nasional karena hubungan Huawei dengan Partai Komunis Tiongkok.
Bisnis telepon pintar Huawei mengalami pukulan terbesar setelah Presiden Donald Trump saat itu pada tahun 2020 melarang akses Huawei ke teknologi yang kritis yang berasal dari Amerika Serikat–—yang mencakup chip-chip komputer yang penting yang diperlukan untuk memberi daya pada perangkat Huawei. Sekarang Huawei sebagian besar tertutup dari pasar telepon pintar global, dan bisnis domestik Huawei juga sedang sakit.
Eric Xu, Ketua Huawei yang bergilir, mengatakan pada bulan September bahwa pendapatan telepon pintar Huawei dapat turun sebanyak USD 40 miliar–—atau sekitar 80 persen—tahun ini, dengan arus- pertumbuhan baru yang tidak mungkin untuk menggantikan kekurangan pendapatan ini dalam waktu dekat.
Untuk mencegah keadaan bisnis yang berdarah-darah ini, Huawei melakukan diversifikasi ke area lain dari penambangan pintar hingga kendaraan listrik. Tetapi dalam upaya untuk menyelamatkan bisnis telepon pintarnya, Huawei juga telah menemukan cara untuk mengabaikan sanksi Amerika Serikat, yaitu dengan memberi lisensi rancangan handset Huawei kepada pihak ketiga Tiongkok, sehingga dengan demikian mendapatkan akses kepada chip Amerika Serikat yang penting.
Kemitraan
Pada awal November, Huawei meluncurkan telepon pintar 5G pertamanya di situs web resmi Huawei, sebuah perangkat bermerek TD Tech Ltd., pembuat peralatan telekomunikasi Tiongkok, bernama TD Tech N8 Pro. Telepon tersebut pada dasarnya adalah sebuah contekan dari Huawei Nova 8 Pro, yang diluncurkan tahun lalu. Satu-satunya perbedaan adalah perangkat TD Tech mendukung 5G—–sedikit penawaran telepon pintar Huawei sebagai akibat dari sanksi-sanksi Amerika Serikat.
Daftar itu ditarik dari situs web Huawei dalam waktu seminggu serta ditarik dari cerita-cerita online di situs e-commerce cerita, termasuk JD.com, Alibaba.com, dan Suning.com.
Menurut sebuah artikel 16 November oleh NetEast, sebuah portal berita Tiongkok, seorang anggota staf TD Tech yang tidak disebutkan namanya memastikan bahwa perusahaan tersebut membeli perangkat keras dari Huawei dan memberi merek telepon dengan namanya sendiri.
TD Tech saat ini menjual telepon pintar itu ke pelanggan bisnis, tetapi TD Tech akan menjual telepon pintar itu langsung ke konsumen di cerita JD.com pada akhir tahun, ujar anggota staf itu menambahkan.
TD Tech juga merilis telepon pintar Huawei yang dilabel ulang dengan mereknya sendiri yang disebut TD Tech 5G M40, yang pada dasarnya adalah Mate 40E Huawei, serta rangkaian produk Huawei lainnya dari jam tangan pintar hingga tablet, menurut laporan media Tiongkok.
TD Tech, yang memiliki kantor di kota Beijing, Shanghai, dan Chengdu, adalah sebuah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh TD Tech Holding Limited, sebuah perusahaan yang terdaftar di Hong Kong.
TD Tech Holding didirikan oleh Huawei dan Nokia Siemens Networks pada bulan September 2003. Sejak tahun 2010, Huawei memegang 49 persen saham TD Tech, sementara Nokia Siemens Networks memegang sisa saham itu yaitu 51 persen, menurut sebuah postingan di situs web TD Tech pada waktu itu. Tidak jelas apakah struktur kepemilikan ini telah berubah sejak itu.
Tautan TD Tech ke Huawei meluas ke personel.
Direktur TD Tech Holding adalah Eric Xu, Ketua Huawei yang bergilir, menurut laporan-laporan pada November dari media Tiongkok dan Hong Kong.
Eric Xu juga adalah seorang anggota dewan TD Tech Holding, kata laporan itu.
Sementara itu, manajer umum dan perwakilan hukum TD Tech adalah Dong Biao, seorang manajer senior veteran Huawei, menurut Qichacha, sebuah perusahaan basis data Tiongkok.
Resume Deng Biao yang diposting di situs web Huawei menunjukkan ia bergabung dengan TD Tech pada tahun 1996. Sejak itu ia mengepalai berbagai divisi dari perangkat lunak telekomunikasi dan bisnis jaringan inti hingga kontrol kualitas. Tidak jelas apakah Deng Biao masih bekerja di Huawei.
Honor
Pada November 2020, Huawei menjual bisnis telepon pintar anggaran Honor ke sebuah konsorsium yang dipimpin oleh sebuah perusahaan milik negara di Shenzhen, sebuah langkah yang mengkarantina operasi dari sanksi-sanksi Amerika Serikat. Tidak seperti Huawei, Honor mampu membeli chip 5G yang sangat canggih dari pemasok yang mencakup Qualcomm berbasis di Amerika Serikat dan MediaKit yang berbasis di Taiwan.
Sejak itu Honor melonjak ke peringkat nomor tiga di pasar telepon pintar domestik Tiongkok, dengan pangsa 15 persen di kuartal ketiga tahun ini, menurut penelitian tandingan.
Peruntungan Honor kontras dengan peruntungan Huawei. Honor yang pada puncaknya memegang 46 persen pasar, hanya menyumbang sekitar 8 persen pada kuartal ketiga. Huawei mengatakan pada saat penjualan Honor bahwa pihaknya tidak akan memiliki saham atau menjadi terlibat dalam manajemen atau pengambilan keputusan perusahaan baru itu, yang disebut Teknologi Informasi Zhixinxin Shenzhen. Tetapi dewan dan manajemen senior Teknologi Informasi Zhixinxin Shenzhen menampilkan banyak mantan staf Huawei.
Menurut laporan media Tiongkok, Huawei memindahkan manajer dari bisnis Huawei yang lain untuk memimpin perusahaan baru tersebut.
Lima dari enam anggota dewan Teknologi Informasi Zhixinxin Shenzhen adalah mantan karyawan Huawei.
Ketua, Wan Biao, sebelumnya adalah seorang anggota dewan Huawei dan memimpin bisnis konsumen Huawei dengan segera dipindah ke perusahaan baru itu. Wan Biao berpengalaman dalam membangun rantaii pasokan dan bergabung dengan Teknologi Informasi Zhixinxin Shenzhen untuk membangun area ini, demikian media Tiongkok melaporkan.
Empat anggota dewan Teknologi Informasi Zhixinxin Shenzhen lainnya dari Huawei adalah Zhao Ming, seorang mantan presiden bisnis Honor Huawei, Fang Fei, seorang mantan wakil presiden lini produksi, Li Shanlin, seorang mantan wakil presiden sumber daya manusia, dan Peng Qiu’en, seorang mantan kepala keuangan.
Zhao Ming juga adalah CEO Teknologi Informasi Zhixinxin Shenzhen, menurut laporan-laporan media Tiongkok. Yang Jian, seorang mantan direktur bisnis ritel Huawei untuk wilayah Tiongkok, juga mengambil posisi manajer ritel Honor, menurut media Tiongkok.
Huawei juga memindahkan lebih dari 6.000 karyawan dari bisnis telepon pintarnya ke Honor, kata laporan-laporan media Tiongkok.
Operator Seluler
Huawei juga telah bekerja sama dengan beberapa operator seluler Tiongkok untuk meluncurkan telepon pintar 5G miliknya, bermerek di bawah operator. Beberapa model-model ini mengandung chip-chip 5G dari Qualcomm dan MediaKit, yang keduanya dilarang untuk memasok ke Huawei.
China Telecom pada Juli, sebuah telepon pintar 5G di bawah seri Maimang, yang dulunya adalah kolaborasi antara China Telecom dan Huawei. Tetapi China Telecom mengatakan di Weibo, platform mirip-Twitter di Tiongkok, merek tersebut dijalankan semata-mata oleh operator itu, meskipun tidak mengungkapkan pabrikannya. Meskipun di halaman-halaman web yang menjual daftar telepon Huawei sebagai penyedia layanan purna jual.
China Mobile pada Juni meluncurkan serangkaian telepon pintar 5G di bawah merek NZONE. Model-model itu menggunakan chip-chip 5G dari Mediatek, dan dirancang dan diproduksi oleh Huawei, kata China Mobile saat itu.
Juga pada Juni, China Unicom meluncurkan telepon seluler 5G di bawah label U-Magic miliknya, yang memiliki kesamaan-kesamaan rancangan dengan seri-seri Enjoy Huawei.
The Epoch Times telah menghubungi Huawei, TD Tech, Honor, China Telecom dan China Unicom untuk komentar. (Vv)